The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

Seberapa Jauh Kelompok Usamah Bin Laden Punya Jaringa Di Indonesia?

Hilversum, Kamis 20 September 2001 08:15 WIB

Meskipun ada angin kencang dari Amerika untuk memburu Usamah Laden dan kelompoknya yang dituduh menteror Amerik, namun soal Islam radikal di Indonesia untuk sementara tidak akan membahayakan stabilitas pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Namun seberapa jauh kelompok Usamah Laden itu punya jaringan di Indonesia? Berikut dr. Hermawan Sulistiyo, peneliti LIPI dan pengamat politik di Jakarta.

Hermawan Sulistiyo [HS]: Islam garis keras itu, yang masuk di Indonesia itu kan macam-macam. Ada yang lewat India, ada yang lewat Pakistan. Tetapi umumnya yang berkaitan dengan yang di Malaysia. Yang menjadi soal adalah seberapa jauh Indonesia bisa menjadi medan untuk sasaran teror seperti di Amerika. Yang saya lihat adalah Indonesia akan lebih berfungsi sebagai transit teror saja. Artinya bukan sasaran karena tidak ada simbol-simbol yang bisa digunakan oleh kelompoknya Usamah bin Laden ini seperti yang di Amerika, yaitu simbol kapitalisme, simbol liberalisme, simbol kolonialisme baru. Simbol-simbol itu lebih ada di Malaysia dibandingkan Indonesia. Dan dengan cara-cara pemerintahan Malaysia itu lebih berpotensi untuk menghidupkan jaringan ini dibandingkan di Indonesia sendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan dan sudah terbukti, memang untuk sementara ya, ada tetap jaringan yang ke Malaysia.

Radio Nederland [RN]: Dua warga Malaysia barusan ditangkap dengan tuduhan terlibat bom bursa itu ya. Apa ada kemungkinan berkait dengan jaringan Usamah bin Laden?

HS
: Kalau spekulasi itu mungkin terlalu jauh ya. Tetapi saya melihatnya pada kecenderungan ideologis yang berdekatan. Kan kelompok-kelompok seperti itu cukup banyak. Tetapi kalau dari segi keahlian teknis untuk teror itu tidak signifikan sekali. Di Indonesia, pengalaman sejauh ini menunjukkan bahwa ada persentuhan dengan kepentingan domestik. Kepentingan domestik itu yang lebih berperan. Kepentingan domestik maksud saya adalah komponen-komponen atau elemen-elemen garis keras terorisme di dalam negeri sendiri yang bisa saja saling memanfaatkan.

RN: Tapi ini belum tentu berkaitan dengan kelompok Usamah Laden di Afganistan bukan?

HS: Sulit ya menyimpulkan. Karena itu harus ada bukti-bukti konkret. Beberapa orang mengaku secara terbuka memang mereka veteran Perang Afgan. Tetapi apakah semua veteran Perang Afgan itu terkait dengan sikap Usamah, saya kira itu lebih kecenderungan ideologis yang berkaitan dengan perkembangan politik di Afganistan pada waktu itu, khususnya sebelum naiknya Taliban ke kursi kekuasaan di Afgan.

RN: Namun mengapa pagi-pagi Wakil Presiden Indonesia, Hamzah Haz, dengan begitu kategoris dan yakin menyatakan bahwa kelompok Taliban dari Afganistan itu tidak mungkin ada di Indonesia, bahkan tidak akan masuk Indonesia? Dari mana keyakinan itu?

HS: Saya kira itustatement pejabat negara untuk menenangkan publik, semacam keharusan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai jaringan-jaringan semacam itu. Tetapi kalau kita lihat statement dari Kepala Bakin, Hendro Priyono yang bilang jaringan teroris sudah masuk Indonesia dan polisi juga mengiyakan dari temuan-temuan lapangan mereka. Itu lebih merupakan statement politik daripada kenyataan yang sebenarnya.

RN: Dengan kata lain, Wapres Hamzah Haz ini semacam mengawal kunjungan Presiden Megawati ke Amerika, yang tentu akan bersentuhan dengan isu-isu ini. Lalu seberapa siap Presiden Mega dalam kunjungan ke Amerika ini pada saat justru berkabung dan marah terhadap kelompok Taliban ini?

HS: Ada kepentingan timbal-balik yang bisa menjadi titik singgung pertemuan Mega nanti dengan Presiden Bush dan rezim Amerika yang sekarang. Di satu sisi Amerika akan berkepentingan dengan sikap Indonesia untuk mengalihkan konflik ini bahwa ini konflik antara negara yang berdaulat, pemerintahan yang sah berdaulat yang warga sipilnya menjadi korban dengan kaum teroris.

Demikian dr.
Hermawan Sulistiyo, peneliti LIPI dan pengamat politik di Jakarta.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep


Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com