KOMPAS, Senin, 04 September 2006
Rumah Warga Dibakar
Ambon, Kompas - Dua rumah warga dibakar dan lima rumah lainnya dirusak massa
akibat pertikaian antarwarga di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah,
Maluku, Minggu (3/9) pagi. Semua rumah yang dibakar dan dirusak milik warga yang
bukan etnis asli masyarakat setempat. Hingga Minggu sore, aparat kepolisian masih
berjaga-jaga mengantisipasi aksi anarkis massa yang mungkin terjadi kembali.
Pembakaran dan perusakan rumah warga di Lorong Pohon Mangga, Negeri (desa)
Tulehu, di pesisir timur laut Pulau Ambon tersebut terpicu karena ketidakpuasan
warga atas penusukan terhadap Ramli Kotta (19) oleh salah seorang warga dari etnis
tertentu pada Minggu dini hari.
Penusukan terjadi sekitar pukul 02.00 saat digelar pesta joget menyambut pernikahan
Hadijah Idrus dan Udin di rumah Hadijah. Di tengah pesta, beberapa pemuda yang
sama-sama mabuk terlibat perkelahian. Korban berusaha mengingatkan salah
seorang di antaranya. Namun, karena tidak terima, pemuda yang diingatkan tersebut
justru menusuk perut Ramli hingga akhirnya tewas.
Menurut Raja Negeri (kepala desa adat) Tulehu Jhon Ohorella, keluarga dan tetangga
korban yang tidak puas atas tindakan tersebut kemudian mendatangi rumah Hadijah,
tempat dilaksanakannya pesta joget. Ohorella bersama Kepala Kepolisian Sektor
Salahutu dan Komandan Rayon Militer Salahutu pun langsung mendatangi tempat
pesta untuk menenangkan warga. Mereka berjaga di lokasi kejadian hingga sekitar
pukul 06.30 untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Sekitar 1,5 jam setelah pejabat pemerintahan negeri dan aparat keamanan
meninggalkan lokasi pesta, ratusan orang kembali mendatangi tempat pesta. Pejabat
pemerintahan negeri bersama polisi dan tentara pun berusaha kembali menenangkan
warga, dan massa dapat dikendalikan.
Namun, tiba-tiba massa merasa emosi akibat adanya ucapan provokasi dari warga
lain. Massa pun kemudian membakar rumah milik Hadijah dan rumah tetangganya
hingga hanya menyisakan puing-puingnya saja.
Empat kali
Ohorella menyatakan, aparat keamanan dan pejabat pemerintahan negeri telah
berusaha untuk menenangkan warga. Namun, karena jumlah massa sangat banyak,
mereka tidak bisa dikendalikan lagi.
Kemarin digelar pertemuan antara masyarakat Tulehu dan aparat keamanan di baileo
atau balai desa. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat mengatakan bahwa kejadian
serupa sudah terjadi sebanyak empat kali di desanya. Akan tetapi, pengusutan
pelaku tidak pernah dilakukan oleh aparat secara tuntas.
Kepala Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar Trilulus
Raharjo menyatakan, saat ini polisi telah memeriksa empat saksi atas kejadian itu.
(MZW)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|