Radar Sorong, Sabtu, 02 September 2006
18 Rumah Dibakar, 2 Pendeta Tewas
**Perang Suku di Kwamki Lama yang Kembali Meletus
TIMIKA-Perang saudara kembali meletus di Kelurahan Kwamki Lama, Distrik Mimika
Baru, Kabupaten Mimika-Papua, Jumat (010/9) kemarin. Perang ini kembali
memakan dua korban jiwa, puluhan luka-luka diterjang panah dan kena bacok. Selain
itu setidaknya 18 unit rumah warga hangus dibakar massa.
Belum diketahui penyebab meletusnya perang susulan ini. Yang pasti, perang
saudara yang memakan korban puluhan orang ini, justru meletus saat proses
perdamaian sedang mendekati tahap penyelesaian akibat perang saudara selama ini.
Proses pedamaian adat ini terdiri dari 10 tahap padahal, sudah mencapai tahap ke
sembilan.
Akibat meletusnya kembali perang sudara ini, proses perdamaian terancam gagal.
Suasana di Kwamki Lama kembali tegang dan mencekam. Walaupun sore kemarin
perang sudah meredah dan berhasil dikuasai pihak aparat, tapi tanah Kwamki Lama
yang sudah mulai aman, kembali ternoda dengan darah manusia yang dapat memicu
kembalinya perang berkepanjangan.
Data sementara yang diperoleh Radar Timika (grup Koran ini) di lapangan sore
kemarin, menyebutkan, akibat meletusnya kembali perang saudara ini dua korban
jiwa ikut melayang, puluhan lainnya luka-luka, serta paling tidak 18 rumah warga
hangus dibakar massa.
Dari pantauan grup Koran ini, darah segar berceceran di mana-mana termasuk di
RSMM, membuat suasana menjadi semakin mencekam. Di Kwamki lama, sampai
sore, asap dari bekas rumah yang hangus dibakar massa yang bertikai, masih
nampak mengepul ke udara.
Perang yang meletus kemarin, terjadi di dua lokasi, yakni di kubu bawah dan kubu
atas. Ironisnya, korban yang tewas, justru hamba Tuhan (pendeta). Orang yang tak
ikut perang dan hanya bisa mendoakan umat agar sadar dan menghentikan perang.
Korban tewas adalah Pdt. Agustinus Wetapo, wakil Ketua Klasis GKII Mimika.
Korban lainnya yang tewas, adalah Evangelis (Ev.) Marthen Mom, juga adalah
gembala di Gereja GKII Jemaat Efata Kwamki Lama bersama Pdt Agustinus.
Pdt. Agus tewas mengenaskan dalam ruang Pastori Gereja GKII Jemaat Efata, saat
gerejanya diserbu. Menurut keluarganya yang ditemui Radar Timika di Gereja Efata
sore kemarin, korban tewas karena dibacok lehernya saat sedang berdoa bersama
Ev. Marthen Mom.
Sementara Ev. Marthen Mom tewas kehabisan darah dalam perjalanan saat dilarikan
ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM). Sekujur tubuh Ev. Marthen tertembus
anak panah. Walaupun suasana perang sudah berhenti dan berhasil dikuasai pihak
aparat sekitar pukul 13.30 WIT sore kemarin, tapi menurut pantauan Radar Timika
sore kemarin, kedaan di Kwamki Lama masih sangat mencekam.
Tak ada warga yang berani keluar rumah. Aparatpun harus berkelompok akibat
banyaknya massa yang terlibat perang.
Sementara jasad korban Pdt.Agustinus langsung disemayamkan di gereja GKI
Jemaat Efata Kwamki Lama dan telah dikuburkan sore itu juga keluarganya di
samping gereja. Sementara Ev. Marthen, sempat disemayamkan di kamar mayat
RSMM sebelum dibawa pulang oleh anak dan istrinya ke Kwamki Lama.
Data yang dihimpun Radar Timika di lapangan dan dari sumber kepolisian kemarin
menyebutkan, perang saudara yang sebenarnya sudah berdamai itu, meletus lagi
akibat termakan isu dan provokasi dari orang-orang tak bertanggungjawab.
Wakapolres Mimika, Kompol Jan I Makatita saat ditemui radar Timika mengatakan,
perang saudara ini kembali meletus dikarenakan ada selisih paham dan isu-isu dari
okum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang diduga sebagai provokator.
Ceritanya berawal pada hari Kamis (31/8), sekelompok warga hendak melaksanakan
proses perdamaian adat bakar batu. Saat itu sekelompok massa dari kubu lain juga
pergi mencari kayu di kali Kwamki Lama. Mereka bertemu yang berujung pada
terjadinya cekcok dan selisih paham. Tapi perang tidak terjadi dan masing-masing
bisa mengendalikan diri.
Diduga dari sinilah pemicu meletusnya perang saudara untuk kesekian kalinya.
Rupanya ada kelompok massa tidak bisa menerima kata-kata dari kelompok lainnnya
hingga menaruh dendam. Seitar pukul 21.30 WIT, saat seorang ibu rumah tangga,
bernama Betseda Wandik pulang dari rumah keluargannya di Jalan Kanguru
menonton TV, tepatnya di depan Gereja Bethel, tanpa diduga tiba-tiba saja sebuah
anak panah melesat dari arah samping dan bersarang di bagian dada korban yang
saat itu bersama dengan anaknya hendak kembali ke rumahnya.
Korban saat itu dilaporkan langsung tak sadarkan diri dan sempat dievakuasi ke
RSMM. Terhadap peristiwa tersebut, pihak aparat langsung mengamankan lokasi
setempat. Namun pagi hari, meletuslah perang hebat. Nampaknya mereka tidak puas
dengan naas yang menimpa salah satu warga dari kelompoknya. Sekitar pukul 05.30
WIT Jumat (1/9) dini hari kemarin, perang antara kubu tengah dan kubu bawah
berkecamuk. Perang antara kedua kubu ini baru berakhir pukul 11.00 WIT dengan
kondisi memprihatinkan.
Aksi membabi buta dari salah satu kelompok, selain melakukan pembakaran juga
melakukan pengerusakan rumah warga. Perang terus berkecamuk di kubu atas dan
kubu bawah.
Perang antara kedua kubu inipun menyebabkan puluhan warga dari kedua kubu
mengalami cedera akibat terkena senjata tajam berupa panah, parang dan tombak.
Bahkan perang yang melibatkan ratusan massa dari setiap kelompok ini tidak dapat
dikendalikan anggota Polres Mimika yang berjumlah 150 personil serta anggota
Brimob Den B Polda Papua. (vis)
Data sementara pemilik Rumah yang terbakar di Jalan Melati dan Kanguru
1. Terinus Wanimbo
2. Keorik Wanimbo
3. Arinus Waker
4. Joni Tabuni
5. Daulina Tabuni
6. Nataniel Magai
7. Sayori Wanimbo
8. Marius Wanimbo
9. Natalis Waker
10. Deky Gobay
11. Yeskiel Wanimbo
12. Apitus Wenda
13. Lukas Tebay
14. Oktoviaus Murib
15. Wenus Kogoya
16. Agus Douw
17. Kornelis Tabuni
18. Belum teridentifkasi
(data sementara di lapangan)
|