The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

Media Indonesia, 16/10/2001 15:31 WIB

Laskar FPI Mendesak Kapolri Memecat Kapolda Metro Jaya

JAKARTA (Media): Laskar Front Pembela Islam (FPI) mendesak pemerintah, dalam hal ini Kapolri Jenderal Bimantoro, untuk memecat Irjen Sofjan Jacoeb dari jabatannya sebagai Kapolda Metro Jaya. Sofjan dinilai orang paling bertanggung jawab dalam insiden Senin.

Itu mereka minta sebagai akibat bentrokan yang terjadi antara massa FPI dengan aparat Polda Metro Jaya di depan Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta, Senin (15/10).

Dalam pertemuan dengan Komisi I DPR di Gedung MPR/DPR Jakarta, Selasa, juru bicara Laskar FPI Ustadz Ja'far Sidiq mengemukakan, pihaknya juga mendesak pemerintah dan Badan Yudikatif yang berwenang untuk segera menggelar peradilan HAM bagi Sofyan Jacoeb dan seluruh komandan lapangan yang terlibat insiden tersebut.

FPI menilai, Kapolda Metro Jaya sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas terjadinya insiden yang telah melukai puluhan anggota FPI dan mengakibatkan rusaknya sejumlah kendaraan bermotor milik FPI.

Kepada Komisi I DPR, sekitar 30 perwakilan FPI yang dipimpin KH Tubagus Sidiq itu juga menyampaikan kronologis aksi anti Amerika Serikat yang dilakukan FPI, hingga terjadi insiden berdarah yang terjadi pada Senin (15/10) bertepatan dengan hari peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.

Rombongan Laskar FPI itu diterima oleh Wakil Ketua Komisi I Isaac Latuconsina, dan sejumlah anggota antara lain Ahmad Sumargono dari Fraksi Partai Bulan Bintang dan Mashadi dari Fraksi Reformasi.

Dalam pernyataannya, juru bicara FPI Ja'far Sidiq menyatakan pihaknya pada 11 Oktober 2001 telah menyampaikan surat pemberitahuan kepada Polda Metro Jaya dan Mabes Polri tentang rencana aksi anti-Amerika Serikat yang dilakukan FPI setiap hari. "Dan sampai saat ini tidak ada surat balasan dari Polda maupun Mabes Polri kepada FPI mengenai pelarangan aksi demo di hari-hari tertentu," katanya.

Dia menegaskan, dalam setiap aksinya, FPI senantiasa melakukan aksi secara damai dan menghindari tindakan anarkis, karena itu FPI tidak bisa menerima tindakan aparat keamanan pada insiden Senin (15/10).

FPI menyatakan tidak bisa menerima perlakuan dari aparat keamanan yang telah bertindak semena-mena terhadap massa pengunjuk rasa yang saat itu tengah melakukan zikir dengan damai tanpa melakukan tindakan anarkis.

Selain itu, kata Ja'far, pihaknya sangat menyesalkan perlakuan aparat keamanan yang tidak manusiawi terhadap para ustadz yang memimpin aksi tersebut. "Tindakan aparat dengan memukuli para ustadz, habib, dan kiai itu sungguh keterlaluan dan tidak bisa dibenarkan. Mereka tidak melakukan perlawanan tetapi terus saja dipukuli," kata Ja'far Sidiq.

FPI juga menyampaikan akibat insiden berdarah Senin (15/10) itu, sedikitnya 22 anggota FPI mengalami luka-luka dan sekitar 103 anggota dilaporkan belum kembali ke rumah masing-masing maupun melaporkan diri ke markas FPI setelah kejadian tersebut.

Selain itu, akibat insiden tersebut, sedikitnya empat kendaraan roda empat, tiga kendaraan roda dua, dan sebuah pengeras suara milik FPI dinyatakan rusak. (Ant/OL-01)


Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com