The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

Jihad Di Indonesia Dapat Menggoyang Posisi Megawati

Hilversum, Kamis 27 September 2001 07:30 WIB

Mungkinkah manuver-manuver dan pelbagai pernyataan Amerika akhir-akhir ini antara lain juga dimaksudkan untuk memancing reaksi di pelbagai negara Islam untuk mengetahui siapa sesungguhnya yang merupakan teman sejati negara adidaya itu? Dan siapa-siapa yang merupakan pendukung apa yang disebutnya sebagai teroris internasional itu? Kalau itu memang yang disasar, maka kedubes AS sudah bisa mencatat pelbagai statement para tokoh Islam. Yang menyetujui jihad misalnya adalah MUI, Muhamadiyah, Al Irsyad, Matlaul
Anwar, KAHMI, Perti, ICMI, Partai Ummat Islam dan Dewan Dakwah Islamiyah. Berikut laporan koresponden Syahrir dari Jakarta.

Menjelang rencana serangan Amerika ke Afganistan, tokoh-tokoh agama dari 40 Ormas di Indonesia dan bahkan pihak MUI pun sudah mengecam keras rencana AS menyerang Afghanistan. Mereka sudah menyerukan masyarakat Islam untuk berjihad jika agresi Amerika terhadap Afghanistan terjadi. Jihad yang dimaksudkan MUI adalah berjuang di jalan ALLAH dalam arti seluas-luasnya, termasuk sikap keras dari ummat Islam,ujar tokoh Muhamadiyah Prof.Dr Din Syamsuddin kepada pers. Bagaimana sikap kalangan NU.

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid meski akhir-akhir ini dikenal bersikap kritis terhadap AS, namun belum menyerukan kepada massa pendukungnya untuk ikut berjihad terhadap negara Paman Sam itu. Pers hanya memuat keterangannya tentang fundamentalisme Islam. Gus Dur berpendapat, fundamentalisme muncul karena ajaran agama ditafsirkan secara harfiah di tengah keinginan kuat masyarakat untuk kembali kepada ajaran agama. Dalam hubungan ini, Gus Dur menyoroti berkembangnya fundamentalisme di tengah keinginan kuat untuk kembali ke ajaran agama, terutama di masyarakat industri. Sebagian warga di masyarakat industri begitu takut kehilangan identitas keagamaannya. Mereka lalu belajar dengan hanya mengandalkan membaca kitab-kitab dan menafsirkan isinya secara secara harfiah. Akibatnya, muncullah fundamentalisme, diantaranya, ditandai dengan sikap yang keras terhadap orang lain. Padahal, jelas Gus Dur, Islam mengajarkan umatnya untuk membawa manfaat dan kesejahteraan untuk segenap umat.

Berbeda dengan Gus Dur, Din Syamsuddin justru menyoroti perasaan ummat Islam yang melihat injustice atau ketidakadilan AS terhadap Afghanistan. Fokus mereka bukanlah pada Usamah bin Laden. Sikap MUI saat ini menurut Din Syamsuddin tidak melarang tapi juga tidak menganjurkan atau mendukung, karena di Indonesia masih banyak hal lain yang harus diprioritaskan ummat islam, katanya. Memang ada pihak-pihak yang melihat seruan MUI untuk berjihad bisa memicu kemarahan rakyat terhadap AS. Namun Din Syamsuddin berharap tidak ada sinisme terhadap seruan jihad MUI. Karena ini adalah bagian dari agama Islam. Bagi MUI nampaknya, seruan mereka itu merupakan bagian dari aspirasi-aspirasi rakyat sehingga pemerintah harus mendengarnya. MUI dan 40 Ormas Islam yang menyerukan jihad itu berharap pemerintah Indonesia bersikap tegas dan tidak mendukung rencana serangan AS ke Afghanistan. Kalau pemerintah Indonesia mau mendengarnya maka tidak akan ada masalah di dalam negeri, kata Din.

Seruan jihad memang sudah berkali-kali dikumandangkan tokoh-tokoh Islam dan MUI dalam pelbagai ceramah sehingga Seruan Jihad yang terbaru ini bukanlah hal yang baru. Dunia Islam di Indonesia memang sedang mengkonsolidasi diri. Ummat Islam Indonesia memang tidak memusuhi rakyat Amerika.Tetapi mereka memusuhi kebijakan standar ganda pemerintah Amerika Serikat. Ketika Dubes AS baru-baru ini berbicara dengan tokoh-tokoh Muhamadiyah di kantor PP Muhamadiyah kepadanya dengan jelas dikatakan: The war is not the answer. Peperangan bukanlah jawaban untuk saat ini. Ini adalah momentum yang baik bagi AS untuk melakukan introspekSI. Namun seorang tokoh Islam yang lain kuatir aksi-aksi Ormas-Ormas Islam akhir-akhir ini pada akhirnya akan dibenturkan dengan pemerintahan Megawati. Tujuan akhir beberapa tokoh islam yang tidak diakomodasi Megawati dalam kabinetnya adalah untuk menjatuhkan Megawati pada Sidang Tahunan mendatang ini.

Kebetulan memang Megawati ketika berada di Amerika Serikat menunjukkan sikap yang condong mendukung kebijakan Presiden George Walker Bush. Mega memang merasa berutang budi pada Amerika.Sikap Mega ini berbahaya, kata Habib Husein Alhabsyi, Presiden Ichwanul Muslimin Indonesia. Kalangan Islam fundamentalis menduga Megawati sedang menjalankan kebijakan Theo Syafei yang dianggap mereka sebagai pemimpin kelompok fundamentalis Kristen. Sedang umum mengetahui bahwa pensiunan perwira TNI ini selain Hendropriyono dan Bambang Kesowo banyak menentukan arah kebijakan Presiden Megawati.

Anggota Komisi I DPR Aisyah Aminy juga merasa ada sesuatu yang tidak terungkap secara transparan dibalik pemberian bantuan AS kepada pemerintah RI. Kecurigaan serupa, sebelumnya juga dikemukakan Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darmaputra. Pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Megawati jangan sampai terjebak oleh politik AS sehingga terkesan memberi restu untuk penyerangan terhadap Afghanistan,` kata tokoh muda Partai Kedailan itu. Hingga kemarin sudah 257 orang yang mendaftarkan diri ke Sekretariat Gerakan Pemuda Islam (GPI) sebagai sukarelawan untuk melakukan Jihad ke Afganistan.

© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep


Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com