Wisma Bahtera

Arsip Terpilih
 
ISU: TARIF PENERJEMAH
JULI 1997


Date: Sat, 5 Jul 1997 14:57:18 +0700 (GMT)
To: bahtera@lists.singnet.com.sg
From: George Johnstone <perfect_bogor@theoffice.net>

Hi! Bashir

>Penerjemah Bahasa Indonesia sebetulnya sudah rame, tapi
>kurang menyatu. Semoga sukses.

Saya sangat setujuh. Untuk meneruskan satu alur pembahasan dari LANTRA-L baru-baru ini mengenai tarif untuk penterjemah "freelance", saya melihat bahwa pada umumnya para penerjemah di Indonesia kurang yakin akan kemampuannya sehingga tarif ikut merosot. Dari pengamatan saya tarif yang berlaku di Indonesia sangat bervariasi dari tarif yang sangat rendah sampai dengan beberapa orang yang berhasil mendapatkan tarif standar internasional.
Saya harap bahwa dengan Bahtera sebagai wadah pertukaran informasi, pengalaman dan bantuan tehnis, bahwa penerjemah Indonesia dapat meningkatkan kemampuan, profesionalisme dan sebagai akibat tarifnya.

Wasalam


Date: Mon, 7 Jul 1997 10:00:16 +0700 (JAVT)
To: bahtera@lists.singnet.com.sg
From: Wiwit Margawiati Aswandi <aswandi@idola.net.id>
Subject: Re: Tarif penerjemah

Selamat berkenalan 'Pak' George,

Saya tertarik sekali dengan pembicaraan mengenai tarif ini.

>Saya sangat setujuh. Untuk meneruskan satu alur pembahasan dari LANTRA-L
>baru-baru ini mengenai tarif untuk penterjemah "freelance", saya melihat
>bahwa pada umumnya para penerjemah di Indonesia kurang yakin akan
>kemampuannya sehingga tarif ikut merosot.

Merosotnya tarif mungkin juga disebabkan karena memang biaya hidup di sini relatif lebih rendah dibanding di luar negeri. Ketika pertama kali saya menjadi penerjemah penuh dua tahun yang lalu, saya sudah cukup senang dengan tarif Rp 6000 per lembar hasil, karena saya tidak perlu bayar pajak dan biaya operasi relatif rendah. Sejalan dengan berkembangnya basis klien, saya sempat 'terkejut' ketika ditawari honor yang jumlahnya berlipat-lipat.

Lebih terkejut lagi ketika saya tahu berapa tarif standar yang berlaku di
dunia internasional.

Dari pengamatan saya tarif yang
>berlaku di Indonesia sangat bervariasi dari tarif yang sangat rendah sampai
>dengan beberapa orang yang berhasil mendapatkan tarif standar internasional.

Ya, dalam soal tarif, saya pribadi sekarang bersikap sangat fleksibel.
Honor yang saya terima pun sangat bervariasi dalam jangkauan hampir sepuluh kali lipat.
Bagaimana menurut Bapak, apakah baik menerapkan strategi seperti ini?

>Saya harap bahwa dengan Bahtera sebagai wadah pertukaran informasi,
>pengalaman dan bantuan tehnis, bahwa penerjemah Indonesia dapat meningkatkan
>kemampuan, profesionalisme dan sebagai akibat tarifnya.

Amin.
 

Salam,
 

Wiwit M. Aswandi


Date: Wed, 9 Jul 1997 22:25:23 +0700 (JVT)
To: bahtera@lists.singnet.com.sg
From: "Cipaku, Bandung" <sofia@melsa.net.id>
Subject: Tarif penerjemah

Halo George!

>bahwa pada umumnya para penerjemah di Indonesia kurang yakin akan
>kemampuannya sehingga tarif ikut merosot. Dari pengamatan saya tarif yang
>berlaku di Indonesia sangat bervariasi dari tarif yang sangat rendah sampai
>dengan beberapa orang yang berhasil mendapatkan tarif standar internasional.
Memang tarif penerjemahan di Indonesia sangat beragam. Tapi, saya rasa bukan karena orang Indonesia kurang yakin akan kemampuannya, tapi karena masalah "demand and supply". Para penerbit (buku) dan media elektronik (TV swasta) sekarang ini kebanjiran tenaga penerjemah yang "bersedia" dibayar berapa pun. Jadi, kalau kita memasang tarif tinggi, tidak ada gunanya karena mereka bisa segera mencari penerjemah "murah" itu. Soal mutu terjemahan rupanya belum terlalu dipermasalahkan. Anda lihat saja betapa parahnya terjemahan film-film di TV.

Lain dengan kantor penerjemahan yang lebih profesional. Mereka menjaga mutu karena hidupnya memang bergantung pada penerjemah. Dan, penerjemahnya juga pilihan, tidak sembarang "comot". Jadi, honornya juga tentu beda. Betul kan Bashir dan Yan Ilsen? Kalian kan punya biro penerjemah sendiri?

Salam,

SOFIA MANSOOR-NIKSOLIHIN


To: bahtera@lists.singnet.com.sg, sofia@melsa.net.id ("Cipaku, Bandung")
Subject: Re: Tarif penerjemah
Date: Fri, 11 Jul 97 20:56:17 GMT
From: saranan@worldaccess.nl (Yan Ilsen)

"Tentang tarif penterjemah"

Halo Sofia dan George!

> > saya melihat bahwa pada umumnya para penerjemah di Indonesia kurang
> > yakin akan kemampuannya sehingga tarif ikut merosot. Dari pengamatan
> > saya tarif yang berlaku di Indonesia sangat bervariasi dari tarif yang sangat
> > rendah sampai dengan beberapa orang yang berhasil mendapatkan tarif
> > standar internasional.

Menurut saya, standar hanya tetap standar bilamana semua penterjemah bersedia bergoton-royong. Masalahnya, sejauh pengetahuan saya dari hubungan-hubungan dunia penterjemah saya di Jakarta Indonesia, yaitu: tidak ada himpunan penterjemah yang baik, yang tidak ada. Jadi, siapa harus menjaga masalah sepenting standardisasi dan lagipula tidak ada sanksi apapun bilamana penterjemah yang satu mengguna tarif yang sangat jauh di bawah tarif penterjemah yang lain.
Waktu kami, saya dan isteri di Jakarta tahun ini ( bulan Januari lalu), kami mengadakan pembicaraan bersama dengan beberapa penterjemah Indonesia.
Mereka tidak hanya keluh mengenai masalah itu, tetapi juga mengenai masalah himpunannya.
Kami, penterjemah Indonesia di Belanda sangat berminat pada hubungan yang baik dengan himpunan penterjemah yang baik di Indonesia. Kami, penterjemah di Belanda, semuanya sudah tahu bagaimana penting suatu himpunan yang baik untuk para penterjemah yang sah. Kami di Belanda, dengan pasti mau kerjasama dengan para penterjemah yang sah di Indonesia. Jalan terbaik, menurut saya, lewat himpunan yang baik, bukan?
Kami di Belanda bersedia tukar pengalaman dan pengaturan kami agar supaya saling bermanfaat bagi kedua belah sisanya.

> Memang tarif penerjemahan di Indonesia sangat beragam. Tapi, saya rasa
> bukan karena orang Indonesia kurang yakin akan kemampuannya, tapi karena
> masalah "demand and supply". Para penerbit (buku) dan media elektronik (TV
> swasta) sekarang ini kebanjiran tenaga penerjemah yang "bersedia" dibayar
> berapa pun. Jadi, kalau kita memasang tarif tinggi, tidak ada gunanya karena
> mereka bisa segera mencari penerjemah "murah" itu. Soal mutu terjemahan
> rupanya belum terlalu dipermasalahkan. Anda lihat saja betapa parahnya
> terjemahan film-film di TV.

Saya rasa, masalahnya sangat sama dengan uraian saya yang di atas, yakni:
Kekurangan Himpunan Penterjemah Indonesia yang baik.

> Lain dengan kantor penerjemahan yang lebih profesional. Mereka menjaga
> mutu karena hidupnya memang bergantung pada penerjemah. Dan,
> penerjemahnya juga pilihan, tidak sembarang "comot". Jadi, honornya juga
> tentu beda. Betul kan Bashir dan Yan Ilsen? Kalian kan punya biro penerjemah
> sendiri?

Yang diuraikan Bu Sofia memang betul, akan tetapi misalnya di Belanda, para penterjemah dan juga semua biro penterjemah yang sah, harus menandatangani kode kehormatan, baru sesudah mereka menandatangani kode itu, mereka berstatus sah.

Salam dan hormat saya,
Yan.