
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67
Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044
|
|
From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Wed, 05 Sep 2001 09:57:46
MENYERANG, MENGAKU DISERANG, LALU MARAH?
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Peristiwa "baku tembak antar speedboat" di sekitar Pulau Pombo sangat menarik perhatian
mediamassa, sehingga tidak kurang dari 15 media memberitakannya, dan ada yang sampai 2
kali. Apakah media-media tersebut memberitakan "yang sebenarnya"? Itulah yang akan kita
analisa nanti, untuk menjawab pertanyaan yang tercermin dari "jusdul" di atas, "Siapa yang
menyerang dan siapa yang diserang, lalu siapa yang harus marah?"
Pada dasarnya, sebagian besar dari media-media ini "mengutip" ANTARA sebagai bahan
dasar, kemudian diimprovisasi di sana-sini, sesuai kebutuhan dan tujuan. Karena itu, tidak
semua media akan saya kutip di sini! Silahkan menyimak!
Source: CRISIS CENTRE DIOCESE OF AMBOINA; Date: 2001-09-01
THE SITUATION IN AMBON/MOLUCCAS-Report no. 196
1. SPEEDBOAT BATTLE-At about 7.00 a.m. on August 31 speedboat Ina Risa 3 left the village
of Passo on the island of Ambon, bound for the village of Kamariang, not far from Kairatu, on
the south coast of the island of Ceram. Passing the tiny island of Pombo, lying off the
destroyed village of Waai, this speedboat, while having engine failure, was shot at by four other
speedboats. A accompanying Brimob police officer, named Dewa, answered the shooting by
firing at the assailants. Meanwhile they had succeeded in getting the outboard engine running
again. When a bullet struck the helmsman at his abdomen, a protestant minister took over the
rudder and-with five other passengers injured-took the vessel to safety at last at Kairatu. The
helmsman succumbed in the hospital early this morning. On the four attacking speedboats at
least five people are reported to have been killed: besides three civilians, killed were also a
stray member of the 733 Infantery Battalion on his way to Masohi in order to get married, and a
Brimob policeman. Four others were wounded. That makes an overall total of six killed and nine
wounded. This sad event is from muslim side reported upon as having been initiated by
shooting activity aimed at one of their speedboats when on its route from the village of Morela,
island Ambon, to the town of Masohi, south Ceram. It is reported that the island of Pombo now
has immediately been occupied by muslim jihad forces. Commentary of police chief
commander Edi Darnadi on this incident: "All these destructive actions emanate from a small
minority that is determined to have the conflict going on."
JOSHUA:
Saya harap tidak ada persangkaan apa-apa, jika saya memilih sumber berita di atas sebagai
"acuan" saya! Sumber tersebut layak dipercaya, dan jika ada "kesalahan" di dalam beritanya,
saya selalu melihat "kejujuran" sumber tersebut didalam mengakui kesalahan dan meralatnya!
Singkatnya, speedboat Ina Risa-3 (Kristen), rute Passo-Kamariang, diserang oleh "4
speedboat Muslim" di dekat Pulau Pombo! Ina Risa-3 dikawal oleh seorang Aparat Brimob
(Dewa), sedangkan dua aparat, masing-masing dari Brimob dan Yon-733 di pihak penyerang
Muslim, terbunuh! Anggota TNI, Yon 733 tersebut hendak ke Masohi (Seram Barat) untuk
menikah! Peristiwa ini diakui pihak Muslim, sebagai "balasan atas penembakan speedboat
Muslim dari desa Morela (Ambon) menuju Masohi!
SOURCE: REPUBLIKA : DATE : 2001-09-01
Seorang Lagi Tewas, Korban Penembakan Speedboat
Laporan: Sukirno
Insiden baku tembak dari sejumlah speedboat dengan peristiwa awal menurut versi yang
berbeda oleh masing-masing komunal, mengakibatkan empat orang menjalani perawatan di
Rumah Sakit Alfatah Ambon dan tiga lainnya di Puskesmas Kairatu.
JOSHUA:
Saya tidak menolak bahwa di dalam banyak hal, sering terdapat paling tidak, "two sided story"
(cerita dua versi). Untuk menilai ‘versi’ mana yang memiliki kemungkinan lebih di dalam hal
"kebenaran", tentu ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, terutama mengenai "logika"
dan "kekompakkan" masing-masing versi. Coba kita perhatikan kedua hal di atas pada
kutipan-kutipan selanjutnya di bawah ini.
SOURSE: TEMPO; DATE: 2001-09-01
Dua Aparat Tewas Ditembak di Perairan Wairiang Ambon
Prajurit Satu (Pratu) Rusli Hadi anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 733 Ambon tewas akibat
timah panas yang menembus dada kirinya. Sedangkan Bharatu Dua (Bharada) Sanil Syarif Eli
anggota Brimob Polda Maluku tewas seketika akibat luka tembak dibagian kepala. Kedua
petugas itu diserang ketika tengah mengawal sepuluh orang penduduk yang hendak
menyeberang dari Desa Mamala ke Desa Kailolo di Kabupaten Maluku Tengah.
JOSHUA:
Perhatikan bahwa kedua Aparat yang tertembak mati, dikatakan sedang melakukan
"pengawalan terhadap speedboat Muslim, dari desa "Mamala" (Ambon), menuju desa "Kailolo"
(Haruku)! Jika anda melihat peta, argumentasi ini "masuk akal", karena jalur Mamala-Kailolo
memang dapat dikatakan "menyerempet perairan di sekitar Pulau Pombo"! Yang jadi masalah
di sini adalah bahwa Pratu Rusdi Hardi (Yon-733) dikatakan hendak ke Masohi untuk menikah
di sana! Markas Yon-733 sendiri terdapat di desa "Waiheru" dan "Wayame" (Ambon), dan dari
kedua desa ini, seseorang(Muslim) yang akan ke Masohi, biasanya melalui Pelabuhan Tulehu
(desa Muslim). Sedang bikin apa si Pratu Rusdi Hardi di desa Mamala? Dalam tugas? Saya
tidak mendapatkan informasi tentang alasan keberadaan almarhum di Mamala!
SOURCE: KOMPAS; DATE : 2001-09-01
Dua Tewas, Sepuluh Luka Akibat Baku Tembak di Maluku Tengah
Ambon, Sabtu
Data dari RS Al-Fatah menyebutkan, insiden ini berawal karena penembakan terhadap satu
speedboat dari Desa Morella, Pulau Ambon-Masohi, ibukota Kabupaten Maluku Tengah saat
berada di sekitar perairan Pulau Pombo oleh satu speedboat lainnya. Berondongan tembakan
terhadap speedboat dari Morela itu semakin beruntun setelah empat speedboat lainnya
membantu sehingga Pratu Rusly yang berangkat ke Masohi untuk tujuan pengurusan
pernikahan bersama Prada Pol Sanel Ely sebagai pengawal speedboat terkena tembakan dan
akhirnya meninggal dunia.
JOSHUA:
Kembali lagi kita disuguhi dengan argumen pertama, bahwa speed boat naas itu sedang
menuju Masohi, dan Pratu Rusly (Rusdi?) hendak ke Masohi untuk melangsungkan
pernikahannya! Bedanya, speedboat tersebut berasal dari "Morela" dan bukan "Mamala",
walaupun kedua desa Muslim ini tidak terlalu berjauhan satu dengan lainnya! Padahal,
"penyerangan terhadap speedboat dari Morela tersebut digunakan sebagai alasan pembalasan
pihak Muslim, yang menyerang speedboat Ina Risa-3 di sekitar pulau Pombo! "Pembalasan di
sekitar Pulau Pombo" itulah yang menewaskan kedua Aparat Brimob dan Yon-733 tersebut!
Mengapa "alasan pembalasan" (penembakan speedboat Morela), dan "pembalasan"-nya ( atas
speedboat Ina Risa-3) bisa jadi "satu peristiwa seperti ini"?? Lagipula, jika anda melihat Peta
lagi, seharusnya speedboat dari "Mamala/Morela" yang ke Masohi, tidak sampai melenceng
ke selatan mendekati Pulau Pombo"! Lagipula, saya tidak melihat alasan lain, selain dari
"nekad" dan "tidak berakal sehat", jika ada speedboat Kristen yang mau menyerang speedboat
Muslim di sekitar Pulau Pombo, yang dapat saya katakan sebagai "tepat di depan Mesjid"! Di
sebelah Timur, mereka akan berhadapan dengan desa-desa Muslim "Kailolo, Kabau dan
Ruhumony" (Haruku)! Di sebelah Barat ada desa Muslim "Tule hu dan Tenga-Tenga" (Ambon),
serta desa "Waai" (desa Kristen yang sudah hancur dan dikuasai laskar jahad-Ambon)!
Desa-desa terdekat setelah itu malah desa Muslim "Liang" (Ambon) dan desa Muslim
"Pelauw" (Haruku)! Jika benar bahwa speedboat Ina Risa-3 berada di antara ke 5 speedboat
yang menyerang, dan malah menjadi inisiator penyerangan, mengapa hanya ada satu orang
yang bersenjata, yaitu seorang Anggota Brimob? Cobalah anda berlogika dengan "skenario"
ini! Saya "tidak" mengatakan bahwa pihak Kristen tidak bisa menjadi agresor, tetapi apa yang
dimajukan sebagai "alasan dan kronolgi", tidak bisa meyakinkan saya. Jika saya tanyakan,
"Jika 5 speedboat Kristen menyerang, mengapa korban hanya ada pada speedboat Ina
Risa-3?" Anda bisa menjawab, "Karena Ina Risa-3 lah yang mulai menyerang!" Anda benar!
Apakah hanya ke Ina Risa-3 mereka mengarahkan tembakan balasan, padahal (jika benar
terjadi) beberapa saat sete lah bantuan 4 speedboat Kristen datang, barulah kedua orang Polisi
dan Tentara itu tertembak?
Jika anda tidak segera "naik pitam" hanya dengan membaca nama "Joshua", tentu anda akan
lebih dari mampu untuk memeras intisari (kebenaran/dusta) dari cerita di atas (jika ada).
Cobalah!
SOURSE: TEMPO; DATE: 2001-09-01
Salah seorang korban, Agil Papulhehe (30) kepada Tempo News Room mengatakan bahwa
ada sekiar enam speedboat yang mengepung mereka. "Waktu itu kita dikepung enam
speedboat dan ditembaki," tuturnya. Kepala Satuan Reserse Polres Pulau Ambon, Komisaris
Polisi Aryanto, membenarkan terjadinya insiden tersebut. Ia juga mengatakan bahwa memang
terdapat korban tewas dari pihak kemanan yang melakukan pengawalan terhadap speedboat
tersebut. "Korban yang meninggal dua orang, kedua-duanya dari pihak aparat keamanan yang
melakukan pengawalan. Sementara itu dawi warga sendiri ada lima orang yang mengalami
luka tembak dan satu orang korban lagi belum dapat diketahui identitasnya," ujar Aryanto.
JOSHUA:
"Logika dan kekompakan cerita makin parah"! Setelah diserang oleh speedboat Ina Risa-3,
yang kemudian dibantu oleh 4 speed-boat lain (Kristen), seorang "korban" yang lalu menjadi
"saksi", mengatakan bahwa mereka "dikepung dan ditembaki oleh 6 speed boat"! Hal ini
semakin parah, karena seorang "Kepala Satuan Reserse Polres Pulau Ambon, Komisaris
Polisi Aryanto, membenarkan terjadinya insiden tersebut"! Insiden yang mana? "Diserang oleh
1, 5 atau 6 speedboat, atau menyerang Ina Risa-3, tapi ditimpa sial? Komisaris Polisi "brilyan"
ini juga membantah cerita "ke Masohi untuk menikah", serta membenarkan cerita "mengawal
speedboat"! Kembali saya ingin bertanya, "Sedang bikin apa Aparat Yon-733 tersebut di luar
markasnya?" Jika sedang mengemban tugas "jaga" di Mamala (atau Morela?), atau "tugas
pengawalan speedboat", apakah penugasan tersebut bisa dibuktikan, misalnya dengan
menunjukan semacam "surat tugasnya"?
Semuanya ini akan menjadi jelas, setelah kita mengikuti beberapa cuplikan "berita khusus" di
bawah ini!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
MUSLIMIN LANCARKAN SERANGAN BALASAN, 10 OBET JADI KORBAN
Ambon, Laskarjihad.or.id (01/09/2001)
Penembakan Minibus Ikhsan di desa Waai oleh perusuh Kristen yang menimbulkan jatuhnya 5
orang korban luka di pihak warga muslim ternyata berbuntut panjang. Setelah mengalami
penembakan demi penembakan oleh kelompok Kristen, muslimin melakukan serangan
balasan dengan menyerang speed Kristen yang melintas di perairan Pulau Pombo Kecamatan
Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Pembalasan oleh muslimin itu menyebabkan perairan
sekitar pulau Pombo semakin berkecamuk setelah beberapa waktu lamanya berada dalam
keadaan tenang.
JOSHUA:
Sekarang jelas bukan? Tidak ada alasan "penyerangan speddboat Muslim dari Morela", sebab
peristiwa itu sendiri "tidak pernah terjadi"! Apakah anda masih mau percaya bahwa "Al-Fatah"
itu masih sebuah Mesjid dalam arti yang sebenarnya ataukah semacam "sarang ular para
pendusta dan penipu"? Speedboat Ina Risa-3 (Kristen) memang diserang dengan sengaja,
sebagai pembalasan atas "penembakan angkot di desa Waai, oleh penembak bercelana
loreng, berkaos gelap dan memakai tutup muka", yang kemudian identifikasi secara amat
bodoh oleh "laskar jahad" sebagai warga Kristen!? Mungkin karena kaosnya bergambar
"salib"? Ataukah karena "loreng" itu adalah "seragam Gereja"!?
Semua penyusupan ke wilayah Kristen, mulai dari Soya Kecil, Kusu-Kusu hingga Gonzalo,
dan penyerangan berulang terhadap desa Kristen, Alang Asude, d ilakukan oleh kelompok
"berseragam loreng, kaos gelap dan tutup wajah"! Kelompok dengan ciri khas ini, kemudian
muncul di ‘bekas desa Waai’, dan korbannya adalah Muslim! Paling mudah memang untuk
mencap mereka sebagai "Kristen", dan perkara selesai! Jika saya yang menyerang, saya tidak
akan menampakkan diri, menembak ban, mobil terjungkal, yang keluar tembak, sisanya
dibom! Sederhana, cepat dan tanpa jejak (ciri-ciri) dan tanpa saksi! Jika saya menampakkan
diri didalam kostum khas "ninja loreng", maka tujuan saya bukan membunuh Muslim, tetapi
"menghasut Muslim" untuk memusuhi "laskar jahad",atau memusuhi "Kristen" (karena
sangkaan termudah tadi)! Dalam hal ini, saya bisa bekerja atas nama Kristen, atau atas nama
"pihak ketiga", yang pada dasarnya mengharapkan kelanggengan kerusuhan Maluku!
Kemungkinan lain, "laskar jahad" sendiri yg. melakukan hal itu, untuk mengkambinghitamkan
pihak Kristen, sekaligus "menyingkirkan Muslim vokal atau yang berpengaruh"! Bukankan
pernah, "suami-isteri" yang tidak simpati terhadap "laskar jahad", dibom bersama rumahnya, di
sekitar Ahuru? Cobalah pertimbangkan semua kemungkinan dengan tidak memikirkan sia pa
yang berbicara (paling tidak untuk saat mendatang)"!
Sekarang anda saya persilahkan untuk membaca "laporan heroik" yang membuka tabir
kesimpang-siuran berita tentang "insiden Pulau Pombo"!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Pagi tadi (31/8) sekitar pukul 08.30 WIT pihak muslimin dengan menggunakan dua speed boat
berangkat menuju perairan Pulau Pombo yang sering dilalui oleh speed-speed Kristen.
Sepasukan muslimin tersebut berangkat dari pelabuhan Liang sekitar pukul 07.00 WIT.
Sesampainya di perairan Pulau Pombo, mereka berpapasan dengan speed Ina Risa 3 yang
berasal dari Passo. Speed Ina Risa 3 yang dikemudikan oleh Yulius Kainama itu memuat
sekitar 10 orang penumpang dari Passo menuju Kairatu. Begitu mendekati sasaran, muslimin
segera melancarkan serangan. Kontak senjata akhirnya tak terelakkan. Kontak senjata antar
kedua komunitas tersebut berlangsung kurang lebih 30 menit. Namun waktu yang sesingkat itu
mampu memberikan hasil yang cukup memuaskan. Hampir seluruh penumpang speed Ina
Risa 3 menjadi korban termasuk juru mudi speed Yulius Kainama. Beberapa korban lain yang
masih bisa teridentifikasi antara lain Yansen, Nieke Sitania, Dominggus, Daniel Tuapatimai dan
seorang aparat Kristen yang berada di speed tersebut.
JOSHUA:
Sudah puas? Apakah saya salah menetapkan "acuan" saya pada CCDA-196? Istilah
"penyerang yang ditimpa sial" juga tidak jauh dari kebenaran! Saya malah ingin menamakan
peristiwa ini sebagai "pembalasan yang memalukan"! Coba baca yang di bawah ini!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Sedangkan di pihak muslim tercatat dua orang meninggal dan tiga orang lainnya luka-luka
dalam pertempuran tersebut. Korban meninggal tersebut masing-masing Sani Elly (21) dan
Rusliadi (23). Sanny Elly dikabarkan meninggal seketika di medan pertempuran dengan luka di
dahinya, sementara Rusdi meninggal sesampainya di RS Al-Fatah karena luka yang serius di
bagian dada. Bahkan menurut para saksi mata yang turut mengangkat jenasah Sanny Elly
Mengungkapkan keheranannya dengan raut muka Sanny. Saksi tersebut mengatakan bahwa
Sanny meninggal dalam keadaan wajahnya tersenyum, seolah-olah dirinya masih hidup.
JOSHUA:
Setelah kita disuguhi dengan cerita "ke Masohi untuk menikah", lalu cerita "mengawal
speedboat yang entah dari Mamala ke Kailolo atau Morela ke Masohi", yang "disahkan Kepala
Satuan Reserse Polres Pulau Ambon, Komisaris Polisi Aryanto", yang amat pandai dan
akurat, "laskar jahad" malah "tidak menyebutkan kenyataan bahwa kedua korban
‘penyerang’ itu adalah Anggota Polisi (Brimob) dan TNI, Yon-733! Anda pasti sudah tahu
alasannya! Saya merasa "amat sangat kasihan" pada mereka-mereka yang mau dan rela
ditipu serta dibodohi dengan "dusta yang tidak berinteligensia" dari Al-Fatah dan "laskar jahad"!
Alangkah menyedihkan!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Sementara itu, situasi kota Ambon terutama sekitar pelataran Masjid Raya Al-Fatah sempat
memanas dengan adanya kejadian beberapa hari terakhir. Setelah emosi masyarakat muslim
meledak akibat tertembaknya 5 orang warga muslim di desa Waai kemarin, kini mereka
kembali melihat jatuhnya korban di pihak muslim dalam kontak senjata di perairan Pulau
Pombo pagi tadi. Apalagi ketika mereka menyaksikan jenasah Sanny Elly tiba di RS Al-Fatah.
Seolah-olah masyarakat muslim ingin segera turun ke medan pertempuran untuk
menghabiskan para pemberontak Kristen RMS yang selama ini selalu menimbulkan
kekacauan. (fs)
JOSHUA:
Setelah menyembunyikan "kartu anggota TNI/Polri" dari kedua korban, mulailah "laskar jahad
berakhlak iblis" menghasut umat dengan "cerita cengeng" yang penuh air mata! Tidak
ketinggalan "pemoles bibir ular" mereka untuk menipu dan membodohi umat tentang Maluku,
melalui cerita tentang RMS! Mereka menyerang (membalas, kata "laskar jahad), lalu mereka
tewas di dalam penyerangan tersebut! Apa yang harus diamuki?
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Insiden di Pulau Pombo, Ambon Semakin Tegang
Ambon, Laskarjihad.or.id (01/09/2001)
Insiden tembak menembak di perairan Pulau Pombo yang mengakibatkan jatuhnya korban di
pihak Muslim pagi tadi, tak urung menyulut ketegangan di kota Ambon. Massa Muslim yang
marah berupaya memasuki wilayah Kristen melalui Jl. AM. Sangadji menuju perempatan Tugu
Trikora. Namun keinginan massa Muslim ini akhirnya digagalkan aparat keamanan dari Yonif
143/Sriwijaya.
JOSHUA:
Inilah "hasil penipuan dan pembodohan" yang dilakukan oleh "laskar jahad"! Umat menjadi "liar
dan kehilangan akal-sehat"! "Siapa menyerang dan siapa yang diserang, lalu siapa yang harus
marah?" Logika umat sudah dijungkir-balikkan oleh setan penipu, pembodoh dan penunggang
agama!
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Sebagaimana diketahui, tembak menembak antara speed Muslim dan speed Kristen Ina Risa
3 terjadi di perairan Pulau Pombo, Laut Seram, pagi tadi (31/8) sekitar 08.30 WIT. Akibat
insiden ini, di pihak Muslim terdapat dua korban jiwa masing-masing Rusdi dan . Sementara
sejumlah warga sipil Muslim lainnya mengalami luka yang cukup parah. Saat para korban
meninggal dan luka tiba di RS. Al-Fatah sekitar pukul 09.30 WIT, kemarahan warga Muslim
pun sontak muncul. Kemarahan umat Islam pun makin bertambah saat mengetahui dua korban
yang meninggal adalah aparat keamanan.
JOSHUA:
Karena "bodoh dan jahad", penipu menelanjangi dirinya sendiri, asalkan "hasutannya" manjur
untuk membabi-butakan umat!!! Di dalam lain berita, "laskar idiot" ini tidak menyebutkan
"pembalasan" atau "serangan balasan", supaya "kartu anggota" korban ‘ penyerang’ dapat
digunakan untuk menghasut! Dusta yg. amat bodoh ini tentu berharap bahwa "umat akan
melihat matinya aparat TNI/Polri tersebut sebagai "tindakan Kristen RMS"!! Tujuan utama dari
tindakan dungu tetapi amat beracun ini adalah
"Berdasarkan pantauan Laskarjihad.or.id di lapangan, massa Muslim yang marah terus
menerus mengeluarkan teriakan yang berisi hujatan terhadap RMS dan penolakan terhadap
rekonsiliasi. Bagi masyarakat Muslim, rekonsiliasi tidak akan pernah berlaku selama tokoh
RMS, aktor dan provokator kerusuhan 19 Januari 1999, tidak dikenai tindakan hukum yang
setimpal atas tindakannya membantai ribuan umat Islam dan mengusir ratusan ribu lainnya.
(anf)"
"mencegah rekonsiliasi yang merupakan momok yang paling mereka takuti"! Masyarakat
Muslim Maluku harus sudah tahu tentang "Ibrahim Ohorella" dan "Duba Latuconsina", dll.
Tokoh RMS yang Muslim! Walau berulang kali dihadapkan pada kenyataan bahwa "Al-Fatah"
melahirkan "Tim Advokasi dan Posko Lebaran Berdarah pada tanggal 6 Januari 1999, "laskar
jahad" tetap bebal menuduh RMS sebagai dalang kerusuhan 19 Januari 1999! Walaupun
"Gereja dan Perumahan Kristen" yang jadi jadi abu pada awal kerusuhan, "laskar jahad" tetap
menuduh warga Kristen sebagai "yang mulai menyerang"! Al-Fatah mencoba mengarang cerita
"penembakan Jemaah Ied di Lapangan Merdeka, Ambon", pada pagi hari, 19 Januari 1999,
tetapi cerita tolol ini kemudian "raib", karena terbentur pada kendala, "bagaimana menyusun
buktinya yang masuk akal"! Begitupun, kita masih akan mendengar "gaungnya" di sana sini!
Saya punya pengalaman, bahwa anjing saya tidak akan menyalaki sesuatu, setelah saya
tendang beberapa kali jika dia menyalakinya! Apakah ada manusia ciptaan Tuhan yang berada
di bawah anjing? Masakan malaikat menolak damai???
SOURCE: KOMPAS; DATE : 2001-09-01
Dua Tewas, Sepuluh Luka Akibat Baku Tembak di Maluku Tengah
Ambon, Sabtu
Kapolda Maluku Brigjen Pol. Edi Darnadi, melihat berbagai insiden yang terjadi, akhir-akhir ini
merupakan "permaian" dari sekelompok kecil orang-orang yang tidak mau melihat Maluku dan
Kodya Ambon pada khususnya berhenti pertikaian bernuansa SARA, menyusul peristiwa
awalnya, 19 Januari 1999 lalu. "Yang pasti, berdasarkan hasil identifikasi personil Polda
Maluku, sekitar 90 persen masyarakat dua komunal di daerah ini tidak terlibat berbagai
insiden. Para oknum pengacau ini pun sudah diidentifikasi dan tinggal menunggu waktu untuk
diamankan," katanya. Sementara itu, Gubernur Maluku DR.Ir. Saleh Latuconsina selaku PDSD
setempat melihat, berbagai insiden yang terjadi ini semakin jelas menunjukkan siapa-siapa
oknum pengacau. "Dengan demikian, masyarakat hendaknya tidak mudah terprovokasi
sehingga terjadi pertikaian baru yang sebenarnya memperkeruh situasi keamanan yang
semakin kondusif, akhir-akhir ini," katanya.(Ant/nik)
JOSHUA:
Mulut kalian berdua, "Edi Darnadi" dan "Saleh Latuconsina", sudah seperti "kakus berjalan"!
Ketika kalian berbicara, yang keluar hanyalah kotoran yang berbau busuk, seperti bau
busuknya kemunafikan kalian"! Dari dulu selalu "sudah teridentifikasi", dan "semakin jelas",
tetapi kalian lebih suka munafik daripada menjadi "laki-laki"! Apakah kalian "buta mata dan
buta hati" sehingga tidak mendengar bahwa "Kepala Satuan Reserse Polres Pulau Ambon,
Komisaris Polisi Aryanto" adalah salah-satu dari penipu di Maluku, dan karena itu termasuk
seorang "pengacau"? Bisa mulai urusi yang ini, atau nanti "kejantanan" hanya ditunjukan lewat
FKM yang bukan perusuh dan penjarah, sebagai kamuflase terhadap impotensi kalian?!
Silahkan katakan saya kasar, tetapi sudah terlalu banyak yang sengsara dan mati, tetapi
kalian tetap main-main dan tidak mau perduli! Edi Darnadi malah mengemis kepda "panglima
jarah" untuk mengurusi Maluku supaya mau berekonsiliasi! Mana ada Prajurid yang begitu
goblok, munafik dan memalukan seperti ini, sehingga "meminta kepala peru suh dan penjarah
yang anti rekonsilisasi, untuk menjadi penganjur rekonsiliasi! Pandaiannya hanya muncul
untuk yang jahad! Si Saleh Latuconsina malah "bersilaturahmi" dengan iblis besar, yang
berjubah Uztadz tersebut. Sepertinya, dengan si Saleh Latuconsina, kalian memang sudah
menjadi pasangan "kakus berjalan" yang serasi!!
Salam Sejahtera!!!
JL.
Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com |