KOMPAS, Rabu, 03 Mei 2006
75 Persen Rumah Ibadah yang Rusak di Poso Belum Diperbaiki
Palu, Kompas - Sedikitnya 75 persen rumah ibadah di Poso Kota, yang rusak akibat
konflik horizontal sepanjang tahun 1998-2000, sampai saat ini belum diperbaiki.
Selain banyaknya pengungsi yang belum kembali ke Poso, minimnya dana yang
dimiliki Pemerintah Kabupaten Poso dan diselewengkannya dana kemanusiaan pun
menjadi penyebab utama tidak diperbaikinya sejumlah rumah ibadah itu.
Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Poso S
Pelima dan anggota DPR Komisi XI, Retna Situmorang, seusai menyaksikan acara
Hibah Bantuan Pembangunan Tiga Rumah Ibadah dan Satu Sekolah di Poso oleh
Bank Mandiri Cabang Palu, Selasa (2/5). Secara simbolis, bantuan dalam bentuk
bahan bangunan itu diberikan Kepala Cabang Bank Mandiri Palu Anton Zulkarnain
kepada masing-masing perwakilan rumah ibadah dan sekolah.
Pelima mengatakan, di Poso Kota ada sekitar 25 rumah ibadah. Saat konflik
horizontal terjadi hampir semua rumah ibadah itu rusak—ada yang rusak sebagian
dan banyak pula yang rusak total.
Setelah konflik horizontal di Poso berakhir pada tahun 2000, rumah-rumah ibadah
yang rusak mulai diperbaiki. Namun, sampai saat ini baru 25 persen rumah ibadah
yang mengalami perbaikan. Sisanya (75 persen) belum diperbaiki sama sekali.
Penyebab belum diperbaikinya rumah-rumah ibadah di Poso Kota itu, kata Pelima,
karena banyak warga yang sebelum konflik tinggal di sekitar rumah ibadah tersebut
belum kembali dari tempat pengungsian. Selain itu, dana yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten Poso untuk memperbaiki rumah ibadah tersebut sangat terbatas.
Retna mengatakan, sebenarnya pemerintah pusat telah menganggarkan bantuan
untuk memperbaiki rumah-rumah ibadah di seluruh Kabupaten Poso, termasuk Poso
Kota. Namun, bantuan yang dikenal dengan nama Dana Kemanusiaan Poso itu
banyak yang diselewengkan pejabat yang berwenang. (REI)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|