KOMPAS, Senin, 05 Juni 2006, 14:13 WIB
Korban Pesawat Merpati Dievakuasi ke Ambon
Ambon, Senin
Semua penumpang Merpati Nusantara Airlines dengan nomor MZ-9971 yang
tergelincir di Lapangan Terbang (Lapter) Banda Naira, Kecamatan Banda Maluku
Tengah, Senin (5/6) pagi sekitar pukul 10.13 WIT dievakuasi ke Ambon.
Distrik Manager Merpati Cabang Ambon, Friets de Fretes, di Ambon, Senin (5/6),
membenarkan akan segera mengirimkan pesawat untuk mengevakuasi para
penumpang dari Banda ke Ambon terutama yang mengalami luka berat. "Kami telah
mendapat bantuan satu pesawat Casa 212 milik TNI-AD yang siap digunakan untuk
melakukan evakuasi para penumpang yang luka-luka," katanya.
Selain itu, satu Casa 212 milik Merpati juga telah diterbangkan dari Manado,
Sulawesi Utara menuju Ambon dan akan mendarat, Senin petang (5/6) di Bandara
Pattimura. Selanjutnya terbang ke Banda Naira untuk membantu evakuasi para
korban pesawat naas itu. Ia menegaskan, dua pesawat itu akan segera diterbangkan
hari ini juga (Senin-red) menuju Banda Naira untuk melakukan evakuasi, jika situasi
dan cuaca semakin membaik.
"Berdasarkan koordinasi dengan Departemen Perhubungan, Lanud Pattimura maupun
Merpati di Banda Naira, cuacanya masih sangat buruk sehingga pesawat yang akan
mengevakuasi korban belum bisa terbang," katanya seraya menambahkan, jika
cuaca membaik maka pesawat bantuan itu akan segera diterbangkan.
Ia menegaskan, sebagian besar dari 15 penumpang serta tiga kru pesawat
mengalami luka parah terutama patah tulang akibat terbentur dengan badan pesawat
maupun tergencet barang penumpang yang jatuh dari kabin, saat pesawat tersebut
tergelincir. Sejumlah tenaga medis dan para medis dari RSUD dr. Haulussy Ambon
juga akan diterjunkan ke Banda untuk membantu perawatan darurat serta proses
evakuasi dengan menumpang dua pesawat Cassa itu.
"Saya pun sementara berkoordinasi dengan RSUD dr. Haulussy serta PMI Cabang
Ambon untuk menyediakan kebutuhan obat-obatan dan sarana emergenci yang
dibutuhkan untuk proses evakuasi para penumpang, di antaranya botol oksigen serta
tandu," katanya.
Menyangkut penanganan darurat terhadap para korban, de Fretes mengakui, saat ini
sementara ditangani para petugas Puskesmas Banda, yang dilaporkan kesulitan
obat-obatan terutama yang bersifat emergenci. "Mudah-mudahan cuacanya membaik
dan proses evakuasinya dapat dilakukan segera pada hari ini (Senin-red) juga,
sehingga para korban bisa mendapatkan perawatan intensif," katanya seraya
menambahkan, seluruh korban yang dievakuasi akan dirawat pada RSUD Haulussy
Ambon.
Kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan PKC-NL itu tergelincir saat hendak
landing pada posisi 01 Runway Lapter Banda Naira dan keluar jalur sekitar 200 hingga
300 meter dari landasan pacunya. Pesawat yang dua kali dalam sepekan melayari
rute Ambon-Banda, Banda-Amahai (Maluku Tengah), Amahai-Banda dan Banda
Ambon itu, berangkat dari Amahai 09.30 WIT dengan mengangkut 15 penumpang
termasuk seorang balita berusia enam bulan, serta tiga orang kru pesawat.
Nama penumpang pesawat Merpati yang tergelincir itu yakni Amon Lolento, Aulia
Anakoda (6 bulan), dr. Opie Sri Wijayanti (dokter Puskesmas Banda) patah kaki kiri,
Arief Marsan, Anita Rehat, Hamidah Husin, Aisah Husin, Nasrum Saban, Ladinta La
Madimu, Ny. Rahma Johar, Rinawati, Astuti Anakoda, La Dina, Ny. Zubaedah
Sangadji, Capt Genggong. S (pilot) menderita sesak napas, Rico HS (Flight Engineer)
patah bahu kanan dan Resy Rendisa (co Pilot) patah rusuk kiri. Sedangkan satu
penumpang yang belum diketahui identitasnya telah pulang ke rumahnya karena
hanya menderita luka lecet dan memar.
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|