The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

Bulan Madu Megawati Hamzah Haz nampaknya Sudah Berakhir

Hilversum, Kamis 11 Oktober 2001 07:30 WIB

Demonstrasi-demonstrasi anti Amerika terus bergulir. Sedangkan Presiden Megawati harus memikirkan bagaimana segera keluar dari kemelut ekonomi saat ini. Selain itu ia juga pun harus mempertahankan keutuhan kabinetnya yang diantaranya ada yang justru memberi angin kepada golongan Islam garis keras yang anti hegemoni Amerika. Laporan rekan Syahrir dari Jakarta:

Penyerangan AS dan sekutunya ke Afghanistan bisa menjadi salah satu test case, terhadap soliditas pemerintahan koalisi yang dipimpin Megawati dan Hamzah Haz. Apalagi Megawati nampaknya tidak tahu apa yang harus diperbuatnya karena sesungguhnya ia membenarkan tindakan AS untuk membasmi terorisme internasional. Sedangkan Hamzah Haz tahu persis apa yang harus dilakukan. Yaitu merangkul aspirasi umat Islam yang menentang hegemoni AS.

Hingga kemarin sore, aksi demontrasi menentang penyerbuan AS dan sekutunya ke Afganistan masih terus berlanjut di beberapa kota di Indonesia. Demontrasi terjadi di Medan, Padang, Mataram, Surabaya, Jember, Yogyakarta, dan Jakarta. Pada umumnya mereka mendesak agar pemerintah segera memutuskan hubungan diplomatik dengan AS. Rakyat Indonesia juga dihimbau untuk memboikot produk AS.

Sebagian kelompok demonstran menuntut agar Megawati tidak menjadi kacung atau kaki tangan AS. Selain itu mereka menuntut negara OKI untuk melakukan embargo terhadap kepentingan AS. Bahkan saudara kandung Megawati, yakni Rachmawati yang dianggap sebagai tokoh nasionalis, mendesak DPR agar segera memanggil Megawati untuk menjelaskan hasil perjalanannya ke AS. Rahmawati mencurigai adanya deal antara pemerintah AS dengan Megawati. Deal inilah yang melemahkan sikap pemerintah RI terhadap AS.

Berbeda dengan tuntutan ormas Islam garis keras, pemerintah lewat Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar rakyat Indonesia tidak terjebak dengan konflik di luar negeri. Masalah Afganistan mungkin bisa selesai dalam waktu dekat, tetapi kepentingan ekonomi Indonesia harus jalan terus. Ia menegaskan agar melihat kepentingan dasar Indonesia. Dengan kata lain, Susilo Bambang Yudhoyono ingin menunjukkan betapa pentingnya hubungan diplomatik Indonesia-AS.

Penegasan tersebut dilatarbelakangi oleh hasil Sidang Kabinet Kamis, pekan lalu. Kabinet memutuskan untuk melarang sweeping terhadap warga AS, membakar lambang-lambang negara sahabat dan sebagainya. Tak heran jika hari Selasa dan Rabu lalu di Jakarta, polisi secara formal melakukan penangkapan terhadap mereka yang telah membakar bendera AS.

Bukan hanya Susilo Bambang Yudhoyono yang berusaha melawan opini masyarakat Islam garis keras. Juga Menko Perekonomian, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Pada pers ia mengatakan, kita harus memikirkan untuk memberikan pekerjaan kepada 40 juta penganggur. Dan untuk itu dibutuhkan investasi dari para usahawan, utamanya dari AS. Memang bagaimana pun juga negara-negara dan lembaga-lembaga donor internasional seperti IMF dan Bank Dunia, berada dalam kendali AS. Jadi untuk jangka panjang Indonesia membutuhkan dukungan AS.

Yang juga menarik adalah sikap Hamzah Haz yang nampak ragu-ragu dibandingkan menteri-menteri kabinet Gotong Royong. Wapres ini setuju saja aksi massa dilanjutkan sepanjang cara-caranya tidak melanggar hukum.

Akhir bulan madu pemerintahan baru, biasanya berlangsung setelah tiga bulan. Tetapi, bulan madu Pemerintahan Megawati dan Hamzah Haz, hanya berumur dua bulan, kata Mallarangeng kepada pers. Seorang cendekiawan Islam yang lain Muslim Abdurrahman mengatakan Megawati kini nampak berada dalam posisi yang cukup dilematis dan sulit untuk menemukan jalan keluarnya. Dia harus bertahan hidup dari kemelut ekonomi saat ini, tetapi ia juga harus mampu mengakomodir aspirasi masyarakat muda Islam yang anti hegemoni AS.

Kebetulan suasana anti hegemoni AS ini bukan hanya milik generasi muda Islam namun juga menjadi sasaran tembak golongan muda kiri dan nasionalis di Indonesia. Bagaimana Megawati dapat keluar dari dua titik ekstrim yang saling bertolak belakang tanpa harus mengorbankan demokrasi?

Jalan pintas tentunya ia harus mengeluarkan dekrit atau maklumat dengan dukungan militer. Tapi bukankah ini berarti ia bersikap sama dengan Gus Dur, bekas kakak politiknya yang pernah ia tentang? Demi mempertahankan kekuasaan, nampaknya para politisi Indonesia masih terbiasa dengan jalan progamatis. Akankah Megawati juga memilih bersikap pragmatis?

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep


Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com