|
|
Republika, Kamis, 20 September 2001 JAKARTA -- Sejumlah organisasi Islam di tanah air menyatakan siap menabuh genderang jihad melawan AS bila negara tersebut melancarkan serangan terhadap Afghanistan. Mereka menilai Afghanistan hanyalah batu loncatan bagi AS untuk menghantam kekuatan Islam di seluruh dunia. Organisasi-organisasi yang menandatangani pernyataan itu, kemarin (19/9), adalah Front Pembela Islam (FPI), BKSPPI, FKASWJ, Laskar Jundullah Solo, Laskar Pembela Islam, KISDI, Himpunan Mahasiswa Muslim Antarkampus (HAMMAS), Gerakan Anti Zionis (Gaza), Brigade Ababil Pembela Islam, dan Gerakan Muslimat. Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI) KH Khalil Ridwan mengatakan AS sebenarnya mencari kesempatan untuk menghancurkan kekuatan Islam. Dia mengingatkan Presiden Megawati agar memperhatikan aspirasi umat Islam. "Jangan menjual bangsa Indonesia." Mereka menuntut sikap adil karena jutaan manusia mati tertindas akibat ulah AS, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dikatakan Ketua Forum Komunikasi Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah (FKASWJ) Ayip Syafrudin, terorisme secara umum jelas menyalahi ajaran Islam. "Tapi pengertian terorisme versi AS adalah setiap gerakan Islam yang bertujuan menegakkan syariat Islam." Sementara itu Forum Ulama Madura memutuskan untuk berkirim surat kepada Presiden AS. Mereka mengimbau Bush agar tetap bijaksana dan dapat menghentikan intimidasi serta pelecehan-pelecehan yang dapat menyinggung kepada penganut agama tertentu. Surat itu ditandatangani sejumlah ulama Madura serta beberapa ulama lainnya dari daerah Jawa Timur. Surat tertanggal 19 September 2001 dan ditandatangani KH Abdul Hamid, selaku koordinator Forum Ulama Madura, itu menyatakan turut prihatin atas kejadian yang menimpa rakyat Amerika Serikat. Juru bicara Forum Ulama Madura KH Syaiful Hukama mengatakan Forum Ulama Madura siap membuka pendaftaran jihad apabila reaksi AS dinilai melampaui batas menurut hukum Islam. Para ulama juga mengimbau warga Muslim Indonesia melaksanakan Qunnut Nazilah. Di Makssar, Forum Umat Beragama (FUA) Sulawesi Selatan juga mengimbau AS untuk bertindak bijaksana, tidak apriori menyatakan pihak tertentu terkait dengan agama dan etnis tertentu. Hamka Hak dari MUI Sulsel, dalam pernyataan di Gereja Katedral Makassar, menyatakan sangat menyesalkan aksi yang mengakibatkan jatuhnya korban manusia. Pastor Keuskupan Agung Makassar Willibrordus Welle mengatakan apa pun langkah yang dilakukan AS, jika mengaitkan hal ini dengan sentimen agama, maka akan menjadi bencana bagi semua kelompok. "Persoalan ini jangan dibawa-bawa ke agama tertentu," katanya. ina/arm/arp
|