detikcom, Kamis, 10/08/2006 13:27 WIB
Ribuan Warga NTT Demo Menentang Eksekusi Mati Tibo cs
Emmy F - detikcom
Kupang - Aksi massa menentang eksekusi mati Fabianus Tibo, Marianus Riwu dan
Dominggus da Silva, berlangsung marak di Nusa Tenggara Timur, Kamis (10/8/2006).
Di Maumere, Ibukota Kabupaten Sikka, lebih dari 2.000 orang melakukan long march
sambil membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan eksekusi mati Tibo cs di
Palu pada Sabtu 12 Agustus ditinjau kembali serta meminta presiden SBY untuk
memberikan grasi.
Aksi yang sama dilakukan ribuan warga di Kota Ende. Para demonstran meminta
agar eksekusi mati Tibo cs dibatalkan.
Sementara di Kota Kupang, Komisi Perdamaian dan Kebenaran Keuskupan Agung
Kupang mengeluarkan imbauan kepada ribuan umat Katolik untuk melakukan aksi
damai dengan cara mendoakan ketiga terpidana mati dirumah masing-masing.
Aksi damai menentang eksekusi Tibo cs di Maumere berlangsung dalam pengawalan
ketat aparat keamanan. Massa yang kebanyakan adalah pelajar dan kerabat ketiga
terpidana mati sejak Kamis pagi berkumpul di stadion Gelora Samadore.
Mereka melakukan aksi di Markas Polres Sikka, Kantor Pengadilan Negeri Maumere
dan berakhir di Kantor Kejaksaan Negeri Maumere. Koordinator aksi, Pater Robert
Mircel, dalam pernyataan sikapnya mengatakan, ketiga terpidana mati adalah korban
konspirasi politik dan bukan pelaku utama kasus kerusuhan Poso.
Sementara Ketua Komisi Perdamaian dan Kebenaran Keuskupan Agung Kupang,
Romo Maxi Un Bria, mengatakan, semua umat beragama diminta mendoakan ketiga
terpidana mati dengan harapan mereka dibebaskan dari eksekusi mati.
"Mati dan hidup seorang anak manusia ditentukan oleh Tuhan dengan cara Tuhan
sendiri dan bukan di ujung timah panas," kata Romo Maxi.
Anselmus da Silva, ayah angkat Dominggus da Silva, yang dihubungi melalui saluran
telepon mengatakan hanya pasrah atas keputusan eksekusi itu. "Semua upaya
hukum telah dilakukan. Kami hanya mendoakan kiranya pemerintah dapat
memikirkan kembali keputusan yang telah ditentukan," kata Anselmus.
Menurutnya, keluarga besar da Silva tidak melakukan acara khusus apabila benar
Dominggus dieksekusi mati bersama dua rekannya. "Kami terus mendoakan
keselamatan anak kami. Kami tidak berdaya menghadapi pemerintah," katanya. (nrl)
Baca juga:
© 2006 detikcom, All Rights Reserved.
|