Media Indonesia, Kamis, 10 Agustus 2006 10:30 WIB
Maluku Rawan Penyebaran HIV/AIDS
AMBON--MIOL: Provinsi Maluku saat ini semakin rawan penularan penyakit HIV/AIDS
karena sedikitnya terdapat 249 kasus positif. Hal itu dikatakan Kadis Kesehatan
setempat dr.Rukiah Marasabessy, M.kes, Kamis (10/8).
"Bayangkan dari 33 provinsi di tanah air, ternyata Maluku dengan 249 kasus
HIV/AIDS positif berada di peringkat ke-14 sehingga tingkat kerawanan tergolong
tinggi karena sedikitnya 78 penderita dari 249 itu meninggal," katanya.
Dari ke-249 kasus positif HIV/AIDS itu, ternyata kota Ambon tercatat berada
diperingkat pertama dengan 96 terjangkit HIV dan 64 lainnya AIDS, selanjutnya
Kabupaten Maluku Tenggara 41 HIV dan empat AIDS.
Kemudian Kepulauan Aru 23 HIV dan dua AIDS, Maluku Tengah empat HIV dan
delapan AIDS, Buru dua AIDS, Maluku Tenggara Barat(MTB) empat HIV dan Seram
Bagian Timur (SBT) satu HIV.
Kabupaten di Maluku yang masih bebas penularan HIV/AIDS adalah Seram Bagian
Barat(SBB).
Rukiah mengemukakan, berdasarkan hasil penelitian ternyata tingginya kasus
HIV/AIDS di Maluku adalah akibat narkoba suntik dan hubungan seks di kalangan
generasi muda yang masih berusia sekolah.
Sosialisasi bahaya penyakit menurunnya kekebalan daya tahan tubuh itu dilakukan
melalui koordinasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Maluku
diintesifkan terutama ke sekolah-sekolah.
Pertimbangannya, penderita penyakit ini tidak boleh dikucilkan masyarakat karena
pasti berdampak terhadap kondisi psikis sehingga menyulitkan penanganan.
RSUD dr.Haulussy dan Rumah Sakit Umum Alfatah Ambon merupakan rujukan bagi
penderita HIV/AIDS dengan sedikitnya delapan dokter yang telah disiapkan untuk
menanganinya.
Rukiah mengakui Pekerja Seks Komersial(PSK) di Maluku yang biasanya "senang"
melayani nelayan asing merupakan obyek pembinaan yang sangat sulit dijangkau
sosialisasi pencegahan penularanm penyakit HIV/AIDS karena sebagian besar
enggan memanfaatkan kondom.
"Penggunaan kondom yang enggan dari PSK maupun pelanggannya itu merupakan
sasaran berisiko tinggi penularan penyakit HIV/AIDS di Maluku karena banyak
nelayan asing seperti dari Thailand, Korea Selatan dan Taiwan," katanya.
Sementara itu, Dirut RSUD dr.Haulussy Ambon, dr.Jopi Manuputty, M.Ph, secara
terpisah mengakui hingga pekan kedua Agustus sedikitnya sembilan penderita telah
menjalani perawatan.
"Sayangnya tiga orang diantaranya yakni dua pria dan satu lainnya perempuan
meninggal dunia. Enam lainnya saat ini sementara menjalani rawat jalan secara
intensif," ujarnya seraya mengkhawatirkan lonjakan penderita di tahun-tahun
mendatang. (Ant/OL-06)
Copyright © 2006 Media Indonesia. All rights reserved.
|