DEWA, 15 Aug 2006
Moenandar Pertanyakan Bantuan Untuk RRI Stasiun Ambon
Ambon, Dewa
Salah satu anggota Panitia Anggaran (Panggar) DPRD Maluku, Roery
Moenandar,SE, mengatakan selama tahun anggaran 2005 ada alokasi dana hampir
sebesar Rp 500 juta yang dialokasikan kepada RRI Stasiun Ambon, dimana dana itu
diperuntukkan bagi siaran RRI Ambon. Hal ini terungkap dalam rapat Panggar
eksekutif dengan Panggar legislatif yang digelar di Ruang Sidang Utama DPRD
Maluku, Senin (12/8) kemarin.
Moenandar, yang ditemui disela-sela acara rapat tersebut, mengatakan dirinya
sebagai anggota panggar berhak mempertanyakan alokasi dana untuk RRI tersebut.
Roery juga mengakui ini dilakukannya dalam rangka melaksanakan fungsi kontrol.
"Kalau sampai ada proposal yang menyatakan bahwa ada keluhan, siaran tidak
sampai ke daerah-daerah terpencil misalnya daerah Selatan Daya. Kita sudah
sepakat untuk membantu RRI Stasiun Ambon. Tetapi dana itu harus dipergunakan
sebaik-baiknya dong," tegasnya seraya menambahkan kalau dirinya memiliki data
tentang permohonan empat paket program, tetapi tidak dipergunakan sesuai dengan
tujuannya. "Ada 435 juta rupiah lebih yang harus dipergunakan untuk 9 program.
Kenapa itu tidak digunakan dengan baik?" ujarnya.
Roery juga menyesalkan terjadinya hal ini, apalagi dana itu berasal dari APBD tahun
2005. "Itu bantuan yang dari APBD, lalu bagaimana dengan bantuan-bantuan yang
dari RRI pusat, yang sekarang sudah memasuki dua bulan diperiksa oleh BPK,"
tanya Roery.
Ditambahkan, informasi yang diperolehnya dari lapangan, berupa temuan-temuan
serta informasi lainnya, bahwa ada beberapa program yang dapat dikatakan sebagai
program fiktif. Untuk itu, dalam melaksanakan fungsi kontrol dan pengawasan, dirinya
menganggap perlu mempertanyakan hal ini, khususnya pada rapat panggar legislatif
dengan eksekutif itu. "Misalnya, lintas seribu pulau, itu ternyata tidak dilaksanakan,
tapi dilaporkan dana terpakai habis," jelasnya mencontohkan.
Terkait masalah program ini, Roery mengatakan sudah melakukan pengecekan pada
Bagian Program RRI Stasiun Ambon, dan ternyata program tersebut tidak ada.
Bahkan Roery menyesalkan program itu ada juga dalam bantuan dari pusat, sehingga
kesan yang muncul adalah terjadi pendobelan program.
Roery juga mengungkapkan ada dana untuk pengadaan pemancar radio, dimana
program itu dibiayai dari APBD bahkan dari RRI pusat, tetapi kenyataannya hanya
diadakan balon-balon lampu. Untuk itu, dirinya mempersoalkan kejelasan terhadap
pengadaan pemancar tersebut.
Sementara itu, dalam lanjutan rapat panggar legislative dengan panggar eksekutif itu,
Kepala Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Maluku, Drs J Pattinama, yang
diberikan kesempatan untuk menjawab hal itu, mengatakan bahwa
kebocoran-kebocoran dana yang disinyalir terjadi di tubuh dinas Informasi dan
Komunikasi (Infokom), dalam hal ini penyealuran dana pada RRI stasiun Ambon
sebesar Rp 500 juta itu, ada juga yang terjadi pada dinas-dinas yang lain. Sebut saja,
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ( Diskop UKM) dan Dinas Pertambangan.
Terkait masalah ini, Bawasda telah melakukan pemeriksaan dan audit secara
bersama-sama dengan BPKP Maluku Untuk itu, Ais, sapaan akrab Pattinama
meminta agar Roery bersabar menunggu hasil laporan yang akan diberikan pihaknya
kepada Gubernur Maluku itu. "Dalam waktu dekat ini akan kami sampaikan kepada
Gubernur Maluku, untuk itu kami minta agar bapak bersabar, kalau sudah dilaporkan
akan kami informasikan kepada bapak," janji Pattinama [M7D] |