KOMPAS, Rabu, 03 Mei 2006
Abdul Hadi adalah Bahrudin Soleh
Semarang, Kompas - Jenazah Abdul Hadi, tersangka anggota jaringan teroris Noordin
M Top yang tewas dalam penggerebekan di Kabupaten Wonosobo pekan lalu, diakui
Muslam, warga Desa Keteguhan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo,
Jawa Tengah, sebagai anaknya yang bernama Bahrudin Soleh.
Pengakuan Muslam diberikan setelah melihat dan mencocokkan ciri fisik Bahrudin
Soleh dengan ciri fisik jenazah Abdul Hadi di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang,
Selasa (2/5) sore.
Muslam datang bersama tiga putranya, Syarif, Jamaludin, dan Anwar. Dia lalu
menemui Direktur Reserse Kriminal Polda Jateng Komisaris Besar Zulkarnain
kemarin sore.
Ia didampingi Ketua Front Perlawanan Penculikan (FPP) Kholid Saifullah dan Dewan
Penasihat FPP Anis Priyo Anshori. Ia juga mengatakan melihat luka tembakan di
pelipis jenazah. Dia terakhir kali bertemu putranya pada tahun 2003.
Dua rumah digerebek
Seorang warga Kabupaten Temanggung, Jateng, bernama Aris Maruf (21) yang
diduga anak buah Noordin belum bisa ditangkap. Dari rumah Aris di Gemawang,
Temanggung, Minggu (30/4), didapat dua bahan peledak dan sejumlah dokumen. Hal
itu dikatakan Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Dodi Sumantyawan HS saat
berkunjung ke Polres Temanggung, Selasa.
Pada Sabtu (29/4) anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 juga menggerebek dua
rumah di kawasan Genuksari dan Bangetayu Wetan, Kota Semarang. Rumah itu
adalah kediaman Budiono. Seorang warga melihat petugas membawa Budiono dan
sejumlah buku. Densus 88 juga mendatangi rumah Slamet Pramono, warga Perum
Sedayu Indah, Kelurahan Bangetayu Wetan. Slamet tidak ada di rumahnya sejak dua
hari sebelumnya.
Pemeriksaan ketat
Sementara itu, jajaran Polda Bali sejak Sabtu lalu memperketat penjagaan di semua
jalur masuk-keluar formal dan informal ke Pulau Dewata. Standar penjagaan setara
status siaga I. Langkah ini terkait dengan penangkapan tersangka teroris di
Wonosobo, Sabtu lalu.
Penjagaan tersebar tak hanya di jalur formal terminal, Bandara Internasional Ngurah
Rai, Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana), dan Pelabuhan Padangbai (Karangasem).
Polisi juga sering melakukan razia di jalan dalam kota/kabupaten.
Di Pelabuhan Padangbai kemarin puluhan polisi memeriksa KTP dan barang bawaan
penumpang yang turun dari kapal sepanjang 24 jam. Truk barang dan bus pun turut
diperiksa. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap kapal yang datang dan pergi ke dan
dari Pelabuhan Lembar (NTB) dan Nusa Penida (Bali).
"Kami sebagai petugas keamanan tidak ingin kecolongan lagi," kata Kepala Polres
Karangasem Ajun Komisaris Besar IGM Adhi Sadnyana Putra kemarin di Padangbai.
Penjagaan juga dilakukan di jalur informal seperti pelabuhan rakyat di pantai Labuhan,
Buitan, Bunutan, Bugbug (Karangasem), dan Kedonganan
(Badung).(KOM/WAD/MDN/SON/AYS/SF)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|