Alhamdulillah, Bahtera sudah berusia 3 tahun pada tanggal 3 Juli 2000 ini. Masih balita memang, tapi jangan dilihat dari umurnya, lihatlah sumbangsihnya yang sama sekali tidak termasuk balita.
Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi pengalaman mengenai peran Bahtera buat saya, seorang penerjemah lepas yang berkembang seiring berkembangnya Bahtera.
Saya bekerja melalui medium Internet, dan klien saya tersebar di berbagai pelosok dunia. Sebagian besar komunikasi saya lakukan lewat Internet, sehingga boleh dibilang bahwa saya bekerja di dunia maya.
Di masa awal saya memulai karir ini sekitar 5 tahun yang lalu, saya sungguh merasa kesepian, dalam arti tidak banyak penerjemah Bahasa Indonesia yang malang melintang di Web. Saya hanya bisa meraba-raba ke arah mana saya harus melangkah di dunia baru ini. Perkenalan saya dengan Bashir dan Sofia -- juga melalui dunia maya -- merupakan titik yang sangat menentukan, karena kemudian lahirlah Bahtera yang ternyata menjadi bagian penting dari pekerjaan saya.
Setelah Bahtera lahir, lambat laun 'rasa sepi' mulai berkurang. Ternyata banyak yang bisa diajak berdiskusi di dunia maya ini. Diskusi yang tidak ada habisnya adalah diskusi mengenai peristilahan. Apa padanan kata ini? Kenapa ini harus diterjemahkan? Kenapa kita tidak menyerap saja istilah ini mentah-mentah? Dulu, saya selalu berusaha mencari jawaban yang pasti -- sepasti 'ya' atau 'tidak' -- atas semua pertanyaan itu. Tapi setelah rajin menyimak diskusi di Bahtera, saya berkesimpulan bahwa itu adalah pencarian yang sia-sia, karena sebetulnya tidak ada otoritas yang dapat memberi jawaban pasti. Semua berpulang kepada kita semua sebagai pengguna bahasa yang kita cintai ini. Yang penting, penerjemah harus punya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dalam memutuskan kata apa yang akan digunakan dalam terjemahannya.
Selain itu, berbagai isu mengenai penerjemahan, informasi mengenai kegiatan-kegiatan di dunia non-maya, seperti seminar, konferensi, dll. adalah hal-hal yang sangat menolong saya dalam memperkaya pengetahuan sebagai penerjemah. Belum lagi kesempatan memperoleh pekerjaan baru yang juga "memperkaya" saya. :)
Banyak pula hal lain yang saya dapat diluar isu-isu penerjemahan. Sebelumnya, tak terbayangkan bahwa saya akan punya kesempatan berinteraksi dengan beberapa tokoh top di dunia ini. Ketika saya sedang mempersiapkan diri mengikuti ujian penerjemah di UI, ada suatu buku pedoman penerjemah yang sangat menolong saya. Bayangkan betapa senangnya saya ketika mengetahui bahwa penulis buku pintar itu ternyata menganggotai Bahtera!
Interaksi dengan para anggota juga memperluas wawasan saya. Setelah tiga tahun berlayar bersama Bahtera, ada anggota yang saya sukai karena kepiawaiannya bermain kata-kata, ada yang saya panuti karena kepeduliannya yang besar terhadap kebudayaan dan bahasa daerah di Indonesia, ada yang sangat saya kagumi karena pengetahuannya yang seperti tak berbatas, ada yang posting-posting-nya mendominasi arsip pribadi saya, ada yang saya sukai karena kebijakannya dalam menyikapi berbagai isu di Bahtera, ada juga yang membuat saya berdecak kagum karena hasil karyanya bagi bahasa Indonesia.
Kadang saya berpikir, andai Bahtera tidak ada, dari manakah saya akan memperoleh semua itu? Mengingat saya berangkat dari nol, tanpa latar belakang pendidikan formal di bidang ini.
Buat saya, fungsi Bahtera lengkap sekali: sebagai rumah, sebagai tempat belajar, tempat bercanda sekaligus juga sumber pekerjaan yang menyenangkan.
Tapi, kalau mau jujur, harus diakui bahwa memang sekali-sekali ada juga yang tidak menyenangkan. Biasanya ini menyangkut hal-hal di luar topik Bahtera. Tapi saya tidak mau menggunakan memori di otak saya untuk menyimpan hal-hal yang tidak menyenangkan. Apalagi saya dengar, setiap hari sekian ratus sel otak kita mati dan tak diganti. Jumlah ini akan lebih besar jika orang yang bersangkutan sering begadang. Padahal, penerjemah adalah profesi yang sering membuat pelakunya begadang berhari-hari. Jadi, saya memilih menyimpan yang bagus-bagus saja, sementara untuk yang jelek-jelek, tekan saja tombol delete. Beres.
Sebagaimana biasa terjadi di suatu milis, ada anggota yang menetap dan menjadikan Bahtera salah satu rumahnya -- saya termasuk di antaranya. Ada pula yang datang dan pergi -- semoga mereka kembali suatu saat nanti. Bagaimanapun, semua itu membentuk Bahtera menjadi suatu komunitas yang dinamis, menyenangkan, dan bebas terkendali. Dan saya bersyukur menjadi bagian dari komunitas itu.
Selamat ulang tahun Bahtera, tetaplah kembangkan layarmu dan melajulah dengan segala rasa asah, asih dan asuhmu.
Wiwit M Aswandi
3 Juli 2000