|
|
From: "Siti Suwarni" <sitisuwarni@hotmail.com> Islam Humanis yang Cinta Perdmaian, Berteriaklah!!!! Saudara-saudara: Citra dan image Islam sangat buruk setelah peristiwa WTC. Walaupun Presiden Bush berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak anti Islam dan tidak perang melawan Islam, tapi tetap nama Islam sangat jatuh dibawah karena ulah beberapa gelintir orang. Sebagai pemeluk Islam apakah yang harus kita lakukan? Sembunyi, malu-malu, marah, dongkol atau pasrah? Cara yang ditempuh oleh beberapa kelompok di Indonesia adalah marah, dendam, bahkan mengancam berjihad melawan AS dan Barat. FPI, Laskar Jihad, Mujahidin, dan kelompok Islam radical, walaupun kecil suaranya besar, gemuruhnya terdengar oleh seluruh jagad. Berita sweeping warga AS meluncur cepat, banyak warga AS yang tadinya senang ke Indonesia karena orangnya baik harus menghela nafas, beberapa sempat mrinding. Kerugian dari retorika "sweeping" dan dampaknya sudah terjadi. Orang AS menunggu reaksi pejabat tinggi; tapi apa komentar pejabat tinggi: kebanyakan tidak berani mengutuk, melarangpun sungkan. Bahkan Pemeluk Islam ultra humanis Sri Sultan sendiri hanya mengatakan "... mudah-mudahan (sweeping) tidak terjadi ...." Beliau tidak berani mengutuk atau melarang. Apa reaksi orang Barat, dari AS para pelajar yang setiap tahun datang belajar atau riset di UGM mungkin akan mengurungkan niatnya tahun ini; kelompok mahasiswa yang rutin datang ke Yogya dari Australia juga mulai pikir-pikir. Dampak retorika "sweeping" dan "jihad" kelompok Islam radikalis sangat dahsyat terhadap ekonomi, hubungan international, dan masa depan Indonesia. Tapi apa yang kita lakukan sebagai Islam humanis yang cinta perdamaian. Kita cuma bisa mengatakan "mudah-mudahan tidak terjadi sweeping". Kalau kita Islam humanis tidak bergerak dengan retorika kita yang lebih dahsyat, secara tidak sadar kita akan mendiamkan retorika kezaliman, atau bahkan kita akan terikut di dalamnya. Bangkitlah Islam humanis, bukan untuk berperang, tapi kumandangkan retorikamu yang jitu untuk menunjukkan bahwa Islam bukan agama teroris, bahwa Islam adalah agama perdamaian. Kita tarik simpati sebanyak orang mungkin kepada Islam yang benar, Islam yang anti kekerasan. Para pejabat tinggi dan kita semua telah memberi komentar yang segan terhadap kelompok radikal, karena kita takut dianggap anti Islam. Pemimpin-pemimpin kita juga semakin ngalah karena takut dikira anti Islam. Tidak. Kita tidak anti Islam, kita anti kelompok radikal yang memperburuk citra Islam. Kita tidak bisa bergerak dengan fisik, tapi marilah kita bergerak dengan retorika, kembangkan diskusi kelompok anti Islam radikal. Siti
|