ManadoPost Online, 14 November, 2001
Bom Meledak di Ambon, 2 Tewas dan 14 Luka
AMBON-Ambon tak henti dilanda teror. Bahkan kemarin, dua bom meledak di ibukota
Maluku itu. Kedua bom ini meledak di lokasi berbeda dan terjadi pada Senin pagi dan
siang. Akibat ledakan itu, dua orang dinyatakan tewas dan 14 lainnya luka ringan
serta berat.
Bom pertama meledak di kawasan Batumerah, Senin pagi sekitar pukul 07.20 WIT,
mengakibatkan enam orang terluka, tiga diantaranya personel TNI. Bom lainnya
meledak di Jl. Said Perintah pada siang hari sekitar pukul 11.15 WIT, mengakibatkan
dua orang tewas dan tujuh lainnya terluka. Ironisnya, dua korban tewas ini adalah
ibu-anak, yaitu Ny Linggawati (51) -pemilik toko Sinar Elektrik-dan anaknya Roberth
(25).
Roberth menurut informasi yang dihimpun Antara dari RS Bhakti Rahayu, Ambon,
dilaporkan meninggal setelah kaget mendengar ibunya, yakni Ny Linggawati
meninggal akibat insiden tersebut. Roberth senndiri menderita luka parah di bagian
leher kanan akibat terkena serpihan bom, serta kaki kanan patah dan remuk.
Beberapa perawat di RS Bhakti Rahayu, membenarkan korban Roberth meninggal
sebelum memperoleh pertolongan tim medis, karena kaget dan shock mendengar
ibunya meninggal.
Insiden itu juga menyebabkan 14 lainnya --diantaranya pelayan toko, pembeli serta
warga yang berada di sekitar lokasi kejadian-- mengalami luka berat/ringan, akibat
terkena serpihan bom serta pecahan barang elektronik.
Diantara para korban tersebut, tiga orang dirawat di RS Bhakti Rahayu, tujuh orang di
RS GPM, serta empat orang lainnya dirawat secara intensif di RSUD Dr. Haulussy.
Beberapa pelayan toko Sinar Elektrik saat dimintai keterangan mengakui tidak
mengetahui persis keberadaan bom yang meledak dan memporak-porandakan
seluruh isi toko itu. "Saya saat itu sedang mengetes TV di dalam toko dan hanya
keluar sebentar untuk istirahat. Saat berada di depan toko tiba-tiba terdengar ledakan
sangat keras dari dalam disertai terlemparnya sejumlah barang elektronik ke luar,"
ujar Tanto (24).
Pelayan lainnya, Hanny Paulus (26) memperkirakan bom tersebut menggunakan
timer dan diletakkan di dalam toko atau disembunyikan di dalam salah satu barang
elektronik, karena pagi harinya mereka menerima beberapa buah televisi yang
dikembalikan warga.
Sejumlah personel TNI/Polri yang ditemui di lokasi kejadian juga menduga kuat bom
tersebut menggunakan timer sebagai pemicu ledakan, di mana motifnya untuk teror
dan memprovokasi massa, di samping kemungkinan persaingan bisnis. Sementara
itu, sebuah bom yang meledak di kawasan Batumerah, Senin pagi (12/11),
mengakibatkan enam orang menderita luka-luka, tiga diantaranya personel TNI dan
satu siswa SMU, serta satu mobil Kijang warna hijau bernomor Pol DE 175 AA,
dibakar warga di TKP. Menurut sejumlah saksi mata, bom tersebut dilemparkan oleh
pengendara sepeda motor tidak dikenal ke arah mobil truk milik Pemda Maluku
bernomor Pol DE 8082 AA, namun sempat ditendang ke luar oleh sopirnya dan
meledak hingga melukai seorang siswa SMU yang berada di sekitar lokasi tersebut
dan kini tengah dirawat di RS Al-Fatah.
Ledakan itu sempat menyulut emosi warga Batumerah yang mengira bom tersebut
dilemparkan dari truk tersebut. Buntutnya mobil Kijang yang mengangkut tujuh
penumpang termasuk tiga personel TNI menjadi sasaran kemarahan dan emosi
warga, di mana mobilnya dibalik dan dibakar, sedangkan lima penumpangnya
menderita luka-luka.
Pangdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Mustopo maupun Kapolda Maluku, Brigjen Pol.
Farouk Muhammad Saleh belum bisa dikonfirmasi tentang insiden tersebut. Kendati
demikian situasi dan kondisi kota Ambon terlihat terkendali, dan berbagai aktivitas
masyarakat maupun pemerintahan berjalan seperti biasa. (ant)
Risbang © Copyright 1996, MANADO POST Online
|