The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Kasus Bom GPIB Petra Koja. Sasaran Utama Pendeta Diane Akyuwen


KOMPAS, Minggu, 11 November 2001

Kasus Bom GPIB Petra Koja
Sasaran Utama Pendeta Diane Akyuwen

Jakarta, Kompas - Kepala Dinas Penerangan Kepolisian Daerah (Kadispen Polda) Metro Jaya Komisaris Besar Anton Bachrul Alam mengatakan, motivasi peledakan bom di Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Petra, Koja, Jakarta Utara adalah untuk membuat kekacauan di Jakarta. Selain itu, mereka juga berniat membunuh Pendeta Gereja GPIB Petra, Diane Akyuwen yang berasal dari Desa Wai, Ambon.

"Keterangan ini diperkuat juga dari pengakuan Wahyu Handoko, salah seorang tersangka, yang sempat ikut kelompok yang berjihad di Ambon," kata Anton, Sabtu (10/11), di Jakarta.

Anton juga menjelaskan, Polda Metro Jaya memperoleh indikasi bahwa kelompok yang meledakkan bom di GPIB Petra pada Jumat malam, berbeda dengan kelompok yang sudah diidentifikasi. Indikasi ini berdasarkan jenis bom yang digunakan dalam peledakan tersebut.

Tak lama setelah peledakan bom, dua orang yang diduga sebagai pelaku peledakan ditangkap oleh massa dan jemaat gereja. Kedua orang itu adalah Wahyu Handoko (20) dan Ujang Haris (17). Anton mengatakan, polisi terus melacak keberadaan komplotan ini berdasarkan keterangan tersangka.

Anton menjelaskan, berdasarkan pengakuan dari tersangka Wahyu Handoko, bom itu dirakit sendiri di Cimahi, Jawa Barat. Berdasarkan laporan sementara dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, lanjut Anton, bom yang digunakan di Gereja Petra berbeda dengan bom yang meledak di Atrium Senen, 23 September lalu. Meski sama-sama menggunakan gotri dan paku untuk memperparah luka pada korban ledakan, tetapi ukuran bom Gereja Petra lebih kecil daripada bom Atrium Senen.

Ditanya apakah kelompok ini memiliki kaitan dengan kelompok-kelompok yang sudah pernah diidentifikasi Polda Metro sebelumnya, Anton menjawab, hal itu masih dalam penyelidikan polisi.

Sementara baik Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Sofjan Jacoeb maupun Kepala Direktorat Reserse (Kaditserse) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Adang Rochjana tidak memberikan penjelasan. Keduanya tidak bisa dihubungi.

Terus dikejar

Polisi sekarang sedang mengejar empat tersangka lain yang terlibat dalam kasus ini. Berdasarkan pengakuan tersangka yang tertangkap, ada seorang lagi yang ikut hadir di gereja, dan ada tiga orang lain yang menunggu di mobil. Polisi tengah melacak keberadaan mereka di sebuah lokasi di selatan Jakarta. "Pelaku lain yang ikut di dalam gereja disebutkan bernama Iqbal. Kami sedang melacak dia," lanjut Anton.

Secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Andi Chaeruddin P mengatakan, pihaknya masih terus mendalami kasus ini. Disebutkan, sudah ada empat orang lain yang dimintai keterangan dalam status sebagai saksi. Akan tetapi, Chaeruddin belum mau menjelaskan identitas mereka.

"Nama empat orang ini diperoleh berdasarkan keterangan kedua tersangka. Kami masih mengembangkan terus. Informasi yang disampaikan kedua tersangka itu sudah bagus," katanya.

Ditanya soal pekerjaan dari kedua tersangka, Chaeruddin menolak menjelaskan. Ia mengatakan, yang berhak memberikan keterangan adalah Polda Metro Jaya.

"Kami hanya mengendalikan keadaan di lapangan. Proses pengejaran tersangka, penyelidikan jenis bom, dan lainnya itu ditangani Polda Metro," kata Chaeruddin.

Kompak membantah

Sementara itu, Komite Penanggulangan Krisis (Kompak) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menyatakan tidak terkait dengan aksi peledakan di GPIB Petra. Komite yang didirikan tahun 1998 itu juga menyatakan tidak mengenal dua tersangka pelaku peledakan yang kini ditahan pihak kepolisian.

Wakil Ketua Kompak Dewan Dakwah H Amlir Syaifa Yassin, hari Sabtu, mengklarifikasi pengakuan kedua tersangka, Ujang Haris dan Wahyu Handoko, seperti dikemukakan Kepala Polda Metro Jaya Irjen Sofjan Jacoeb bahwa keduanya adalah anggota kelompok Mujahidin Kompak.

"Kompak Dewan Dakwah sama sekali tidak pernah mempunyai atau membentuk apa yang dinamakan Mujahidin Kompak, seperti yang disebut-sebut kedua tersangka pelaku peledakan. Kami pun sama sekali tidak mengenal kedua tersangka," kata Amlir, di Jakarta, didampingi sekretarisnya, H Asep R Jayanegara.

"Kami selama ini bersikap dan berpendirian menentang segala bentuk tindakan anarkis, karena tidak sesuai dengan syariat agama Islam," jelas Amlir. (drm/lam)

© C o p y r i g h t   1 9 9 8   Harian Kompas
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044