|
|
Salawaku Update 03/09/01: Kacau Lagi Maluku (Kota Ambon) yang beberapa hari terakhir ini tenang, hari Jumat 31 Agustus 2001 menjadi ajang perkelahian di darat dan penembakan di selat Ambon-Haruku. Akibat insiden ini terjadi konsentrasi masa di darat dan jatuhnya korban jiwa di laut. Beberapa informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa pada jam 09.30 WIT speed boat Inarissa 3 yang menuju Pelabuhan Passo Ambon dari arah Waipirit Pulau Seram itu ditembaki oleh speed boat yang datang dari arah Haruku dan pulau Pombo. Beberapa saksi mata menyatakan bahwa saat speed boat Inarissa 3 berada di dekat pulau Pombo tiba-tiba mesin pada speed boat tersebut mengalami gangguan dan mesin menjadi macet. Saat sedang diperbaiki tiba-tiba 1 buah speed boat dari arah Haruku melepaskan tembakan. Setelah Nakhoda Junus Kainama berhasil memperbaiki mesin tersebut, muncul lagi sebuah speed boat dari arah pulau Pombo yang saat itu mengeluarkan tembakan. Seorang aparat keamanan dari kesatuan Brimob Organik Polda Maluku yang mengawal speed boat tersebut terpaksa membalas tembakan para penyerang. Akibatnya terjadi tembak-menembak yang sengit antara aparat yang mengawal di speed boat Inarissa dengan penyerang pada 2 speed boat lain. Akibatnya tembakan tersebut menyebabkan Junus Kainama (Nakhoda speed Inarissa) terkena tembakan pada perut dan tidak bisa mengemudikan speed tersebut, sehingga salah seorang penumpang mengambil alih stir speed tersebut dan membawa mereka ke Desa Kamarian. Selain itu korban Mesak Silooy (41) terkena tembakan pada kaki kanan, Jansen Tatipikawan (48) terkena tembakan pada kaki kanan dan kiri. Korban Junus dan Jansen saat mengalami saat kritis di RSU DR. Haulussy Ambon yang sebelumnya dievakuasi ke Puskesmas Kairatu, tetapi di bawa ke Ambon. Sumber lain menyatakan bahwa 2 orang aparat keamanan tewas dalam insiden tersebut, yaitu Pratu TNI Rusli Hadi dari Yon 733 dan Prada Pol S. Syarif dari Brimob Organik Polda Maluku. Sumber ini menyebutkan bahwa mereka saat itu bersama-sama mau menuju Masohi dari arah Morela, namun dihadang oleh sekitar 4 buah speed boat di sekitar pulau Pombo. Selain korban tewas diketahui juga ada 4 warga sipil yang tertembak dan dirawat RS AL-Fatah Ambon, tetapi tidak diketahui mereka berada pada posisi mana saat kejadian baku tembak tersebut. Di lain pihak pada sekitar jam 10.30 WIT terjadi ketegangan di sekitar Kampus PGSD Unpatti. Beberapa sumber menyatakan bahwa ditemukan bom di lokasi kampus, namun sumber lain menyebutkan bahwa aksi ketegangan itu berasal dari pelemparan terhadap sebuah sepeda motor yang melintasi kawasan tersebut. Hal ini menyebabkan ruas jalan tersebut ditutup sekitar 15 menit. Akibat kejadian ini pasar kaget di kawasan tersebut ditutup. Sedangkan pada jam 17.00 WIT aksi sama terjadi pula dengan pelemparan terhadap mobil di kawasan Tugu Trikora yang menyebabkan aparat Yon 143 menyisir kawasan yang diduga menjadi tempat penyembunyian para pelaku. Sementara itu pada hari Kamis, 30 Agustus 2001, 2 (dua) orang wartawan yaitu Polly Jorris (Suara Maluku) dan Lewy Kariu (Siwalima) mengalami luka yang cukup serius karena dihajar oleh YONGAB TNI di kawasan Waisarisa (pulau Seram) tempat dilaksanakan upacara adat INA AMA AEL ATAI TOLU (Tiga Batang Air). Saksi korban Polly Jorris menyebutkan bahwa pada jam 09.00 Wit ia sudah berada di Pelabuhan Passo menuju ke Waisarissa. Namun sambil menunggu Lewy, speed boat jurusan Waipirit sudah tidak ada lagi. Saat Lewy tiba, ada sebuah speed boat di tengah laut yang mencoba memanggil mereka. Saat kedua wartawan naik, ternyata sudah ada di dalam dr. Alex Manuptty, Hengky Manuhutu, SH dan Semmy Walaerunny. Karena mereka mempunyai tugas jurnalistik, mereka tidak memusingkan keberadaan 3 orang tadi. Sesampai di sana, di tepi pantai sudah ada pasukan YONGAB TNI yang menyarankan agar rombongan kembali ke Ambon karena acara adat tersebut telah dibubarkan oleh aparat keamanan berdasarkan perintah PDS. Tetapi karena melihat ada gelaja yang tidak baik, maka mereka menghindar dan meminta izin kepada aparat. Aparat keamanan menyarankan agar segera melaporkan diri pada Pos Polisi, sedangkan rombongan Alex Manuputty sudah kembali ke Ambon dengan speed boat tadi yang mereka tumpangi. Tugas kedua wartawan tersebut meliput acara tersebut karena diundang oleh Ketua Tiga Batang Air B.N. Tamaelasapal. Mereka tidak mengetahui bahwa acara adat tersebut difasilitasi oleh FKM atau tidak atau lembaga lain. Sebelum mereka meninggalkan kantor polisi menuju saudara Lewy, aparat YONGAB TNI datang dengan mocil dan masuk. Tanpa tanya apa-apa DANRAMIL PIRU lantas berteriak "Itu Gerombolan". Mereka mencoba menerangkan bahwa mereka adalah wartawan dan memperlihatkan kartu pers mereka, namun kartu identitas tersebut dirobek-robek oleh aparat keamanan. Kedua wartawan tersebut mengalami luka cukup serius, yaitu pada muka dan tubuh lainnya. Keduanya dijebloskan ke dalam sel, namun dipukul lagi dengan popor senapan lagi sebelum diinterogasi oleh DANKI Yon 731 yang bertugas di lokasi tersebut. Dalam tahanan mereka diminta mengeluarkan catatan jurnalistik yang ada. Setelah nginap semalam mereka diizinkan pulang ke Ambon. Insan pers menjadi marah-marah, karena aparat keamanan tidak bertindak profesional dalam menangani suatu masalah. Hal ini terus ditanyakan kepada PDS, karena tujuan kedua wartawan tersebut ke Waisarisa adalah memenuhi undangan peliputan di acara adat tersebut. Sementara itu para peserta kegiatan adat tersebut dari Masohi terpaksa digiring ke Mapolres Maluku Tengah. Tidak diketahui mengapa acara tersebut dibubarkan oleh PDS. Ada apa dibalik itu ?. Hal ini menjadi pertanyaan. Situasi hari Minggu dan hari ini cukup baik, walaupun demikian isu di pulau Saparua semakin gencar dengan adanya isu upaya penyerangan ke pemukiman Kristen. Salam, Received via email from: OH |