From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Tue, 30 Oct 2001 11:34:03 +0000
MEDIA IBLIS MENGHASUT LAGI!
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Tidak perlu rasanya kita permasalahkan lagi, bahwa "menghasut, menipu dan menginisiasi
kejahatan, adalah pekerjaan sehari-hari bagi iblis. Oleh sebab itu, sebuah "media iblis" akan
kehilangan "jati dirinya", jika mendatangkan kebaikan bagi umat manusia! Tulisan ini akan
sangat tidak disenangi oleh si iblis dan para pemujanya, karena dibuat "untuk membekali
manusia yang rindu pada kebenaran", agar tidak terperangkap ke dalam tipu-daya si iblis!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Pemerintah Lamban Selesaikan Konflik Maluku
JOSHUA:
Inti dari "niat" yang terkandung di dalam judul berita media iblis ini akan dibahas tersendiri, di
dalam bahasan tentang "sepak terjang siluman Rais" di dalam menggoyang pemerintahan
Presiden Megawati!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Bentrok menjelang sumpah pemuda
Dari Ambon, dilaporkan dua kelompok pelajar kembali bentrok di Ambon. Bentrokan itu
melibatkan kelompok pelajar muslim dan kristen yang sedang melakukan gladi resik upacara
peringatan hari Sumpah Pemuda di lapangan Merdeka, Ambon, Sabtu (27/10) pagi.
JOSHUA:
Keributan yang terjadi pada hari itu, bukan murni bentrokan antar pelajar, tetapi lebih tepat
disebut sebagai "kemelut kelompok pelajar, yang dipicu oleh oknum-oknum penyusup"! Anda
akan bisa menebak, "dari mana datangnya penyusup tersebut", cukup dengan bertanya
tentang "tidak disebutkannya masalah korban yang timbul di dalam kemelut tersebut"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Bentrokan kali ini dipicu oleh sekelompok pelajar kristen yang melakukan pengusiran terhadap
kelompok pelajar muslim yang duduk di pojok utara lapangan depan gereja Maranatha. "Ketika
kami sedang duduk, datang sekelompok siswa kristen dan mengusir kami," kata Sofyan,
siswa SMU Negeri 3 Ambon.
JOSHUA:
Lapangan Merdeka adalah lapangan yang memanjang dari Timur ke Barat! Ujung Timur dari
Lapangan Merdeka, tersambung dengan "Lapangan Segitiga", dimana terletak "Tugu
Pattimura" (pada sudut timur). Jika anda berdiri di Jalan Pattimura, anda akan melihat batas
samar antara kedua lapangan tersebut yang hampir segaris dengan Jalan Pattimura! Ujung
Utara dari Jalan Pattimura memisahkan Kantor Gubernur Maluku (kiri) dan Gereja Maranatha
(kanan), jika anda menghadap ke Utara! Dengan demikian, Gereja Maranatha berhadapan
(berseberangan jalan) dengan Lapangan Segitiga, dan bukan berhadapan dengan Lapangan
Merde ka! Pojok Utara Lapangan Merdeka adalah Tribun Utama yang mengha dap Kantor
Gubernur di sebelah Selatan Lapangan Merdeka, dimana terdapat tempat duduk bertingkat dari
kayu.
Di dalam situasi Ambon / Maluku sekarang, pihak Muslim akan memasuki Lapangan Merdeka
dari Pintu Utara (akuratnya, Barat Laut), sedangkan pihak Kristen dari Pintu Timur (tepatnya
Timur Laut), yang lebih dekat dengan Kompleks TNI, Masariku-PHB, atau melalui Tg.
Pattimura dan ‘lewat pagar’ Lapangan Segitiga! Jika pelajar Muslim sampai berkumpul di
bagian Lapangan yang didepan Gereja Maranatha, maka mereka sebenarnya berada pada
bagian dari Lapangan Segitiga! Mengingat usaha pengeboman Gereja Marantha beberapa hari
yang lalu, saya pikir pelajar Kristen punya alasan untuk tindakan mereka! Tetapi saya lebih
cenderung melihat ‘pengusiran’ itu terjadi pada "tempat duduk kayu" di depan Kantor
Gubernur, sebab Tribun Utama pasti sdh. ditempati oleh pelajar Muslim (soal pembagian
tempat duduk)!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Keributan di depan Gereja Maranatha itu dengan cepat menyebar di seluruh lapangan dan
tribun tempat berkumpulnya dua komunitas pelajar saat itu. Selama konflik, siswa muslim dan
kristen terpisah.
JOSHUA:
Jika keributan memang terjadi ‘tepat’ di depan Gereja Marantha, maka "adanya" pelajar
Muslim di sana, harus ditafsir sebagai aksi "unjuk kekuatan" atau "cari masalah"! Konflik
terjadi ketika "dua pihak yang bertikai bertemu"! Mengapa media iblis dungu ini mengatakan
bahwa "selama konflik terjadi mereka terpisah"? Apakah "pemisahan" itu terjadi karena ada
"unsur lain yang menimbulkan konflik? Atau konflik sebenarnya "bukan antara kedua kelompok
pelajar"? Atau pemisahan itu harus terjadi agar "sasaran bisa terlihat lebih jelas"?
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Kepanikan para pelajar itu semakin bertambah ketika anggota Brimob Resimen III yang
menempati pos jaga di Polsek Sirimau, pojok selatan lapangan, langsung melepaskan
tembakan beruntun. Seorang anggota Bribob yang mengenakan kaos hitam juga ikut
melempari batu ke arah pelajar muslim.
JOSHUA:
Polsek Sirimau berada di sebalah Barat Laut Lapangan Merdeka! Kalalupun mereka
melapaskan tembakan, jika ‘mendatar’, maka akan ada korban di pihak Muslim yang sudah
bergeser ke arah Pintu Barat Laut. Jika mereka menambak ke atas, tidak akan ada korban
yang jatuh, kecuali benjol karena peluru yang jatuh lagi!? Kata "langsung" yang digunakan
media iblis ini tidak memberi kesempatan kepada kita untuk memikirkan kemungkinan bahwa
"Polisi menembak ketika berada di antara kedua kelompok", tapi menembak dari arah Pos
Sirimau! Pertanyaannya adalah "Bagaimana seorang pelajar Kristen bisa kena tembakan di
kepala"? Jika bukan karena tembakan Polisi yang pasti terhalang oleh kerumunan pelajar
Muslim, tentulah karena "penyusup bersenjata di antara Pelajar Muslim"! Itulah sebabnya,
media iblis ini tidak mau menyinggung "masalah korban tembakan" tersebut, yang nantinya
melemahkan teori hasutan mereka! Seorang anggota Brimob berkaos hitam yang melempari
pelajar Muslim dengan batu, adalah "dongeng tambahan untuk lebih mengaburkan kebenaran"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Warga masyarakat dari dua kubu, muslim dan kristen pun berkumpul. Melihat konsentrasi
warga tersebut, anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 410 langsung memasang barikade pagar
kawat di tengah jalan di dua ujung Jl. Sultan Hairun. Anehnya, anggota Brimob yang
melepaskan tembakan itu tadi tidak satupun yang ikut menghalau masa tadi. din/kir
JOSHUA:
Sepertinya, Brimob lagi tidak jadi favourit saat ini, hingga kesalahan mereka sepertinya
dicari-cari!? Lain misalnya dengan ketika Brimob asal Kelapa Dua yang dijadikan bagai
"parter"!? Barikade sudah dipasang, berarti kedua kelompok masih terpisah. Masa mana lagi
yang perlu dihalau? Jika Yon-410 sudah turun tangan, berarti Polisi harus kembali ke Pos
mereka, dan tidak perlu sampai terjadi "tumpang tindih" ! Begitupun, kita nanti akan tahu juga,
mengapa sekarang Brimob yang didiskreditkan!
Salam Sejahtera!!!
JL.
Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com |