KOMPAS, Selasa, 09 Mei 2006
4 Anggota Densus 88 Diserang di Poso
Palu, Kompas - Empat anggota Detasemen Khusus 88 Anti-teror Markas Besar Polri
yang bertugas di Poso, Senin (8/5), diserang puluhan warga Poso saat menangkap
Taufik Bulaga (25) yang diduga terlibat dalam pembunuhan istri anggota Komando
Distrik Militer 1307 Poso tahun 2004. Satu anggota Densus 88 luka-luka dan dua
sepeda motor yang dikendarai mereka dibakar massa.
Taufik Bulaga ditangkap saat dalam perjalanan menuju rumahnya seusai shalat subuh
di Masjid Lawanga, Kelurahan Lawanga, Kecamatan Poso Kota, sekitar pukul 05.30
Wita. Di tengah perjalanan, empat anggota Densus 88 langsung menghentikan dan
menangkap Taufik.
Namun, Taufik tidak menerima penangkapan itu dan melakukan perlawanan sambil
berteriak- teriak minta tolong. Mendengar teriakan Taufik, puluhan warga langsung
berdatangan.
Melihat kedatangan warga, empat anggota Densus 88 itu melepaskan tembakan
peringatan. Namun, massa malah menyerang empat anggota Densus 88 itu.
Untuk menghindari bentrokan dengan massa, empat anggota Densus 88 itu
melepaskan Taufik dan melarikan diri. Satu di antara empat anggota Densus 88 itu
sempat dikeroyok massa hingga luka-luka, dan menjalani perawatan di RSUD Poso.
Massa kemudian melampiaskan kemarahannya dengan membakar dua sepeda motor
yang dikendarai empat anggota Densus 88 itu. Amuk massa itu baru reda ketika
Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Rudy Sufahriyadi bersama puluhan
anggotanya datang ke lokasi.
Rudy tidak bersedia menyebutkan identitas keempat anggota Densus 88 itu. Namun,
katanya, proses penangkapan Taufik sudah sesuai prosedur. Taufik diduga terlibat
dalam pembunuhan istri seorang anggota Kodim 1307 Poso, tahun 2004.
Namun, keterangan Kepala Polres Poso itu dibantah Dali, kakak Taufik. Menurut dia,
adiknya yang bekerja sebagai peternak itu tak pernah membunuh. Sampai kemarin,
keberadaan Taufik belum diketahui.
Lima orang ditangkap
Di Toli Toli, Sulawesi Tengah, Densus 88 Anti-teror Mabes Polri menangkap lima
orang yang diduga selama ini melakukan aksi teror dan pembunuhan di Poso.
"Mereka masih diduga teroris lokal yang selama ini membikin teror-teror dan
pembunuhan di Poso," ujar Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol)
Anton Bachrul Alam, Senin.
Menurut Anton, sejauh ini kelimanya dipastikan bukan anak buah Noordin M Top.
Kelimanya adalah Irwan, Arman alias Haris, Nano, Abdul Muis, dan Asrudin. Anton
mengatakan, dua di antaranya diduga terlibat pembunuhan pendeta perempuan di
Poso, Susianti Tinulele. (REI/SF)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|