Masariku Network, 10 Agustus 2006
Aksi damai dan doa penolakan eksekusi mati Tibo cs
Hari ini, Rabu 10 Agustus 2006, praktis tinggal 1 hari, sesuai dengan Keputusan
Eksekusi Pemerintah/Kejaksaan Palu, Tibo, Marinus dan Dominggus, hidup di bumi
ini; Kami, Pdt. Damanik, Pdt. Saerang dan sekitar 6.000 massa melakukan
Aksi/Protes Damai dan Doa Bersama di Lapangan Puselemba Tentena. Begitu
emosinya massa nyaris tak terkendali; Sedih, Marah dan Bingung bercampur menjadi
satu. Semuanya meyakini, bahwa Tiga Terpidana Mati itu adalah korban peradilan
sesat. Konflik telah terjadi sejak tahun 1998 Desember, dan mereka bergabung dalam
arena konflik dengan warga Kristen nanti pertengahan Mei 2000. Dan mereka yang
dianggap paling bertanggung jawab pada korban konflik itu? Semua tahu bahwa sejak
'98 telah terjadi pembiaran kekerasan dan kekacauan di sini. Seharusnya Bupati Arief
Patanga dan Bupati Muim Pusadan yang paling bertanggung jawab. Dan paling
kurang harus ada dari pihak (muslim) peserta konflik yang juga dinyatakan
bertanggung jawab dan dihukum.
Pdt. Rinaldy Damanik dengan ketegasan dan kebijaksanaannya memegang mikrofon
setelah beberapa pembicara menyampaikan isi hatinya, dan puji Tuhan secara
meyakinkan umat/massa berhasil terkendali emosinya. Intinya adalah Kami
Masyarakat Poso Menolak Eksekusi Mati, Tibo, Marinus, dan Dominggus. Kalau
Eksekusi dilaksanakan, kami menolak upaya Gubernur Sulteng mengupayakan
Amnesti Umum untuk Poso. Saya dan seorang pendeta lainnya memimpin Doa
khusus untuk Keteguhan Iman dan kebebasan Tibo dari eksekusi mati.
Pukul 05.00 pm, dengan damai acara itu ditutup sambil memberikan
persembahan/kolekte untuk keluarga Tibo Cs.
Kiranya Tuhan menolong kita bersama.
Pdt. F.H. Saerang
POSO WATCH NETWORK via MASARIKU NETWORK
|