KORAN TEMPO, Selasa, 13 November 2001
Pembunuhan Politik?
Sehari setelah ditemukan tewas, latar belakang kematian Theys masih
belum terungkap. Matinya seorang Theys H Eluay, tokoh gerakan Papua
Merdeka, memang bukan peristiwa biasa. Ia bukan sekadar tokoh politik
lokal. Sebagai tokoh gerakan Papua Merdeka, ia sudah menjadi tokoh
politik nasional.
Orang bisa saja tidak suka dengan apa yang ia lakukan. Ia memang ingin
memisahkan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia. Ia berjuang
untuk memerdekakan tanah Papua. Tapi perjuangan dan sikap politik
Theys adalah satu soal, sedangkan kematiannya yang tragis adalah soal
lain.
Kita tidak tahu siapa di balik pembunuhan ini. Mungkin saja motifnya
politis, mungkin juga bukan. Bisa saja pelakunya orang yang tidak suka
pada Presidi! um Dewan Papua -- organisasi yang dipimpin Theys -- atau
bisa saja pelakunya orang-orang di dalam organisasi itu sendiri.
Tapi apa pun motifnya, siapa pun pelakunya, pembunuhan keji seperti ini
sama sekali tidak bisa dibenarkan. Kita telah menyaksikan begitu banyak
kekerasan di negeri ini. Di Aceh, wilayah yang juga bergolak dengan
tuntutan merdeka, sudah banyak tokoh lokal dibantai. Begitu pula di Timor
Timur dan Papua sebelum Theys.
Tragisnya adalah, pembunuhan-pembunuhan seperti itu kemudian seolah
menjadi 'wajar'. Orang menganggap, itu adalah risiko politik. Risiko
perjuangan. Sepertinya, kematian adalah harga yang pantas dibayar oleh
setiap tokoh politik. Sepertinya, kematian memang risiko menjadi politisi.
Kesan seperti itu muncul karena memang tak pernah ada pengusutan
tuntas atas kematian tokoh politik. Akibat berikutnya, muncul sebuah
stereotype aneh: Kematian seorang tokoh politik yang berseberangan
dengan pemerintah pasti terjadi hanya karena! ia berseberangan dengan
pemerintah. Sebuah stereotype yang selalu menempatkan pemerintah
sebagai tertuduh dan korban sebagai martir.
Justru karena itu, pemerintah harus melakukan pengusutan serius. Hanya
dengan pengusutan serius akan jelas apakah stereotype itu benar. Hanya
dengan pengusutan serius, kita bisa meyakinkan masyarakat bahwa
berseberangan sikap dengan pemerintah tidak otomatis berarti harus
menghadapi risiko kematian.
© tempointeractive.com
|