Radio Nederland Wereldomroep, 25-04-2006
Ambon Tetap Tenang Walaupun Dua Bendera RMS Dikibarkan
25 April 2006 HUT ke-56 apa yang disebut proklamasi Republik Maluku Selatan.
Polisi kota Ambon mengerahkan sekitar 1000 personil untuk menjaga keamanan.
Walau penjagaan ketat itu, ada yang berhasil juga mengibarkan bendera RMS. Kami
tanyakan kepada Ian Kelilauw, pemimpin redaksi Radio Duta Musik Serasi Ambon,
DMS, bagaimana suasana di Ambon padar HUT ke-56 RMS.
Sepi karena takut
Ian Kelilauw [IK]: 'Suasana di Ambon sejak jam 8 malam tadi malam (24/04, red.)
hingga hari ini, dan tadi pagi dari pantauan kami di lapangan, beberapa pusat-pusat
perbelanjaan kayaknya hari ini juga agak sedikit sunyi dari tadi malam. Karena
mungkin ada semacam ketakutan dari masyarakat, di mana beberapa pusat-pusat
perbelanjaan dalam kota Ambon juga sepi. Banyak toko yang tutup. Kemudian
terminal-terminal sunyi dari kendaraan. Hanya beberapa kendaraan saja yang ada.'
'Ini karena ada semacam ketakutan dari masyarakat Ambon. Karena pihak aparat
kepolisian dinilai mungkin terlalu berlebihan dalam menyikapi HUT RMS ini dengan
menyiagakan begitu banyak pasukan di beberapa titik dalam kota Ambon.'
Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: 'Apakah penjagaan lebih ketat dari
tahun-tahun sebelumnya?'
IK: 'Mungkin tidak terlalu berubah dari tahun-tahun sebelumnya, karena ada seperti
tahun-tahun sebelumnya, beberapa titik rawan, didirikan pos-pos penjagaan dari Polri
maupun TNI, pos gabungan di dalam kota Ambon. Jadi tidak ada yang berubah dari
tahun sebelumnya dengan tahun yang ini. Jadi pengamanannya seperti biasa saja.'
Titik rawan
RNW: 'Titik-titik rawan di mana saja, Pak?'
IK: 'Titik rawan yang biasa terjadi kenaikan bendera, itu seperti di Kuda Mati,
kemudian di Soya, Karpan, Poka, Rumah Tiga, kemudian Paso dan beberapa
perbatasan di antaranya di Batu Merah, kemudian di Batu Gantung dan berbagai
perbatasan lainnya dalam kota Ambon.'
Pengibaran bendera
RNW: 'Tapi walau penjagaan ketat itu, ada yang berhasil juga ya mengibarkan
bendera RMS?'
IK: 'Ya ada. Sampai sore ini, laporan yang disampaikan oleh pihak kepolisian, tiga
bendera ditemukan. Satu di antaranya di belakang rumah sakit Dokter Haulussy,
Kuda Mati, Ambon. Kemudian satunya lagi di kompleks PGSD. Dan satu di
kabupaten Seram bagian Barat, tepatnya di Piru.'
RNW: 'Dan sudah diketahui siapa yang mengimbarkan bendera RMS itu?'
IK: 'Sampai saat ini belum ada informasi tentang pelaku dari pengibaran bendera
tersebut. Pihak kepolisian juga masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.'
RNW: 'Penjagaan itu hanya di kota Ambon saja, atau juga di tempat-tempat lain?'
IK: 'Penjagaan itu tidak terfokus dalam kota Ambon. Namun di beberapa kabupaten
juga, seperti Saparua, Aboro yang merupakan basis-basis dari kelompok RMS ini.
Ada tujuh kecamatan. Tiga di dalam kota Ambon dan empat di luar kota Ambon.'
Patroli dan sweeping
RNW: 'Dan tindakan keamanan apa saja yang dilakukan polisi?'
IK: 'Ya, kepolisian melakukan patroli dalam kota Ambon. Kemudian
sweeping-sweeping digelar pada tiap kendaraan yang lewat maupun warga
masyarakat yang lewat pada jalur-jalur tertentu.'
RNW: 'Jalur-jalur tertentu seperti apa, Pak?'
IK: 'Seperti daerah-daerah perbatasan atau daerah-daerah rawan yang seringkali
jadikan sebagai tempat penaikan bendera maupun biasanya titik-titik perbatasan yang
bisa memicu konflik.'
RNW: 'Dan apakah hanya dikerahkan polisi atau juga tentara?'
IK: 'Tentara juga. Dalam sweeping kali ini gabungan, melibatkan TNI maupun Polri.'
RNW: 'Berapa banyak kira-kiranya, polisinya, pasukannya?'
IK: 'Pasukannya melebihi dari 1000 personil, mbak.'
Belum ada penangkapan
RNW: 'Dan apakah polisi sudah melakukan penangkapan?'
IK: 'Sampai saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam pengibaran
tiga bendera yang ditemukan tersebut.'
Situasi Maluku dibesar-besarkan
RNW: 'Kemudian ada berita juga ya, wakil Ketua DPR, Soetardjo Soerjogoeritno itu
menilai pemerintah belum tegas membasmi separatisme. Dan dia juga mengatakan
bahwa pemerintah sebaiknya memberi ultimatum untuk setia kepada NKRI dan tidak
memberontak. Bagaimana ini menurut Anda?'
IK: 'Kalau berbicara soal RMS ini kayaknya ini sebuah gerakan moral yang terlalu
diberlebih-lebihkan oleh pihak aparat keamanan kita di daerah Maluku ini. Ada juga
pernyataan menarik dari salah satu anggota DPR-RI asal Maluku, John Toisuta yang
sangat merasa kecewa dengan sikap pemerintah daerah Maluku dan pihak aparat di
daerah Maluku yang selalu membesar-besarkan situasi Maluku. Padahal sebenarnya
di Maluku ini suasananya kondusif. Namun coba untuk dikondisikan bahwa
seolah-olah Maluku ini tidak aman. Menurut saya kondisi kota Ambon aman.'
Demikian Ian Kelilauw kepada Radio Nederland Wereldomroep.
© Hak cipta 2006 Radio Nederland Wereldomroep
|