KOMPAS, Sabtu, 10 November 2001, 00:55 WIB
Bom di Gereja Petra Meledak Saat Berlangsung Kebaktian
Jakarta, KCM
Laporan: Lily Bertha Kartika
Peledakan yang terjadi di Gereja Petra, Jalan Raya Cilincing, Koja, Jakarta Utara,
terjadi pada saat sedang berlangsung kebaktian "Maluku Berdoa" di dalam gereja
tersebut.
Hal itu dikatakan oleh salah seorang saksi mata, promotor program TV Asia Bagoes
Chris Patikawa, yang dihubungi KCM Jumat malam.
Menurutnya, acara "Maluku Berdoa" itu, merupakan himpunan teman-teman yang
peduli terhadap keselamatan masyarakat Maluku. Acara yang sudah berlangsung dua
tahun ini diketuai oleh salah satu personel kelompok vokal Masnait Grup, Harry
Soisa.
"Kami adakan acara itu secara rutin, karena selama ini sudah berusaha
menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, tapi sampai sekarang belum juga
selesai. Maka kami mempunyai inisiatif membuat doa keselamatan untuk
keselamatan masyarakat di Maluku," ungkap Chris Patikawa.
Menurutnya, seharusnya acara itu berlangsung pukul 18.00 Wib, tetapi karena
adanya kemacetan lalu-lintas, akhirnya baru bisa dimulai pada pukul 19.00 Wib
dengan dipimpin oleh Pendeta Noya.
Dalam acara kebaktian itu, peserta yang hadir di gereja sedang mendengarkan
kesaksian pendeta Diana Akiwen yang tengah menceritakan bagaimana pengalaman
hidupnya ketika Tuhan menyelamatkan umat di kampung Wae Ambon setelah lima
hari lima malam.
"Setelah itu kami baru saja mau mendengarkan khotbah dari Pendeta Noya. Tetapi
tiba-tiba kami mendengar kaca pecah. Kalau tidak salah itu sekitar pukul 20.20 Wib,"
ungkap Chris.
Menurut Chris, setelah mendengar kaca pecah, kebaktian tetap diteruskan. Tetapi
lima belas menit kemudian bom meledak di dalam gereja. Chris mengaku sempat
melihat bom tersebut yang menurutnya adalah rakitan dan berisi paku-paku tajam.
"Pakunya sepanjang sekitar lima sentimeter dan menancap di plafon gereja," tambah
Chris.
Menurut dia, pelakunya ada empat orang. Dua di antaranya ada di dalam gereja dan
berpura-pura ikut kebaktian. "Kami mulai curiga ketika mereka tampak gugup dan
tidak bisa menyanyi. Kemudian, ada orang yang tangkap mereka. Setelah digeledah
ternyata ada bom yang mereka sembunyikan di balik bajunya," tegas Chris.
Dua orang lagi menurut Chris yang menirukan perkataan polisi, sudah lari. "Saya sih
dengar dari polisi, katanya pelaku-pelakunya berdomisili di Bandung," Chris
menirukan ucapan polisi.
Meskipun terjadi ledakan di dalam gereja tersebut, kegiatan "Maluku Berdoa" tetap
dilanjutkan hingga selesai. (jy)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|