DEWA, 08 Jun 2006
Rp 300 Juta Gaji Guru Kairatu Terbawa Arus Kali Eti
Piru, Dewa
Uang sebesar Rp 300 juta lebih sedianya untuk membayar gaji guru TK, SMP, SMA
Swasta dan SMAN se-Kecamatan Kairatu hanyut terbawa arus kali ETI, akibat
kecelakaan sepeda motor yang dikemudikan Bendahara Kantor Cabang Diknas
Kairatu, Robinson Wemay yang berboncengan dengan pegawai tata usaha/bendahara
SMPN 7 Kairatu (6/6).
Ketika dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres SBB, Iptu.Achmad Setyo Budiantoro
membenarkan kejadian tersebut. "Saat ini masih kita pelajari dan terus kita
kembangkan untuk pemeriksaan saksi-saksi, guna mengungkap raibnya uang
tersebut. Apakah benar hanyut terbawa arus sungai yang deras, atau uang tersebut
sengaja digelapkan," ujarnya.
Menurutnya ada kejanggalan raibnya uang tersebut. Pasalnya, menurut pengakuan
korban, ada truk dari arah berlawanan hendak masuk jembatan, kemudian korban
banting setir ke kanan, hingga terjun ke dalam sungai ETI bersama motornya.
Uang yang hilang berada di tas warna kuning, tetapi tas berada di bibir sungai, hingga
uang dalam tas plastik warna hitam terpental tercebur sungai, akibat resleting bisa
terbuka. Padahal, resleting tas warna kuning bentuknya bukan horisontal, melainkan
membentuk huruf "U" hingga ada kejanggalan kalau resleting bisa terbuka dengan
sendirinya.
"Saat ini sekitar Rp 42 jutaan sedang diamankan di Polres SBB guna pengusutan
lebih lanjut," kata laki-laki jomblo ini. Berikut penuturan korban kecelakaan.
Dari hasil pemeriksaan Polres SBB, menurut pengakuan Robinson Wemay yang
bertanggungjawab membayar gaji guru TK, SMP, SMA Swasta dan SMAN
se-Kecamatan Kairatu, katakana dirinya bersama dengan Semuel Souhoka, Janes
Wakanno, Leo Nangamue, Efer Soriale menuju Piru untuk mengambil uang di BPDM
Cabang Piru.
Lebih lanjut, Robinson jelaskan kronologis dalam berita acara pemeriksaan (BAP),
dirinya bersama Semuel Souhoka dan tiga rekannya menuju kantor keuangan daerah
untuk mengambil Surat Perintah Membayar Uang (SPMU), kemudian pergi ketempat
foto copy untuk memfoto copy SPMU, lalu mengembalikan SPMU asli dan
bersama-sama ke Bank Perkreditan Daerah Maluku (BPDM) Cabang Piru.
"Saya terima uang dari BPDM Cabang Piru sebesar Rp 414.560.000, dan Rp
300.000.000, saya masukan dalam tas plastik hitam, dan sisanya Rp 114.560.000,
saya masukan dalam tas berwarna coklat. Bayar gaji SMPN 7 Kairatu, sebesar Rp
31.750.000. Bayar gaji SMPN 7 kairatu, sebesar Rp 14.195.000, Bayar gaji SMPN 8
Kairatu, sebesar Rp 2.500.000, dan pengamanan gaji guru yang tidak melaksanakan
tugas diserahkan ke Bawasda Kab.SBB sebesar Rp 4.671.000," katanya.
Setelah urusan semua selesai, kami berlima makan siang di rumah makan Mesra
samping Gereja Elohim, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Kairatu dengan 2
tas berwarna coklat yang tertutup rapat, diletakan di tengah-tengah motor, dan tas
kecil berwarna hitam milik Semuel Souhoka.
Tiba di Papora Piru, saya membayar gaji Ny.Leatemia (Eks SMA PGRI 2 Kairatu)
sebesar Rp 800.000, melalui anak laki-lakinya. Kemudian kami melihat kendaraan
Janes Wakanno dan Leo Nangamue serta Efer Soriale melewati kami. Usai kami
bayar gaji, kami lanjutkan perjalanan ke Translok Mata Empat Piru, bayar gaji
Ny.R.Luhukay sebesar Rp 973.000, melalui anak perempuannya, baru selesai kami
meneruskan perjalanan ke Kairatu.
Lebih lanjut, Robinson jelaskan kronologis tentang raibnya uang yang akan
dibayarkan pada guru-guru se-Kecamatan Kairatu. Setibanya di Jembatan ETI ke 2,
saya melihat truk menuju jembatan tersebut. Setelah saya menginjak rem tiba-tiba
motor mengarah ke jalur kanan jalan, akhirnya menabrak tembok pembatas jalan,
hingga menyebabkan saya bersama Semuel Souhoka terpental bersama motor kea
rah kali ETI. Kami mencoba berenang ke pinggir kali, pada saat itu tas kecil berwarna
hitam milik Semuel Souhoka lepas dan hanyut, akhirnya Semuel Souhoka minta
saya untuk mengambilkan tas tersebut kemudian saya berikan pada Semuel.
"Ketika kami berada di pinggir kali, seorang ibu bernama Sapuri, teriak kepada saya
bahwa ada helm dan tas plastik warna hitam sedang hanyut. Kemudian ibu itu ikut
mengejarnya, tapi tidak berhasil. Hal yang sama juga diakui oleh supir truk yang
berteriak bahwa ada uang yang tercecer dari tas coklat, kemudian Janes Wakanno
kumpulkan uang sambil dilihat sopir truk dan orang-orang yang berada di atas
jembatan, dan pada waktu ditemukan, resleting sudah terbuka," ujarnya.
Sementara, menurut keterangan saksi warga Piru, Nuke Soipala (29) membenarkan,
sepulang dari Kairatu, ketika melintas di atas jembatan ETI, melihat kendaraan roda
dua jenis bebek F1ZR melaju dengan kecepatan tinggi. "Saya melihat pengendara
gugup, hingga mau belok kiri tidak jadi akhirnya buang ke kanan tabrak pembatas
jalan dan terpental ke sungai" katanya.
Lebih lanjut ia jelaskan, saya lihat korban terpental bersama motornya dan tas kining
sudah terbuka di tepi sungai sekitar 0,5 meter dari sungai. "Saya lihat uang satu bal
di dekat tas, jumlahnya saya tidak tahu karena saya takut mendekat. Waktu yang
bersamaan saya dengar ada orang yang teriak minta tolong dan ada seorang ibu
datang jalan potong, untuk ambil barang hanyut, tapi tidak dapat," ujarnya.
Menurutnya, karena saya melihat ada temannya di ujung jembatan, saya bilang ada
tas kuning ditepi sungai disampingnya ada uang satu bal. Setelah saya Tanya kondisi
korban tidak terlalu parah, saya lanjutkan perjalanan pulang.
Kasus ini sekarang masih ditangani Polres SBB, dan terus dilakukan pengembangan
lebih lanjut. [D4W]
|