The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

MENDUNG di BULAN OKTOBER 2001

Hampir sepanjang bulan Oktober 2001 ini, mendung menyelimuti Poso. Beberapa desa yang penduduknya mayoritas Kristen diserang tanpa alasan, terjadi penghadangan, pembantaian dan penculikan warga Kristen, oleh jihad di Kabupaten Poso. Liputan berikut merupakan rangkuman kejadian sampai dengan 24 Oktober 2001.

01 Oktober 2001 : PENYERANGAN DESA TOMATA

Sekitar pk. 01.30 dinihari desa kristen Tomata kebali diserang oleh pasukan jihad dari Korontowu dengan menggunakan senjata api organik dan rakitan serta Bom. 3 buah Bom diledakan Jihad ke sebuah gedung Gereja sehingga hancur termasuk satu rumah Konsistori, satu buah sekolah dan perumahan guru dibom dan dibakar habis, 66 rumah penduduk dan 11 unit sepeda motor. Jihad menembak mati satu orang warga atas nama Darma Monina (21), tewas di tempat akibat di tembak pada bagian kepala dan dada. Yulius Wileliku (40) kena tembak pada bagian kaki kanan dan Ester Paholagu (30) kena tembak pada bagian tangan sebelah kanan. Korontowu adalah nama kawasan hutan yang terletak dekat dari desa-desa Peleru, Era dan Mayumba Kecamatan Mori Atas Kabupaten Morowali. Sedangkan Kabupaten Morowali adalah pengembangan Kabupaten Poso dan Kecamatan Mori Atas berbatasan dengan Kecamatan Pamona Timur Kabupaten Poso. Kawasan Hutan Korontowu saat ini dijadikan basis dan markas Jihad melakukan latihan militer dan operasi penyerangan ke desa-desa kristen disekitarnya.

12 Oktober 2001 : BUS OMEGA DI BOM

Jumat, 12 Oktober 2001, sekitar jam 13.00 witeng siang bus penumpang jurusan Tentena Palu (PO OMEGA)di hadang dan di lempari bom oleh jihad di dusun Maranda desa Kilo Kecamatan Poso Pesisir (40 Kilo dari Poso). Akibatnya beberapa penumpang mengalami luka- luka dan mobil mengalami kerusakan. Peristiwa ini adalah yang kedua kalinya di alami PO OMEGA. Sementara itu sampai dengan saat ini jihad terus melakukan berbagai aksi penyerangan dan teror ke beberapa daerah kristen lainnya. Di tetangga desa Peleru yaitu : desa Era dan Mayumba di Kecamatan Mori Atas Kabupaten Morowali, jihad selalu meneror dengan cara melepaskan tembakan kearah desa-desa tersebut dengan maksud menakut-nakuti warga kristen.

14 Oktober 2001 : BUS ANTARIKSA DITEMBAK JIHAD, 1 TEWAS 7 LUKA.

Bus penumpang jurusan Tentena - Palu PO Antariksa DN 7725 A pada hari Minggu, 14 Oktober sekitar pk. 15.00 witeng, dihadang dan di tembaki jihad di sebuah pendakian antara desa Maleali dan Sausu Kabupaten Donggala dalam perjalanannya ke Palu dari Tentena Kabupaten poso, Sulawesi Tengah. Daerah ini adalah daerah perkebunan dan hutan sehingga tidak ada pemukiman penduduk. Puluhan jihad lengkap dengan senjata api organik otomatis bersembunyi di kebun cokelat sebelah kanan jalan. Ketika sedang mendaki melewati perkebunan cokelat bus Antariksa yang membawa penumpang sekitar 30 orang tersebut tiba-tiba di hadang jihad sambil melepaskan tembakan beruntun dengan senapan otomatisnya. Ban mobil langsung kempes kena tembakan demikian juga seluruh kaca mobil hancur berantakan dan badan mobil berlubang-lubang kena tembakan. Bus tersebut juga dilempari bom namun jatuh sekitar 4 meter dari badan bus. Akibat penyerangan ini satu orang penumpang tewas dan 8 orang luka-luka. Yang sudah teridentifikasi nama-namanya: Nona (22) warga Desa Silanca Poso, tewas ditempat Son (40) Sopir bus, luka tembak di telinga Ny. Mangela (34) tertembak di lengan kanan dan pantat bagian kanan (parah). Ny. Wilhemina Manoreh (64) tertembak pada pantat bagian kiri Ny. Yessy Gaibu Banjolu (42) Ny.Djumiaty (30) Tiga orang lainnya yang terluka tidak sempat teridentifikasi namanya namun mereka sempat berobat di RSU Parigi, 100 Km. dari Palu.

16 Oktober 2001 : BARAK PENGUNGSI KRISTEN DI SERANG JIHAD

Salah satu barak pengungsi yang dihuni sekitar 30 KK atau 200 Jiwa warga Kristen di desa Madale (4 Km dari Poso) diserang puluhan jihad yang dilengkapi dengan senjata api otomatis, pada hari Rabu, 16 Oktober 2001 sekitar jam 03.00 subuh. Jihad menyerang dari arah pohon-pohon kelapa yang berada di sekitar barak tersebut walaupun ada pos penjagaan TNI. Di desa ini terdapat 3 barak pengungsi dimana barak pengungsi kristen hanya satu dan diapit oleh barak pengungsi muslim. Awal penyerangan jihad dimulai dengan membakar ujung barak tersebut sehingga orang-orang keluar untuk mengetahui kebakaran tersebut, namun pada saat yang bersamaan mereka diserang dengan tembakan-tembakan mengakibatkan jatuhnya korban tewas dan luka-luka : Yambi Pio (56) tewas tertembak pada dada. Lukas Salimpa (70) luka berat, kedua paha tertembak. Sebelum meninggal, Yambi Pio sempat di bawa ke Puskesmas Tagolu namun nyawanya tidak tertolong. Sedangkan Lukas Salimpa dipindahkan ke RSU Tentena dari Puskesmas Tagolu karena lukanya sangat parah. Pihak Kapolres Poso via Kapolsek Tentena menghubungi Crisis Center agar mengevakuasi warga kristen tersebut dan akan menjemput pengungsi di desa Tagolu (8 Km dari Poso atau 50 Km dari Tentena). Tetapi setelah tim tiba di Tagolu ternyata pengungsi Madale tidak berada di desa tersebut. Oleh aparat di desa Tagolu mengatakan bahwa pihak Kodim Poso menjamin keamanan di Madale. Desa Madale adalah salah satu desa yang akan dijadikan percontohan oleh Pemerintah Poso/Kodim Poso bahwa yang bertikai bisa hidup bersama dalam satu desa. Sementara pihak Crisis Center sangat menyesali sikap aparat keamanan yang memberikan jaminan keamanan namun tidak becus di lapangan. Mereka sudah korban, harta bendanya di jarah dan di bakar apakah nyawa manusia harus dijadikan kelinci percobaan perdamaian. Yang perlu menjadi perhatian, adalah kenapa ada senjata di dalam barak ?????????????????

17 Oktober 2001 : BUS ALUGORO DIBAKAR

Berbagai peristiwa penyerangan-penyerangan desa-desa kristen dan penghadangan bus membuat masyarakat kristen sangat gusar dan kecewa terhadap pemerintah / aparat keamanan yang tidak mengambil tindakan tegas terhadap jihad yang jelas di ketahui keberadaannya dan penyerangan yang mereka lakukan. Mereka bukanlah penduduk Poso melainkan pendatang yang semakin memperkeruh situasi di Poso. Rabu 17 Oktober 2001 kelompok warga kristen melampiaskan kegusarannya dengan mencegat bus penumpang Alugoro jurusan Kolonedale-Palu di desa Kamba Kecamatan Pamona Timur. Seluruh penumpangnya di suruh keluar lalu bus tersebut di bakar.

18 Oktober 2001 : SWEEPING KTP, 1 TEWAS

Sejak pagi hari massa muslim melakukan razia KTP di Poso. Mereka mencegat setiap mobil yang lewat dan memeriksa KTP setiap penumpangnya. Sekitar pk. 15.00 WITENG. Sebuah bus penumpang jurusan Palu-Luwuk (PO Primadona) di cegat dan di temukan seorang pria yang beragama kristen, langsung saja jihad membantai dan menembak perutnya sehingga tewas. Korban dilarikan ke RSU Poso dan dimakamkan di Kelurahan Kawua Kecamatan Poso Kota. Dua bus jurusan Palu-Toraja yaitu PO Buntu Ria dan Batutumonga dilempari massa muslim di dekat masjid Kelurahan Kayamanya yang juga dekat dengan Pos penjagaan keamanan dari satuan Brimob. Kaca- kaca bus hancur demikian juga dengan badan mobil rusak berat namun mobil berhasil melanjutkan perjalanannya sampai ke tujuan di Toraja Sulawesi Selatan. Selain itu sebuah mobil kijang juga di cegat massa muslim namun penumpangnya berhasil di selamatkan aparat keamanan. Sementara di Tabalu Kecamatan Poso Pesisir, jihad mencegat sebuah HardTop milik Bapak Tarima (kristen), mobil di bakar dan penumpangnya tidak diketahui nasibnya. Jihad masih terus melakukan sweeping di Kota Poso dan sekitarnya sehingga hubungan darat dari Tentena ke Palu lewat Poso Kota untuk sementara tertutup bagi warga kristen.

19 Oktober 2001 : POLISI MENANGKAP POLISI DAN JIHAD DARI AMBON

Pada hari Jumat, 19 Oktober 2001 aparat keamanan POLDA Sulteng berhasil menangkap 15 anggota jihad dari Ambon yang dipimpin oleh SERTU POL. ABDUL RAIS dari POLDA AMBON dengan dua senjata api dan bom ketika mereka sedang mengisi air ke Kapal Motor Ikan di perairan Balantak, Kabupaten Luwuk Sulawesi Tengah dalam perjalananya pulang ke Ambon setelah menurunkan 30 jihad dengan ribuan amunisi dan persenjataan di Poso.

20 Oktober 2001 : DESA BETALEMBA DISERANG JIHAD

Sabtu 20 Oktober jam 21.00 Witeng sampai dengan Minggu 21 Oktober 2001 jam 07.00 witeng ratusan jihad bersenjata api otomatis kembali melakukan serangan ke daerah kristen di desa Betalemba Kecamatan Poso Pesisir. Warga kristen melakukan pertahanan apa adanya. Aparat TNI dan Brimob yang berjaga di desa tersebut ikut menjadi korban tembakan jihad sehingga jatuh korban dua orang meninggal dunia. Jihad berhasil membakar sekitar 30 rumah warga kristen dan menembak mati dua orang aparat keamanan yaitu : Bripda Pol. (BRIMOB) Ardiansyah dan satu anggota TNI AD yang belum teridentifikasi nama dan kesatuannya. Bripda Ardiansyah di naikkan pangkatnya menjadi Briptu. Dan sudah di kebumikan pada Minggu malam di pekuburan umum Wani, Kabupaten Donggala setelah sebelumnya dilakukan upacara pemakaman secara militer di markas Brimob Mamboro-Palu yang di pimpimpin oleh Kapolda Sulteng Brigjen Zainal Abidin Ishak. Sedangkan di pihak jihad 30 orang tewas dan 38 orang berhasil ditangkap dan ditahan. Terlihat bahwa mereka yang tewas dan berhasil ditangkap (kini ditahan di POLDA PALU)bentuk badan besar, berjenggot panjang dan tidak bisa berbahasa Indonesia. Akibat penahanan yang dilakukan aparat keamanan di POLRES Poso masa jihad lainnya melakukan demo ke Polres Poso pada Minggu siang 21 Oktober 2001 sampai sore untuk menuntut pembebasan 38 jihad yang di tangkap. Massa jihad meledakkan bom di halaman Polres Poso kelurahan Gebangrejo yang suara dan getarannya terasa sampai di kelurahan Kawua Poso yang jaraknya sekitar 3 Km. Karena situasi tidak mengijinkan maka ke 38 tahanan itu di bawa dan di tahan di POLDA Palu.

21 Oktober 2001 : 3 WARGA TEWAS, 1 DICULIK JIHAD

Ambrosius Reakale (Kristen) dan Yono (anggota TNI) dari desa Watuawu tewas ditembak jihad sekitar jam 10.00 witeng. Saat itu mereka kembali dari mencari ikan di Kecamatan Tojo dan melintasi desa muslim Toyado, tiba-tiba mereka di tembak jihad dari belakang sehingga peluru tembus ke depan mengenai anggota TNI yang sedang membonceng tersebut. Keduanya meninggal dan jenasahnya di evakuasi ke puskesmas Tagolu oleh aparat TNI yang bertugas di Desa Tagolu. Sementara pada hari yang sama jihad juga membunuh satu warga Kristen peranakan china, bernama ONI PAKAIYA (50) dari desa muslim Ampana yang akan mengambil hasil kebunnya (cengkeh, kelapa dan Kakao) di desa muslim Toyado Kecamatan Poso pesisir, korban tewas penuh luka bacokan karena dibantai jihad, terdapat luka menganga pada bagian mata kanan korban. Korban mengendarai mobil kijang warna merah melintasi desa muslim Toyado bersama dua orang lainnya, Vanya dan Mokodongan, seorang anggota TNI dari Kipan 711 Kawua. Mobil di cegat kemudian korban di seret lalu dibantai sedangkan dua orang lainnya dibiarkan pergi karena beragama islam. Masih pada tanggal yang sama sebuah bus penumpang (PO Super Motor) dari Luwuk tujuan Palu dihadang sekitar 50 orang jihad di desa muslim Labuhan Kecamatan Lage. Mobil di hentikan, mereka mencari penumpang warga kristen dan mereka menemukan seorang ibu dan anak laki-lakinya berumur 8 tahun. Anak tersebut ditarik keluar dengan sangat kasar dari pangkuan ibunya dan menyeretnya diaspal. Anak tersebut menangis ketakutan dan menjerit memanggil- manggil ibunya, jihad terus menyeretnya dan membawa lari anak itu ke dalam hutan sementara ibunya hanya mampu menangis histeris hingga shock. Sampai sekarang belum diketahui nasib anak itu.

Received via email from: NS @ Ambon@yahoogroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com