|
|
Analisa, Senin, 24 September 2001 200 Warga Kristen Pulau Buru di Ambon akan Dipulangkan Ambon, (Analisa) Sedikitnya 200 warga Kristen asal Pulau Buru korban kerusuhan bernuansa SARA di wilayah itu Desember 1999 yang mengungsi di Kompleks Pangkalan TNI-AL Halong Ambon, dalam waktu dekat ini akan dipulangkan ke daerah asalnya. Bupati Buru Rusdy Sangadji di Ambon, Minggu, mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan instansi teknis dan aparat keamanan untuk mempersiapkan rencana pemulangan ratusan warga itu ke daerahnya masing-masing. "Mereka setiap saat berkoordinasi dengan Pemda maupun keluarga mereka yang beragama Islam, terutama menanyakan perkembangan situasi dan kondisi keamanan di Pulau Buru," ujarnya. Rencana pemulangan ratusan warga Kristen itu juga didukung sepenuhnya oleh warga muslim
yang bermukim di kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Maluku Tengah (Malteng)
awal 2000 itu. Mereka bersedia menerima dan hidup berdampingan dengan saudaranya yang
beragama Kristen. "Mereka untuk sementara waktu ditampung di 'base camp' milik perusahaan kayu lapis PT Wainibe Wood Industries, sambil menunggu pembangunan rumah mereka," ujarnya dan menambahkan bahwa guna menunjang aktivitas perekonomian mereka juga telah dibangun pasar kaget dan satu unit SD. Menyangkut pemberdayaan pengungsi, pihaknya telah mengalokasikan dana Rp.2 milyar yang bersumber dari APBD Buru tahun 2001 untuk membangun sedikitnya 30-40 unit rumah penduduk di setiap lokasi, di samping sekolah dan pasar yang bisa digunakan kedua komunitas warga, pemberian bantuan usaha di bidang perikanan, peternakan, dan pertanian. Ditanya tentang jaminan keamanan bagi warga yang akan kembali itu, Sangadji yang didampingi Ketua Bappeda Drs Djunaidy Rupellu mengatakan telah dibicarakan dengan aparat keamanan yang bertugas memulihkan keamanan di wilayah itu. Selain itu, para tokoh agama Islam maupun Kristen di wilayah itu pun telah bersepakat untuk menciptakan perdamaian dan pengembalian warga Buru yang mengungsi di sejumlah daerah lainnya di Maluku. "Namun perlu dicatat bahwa aman tidaknya situasi dan kondisi di Pulau Buru sangat tergantung dan terpengaruh dengan kondisi Kota Ambon sebagai ibukota Provinsi Maluku," ucapnya. Sehubungan dengan itu, ia mengharapkan situasi dan kondisi keamanan Kota Ambon yang semakin kondusif dalam beberapa bulan belakangan ini hendaknya dipertahankan dan dijaga oleh semua komponen di daerah ini. "Jika situasi dan kondisi Kota Ambon kembali memanas dengan sendirinya akan mempengaruhi dan mengacaukan semua upaya rekonsiliasi dan perdamaian yang kini tengah dibangun oleh semua komponen masyarakat di Pulau Buru," ucapnya. Jumlah pengungsi di Pulau Buru kini berangsur-angsur mulai berkurang dan hanya tinggal 9.761 jiwa dari sebelumnya 10.317 jiwa, karena mereka telah diberdayakan hingga menjadi mandiri. (Ant)
|