Radio Vox Populi [Ambon], 26-Apr-2006
Cantemus Choir, Kemerduan dari Tenggara
Rudi Fofid - Ambon
SELAMA enam tehaun belakangan ini, sebuah kelompok paduan suara gerejani di
Tual, Maluku Tenggara (Malra), tampil memberi suasana baru. Mereka tak hanya
membawa reformasi dalam hala bernyanyi di kalangan Gereja Katolik setempat,
namun juga membangun hubungan oikumenis dengan kalangan non Katolik.
Cantemus Choir, nama kelompok tersebut. Gagasan awal datang dari Pastor Agus
Soplanit MSC, tahun 1999. Ketika itu, putra politisi Partai Golkar Thom Soplanit (alm)
ini baru pindah tugas dari Ambon ke Tual. Di sana dia menemukan suasana kering
dalam perayaan misa di gereja-gereja.
Maka ketika gagasan itu ditawarkan kepada kalangan muda setempat, gayung pun
bersambut. Antusias kalangan muda cukup besar. Maka jadilah koor yang
mengusung nama Cantemus. Maknanya, kita bernyanyi atau boleh juga bermakna
penyanyi utama.
Pada pembentukan awal, terhimpun sebanyak 30-an penyanyi. Mereka datang dari
kalngan guru, pegawai negeri, aktivis LSM, pengusaha, politisi, perawat, frater,
mahasiswa, dosen dan kalangan pemuda termasuk pelajar. Mereka berasal dari
berbagai paroki di Tual, Langgur, Ohoijang dan sekitarnya.
Pada awalnya, latihan-latihan teknik vokal dasar dilakukan. Pastor Soplanit yang
menjadi konduktor sekaligus pelatih, tidak hanya melatih olah vokal tetapi juga olah
tubuh. Para anggota koor diharuskan mengikuti senam, sit up, latihan pernafasan
ditambah aneka pantangan makan. Beragam aturan diterapkan. Sejumlah anggota
sempat mengeluh sebab latihan-latihan tak lazim itu terasa menjemukan. Akibatnya,
ada yang mengendurkan diri.
Tapi latihan berat ini ternyata berbuah manis. Mereka tampil perdana pada pesta
peringatan HUT Seminari Santo Yudas Thadeus Langgur. Penampilan ini
mengejutkan banyak kalangan karena terasa tiba-tiba ada sebuah kelompok koor
yang bernyanyi dengan baik.
Sejak itu, Cantemus Choir banyak menerima tawaran menyanyi di berbagai gereja,
baik di kota maupun di kampong. Penggemarnya makin banyak, sehingga jumlah
personil bertambah mencapai 50 orang. Bahkan Cantemus membentuk pula koor cilik
bernama Cantemus Children Choir. Dalam beberapa moment penting, Cantemus
Choir berkolaborasi secara indah.
Dalam usia tiga tahun, Cantemus Choir mulai berani menggelar konser, sesuatu yang
tidak lazim untuk kelompok paduan suara gerejani di daerah. Konser tersebut
bertajuk “Konser Cinta”, menampilkan lagu-lagu bertemu cinta universal dalam
beberapa bahasa seumpama Indonesia, Inggris, Italia dan Jerman.
Sejak itu, Cantemus Choir terus menggelar konser. Tahun 2003, konsernya malah
dua kali, yakni pada bulan Agustus dalam bentuk konser mini dan bulan Desember
berupa Konser Natal. Tahun lalu, konsernya digelar untuk memperingati HUT-nya
yang kelima.
Setiap kali konser, Cantemus Choir mendapat sambutan hangat. Tapi lantaran
kapasitas gedung yang tidak memadai, selalu aja penonton tak tertampung
seluruhnya. Dalam konser mini, undangannya hanya seratusan. Sedangkan dalam
konser HUT ke-5, penontonnya mencapai dua ribuan.
Dari empat kali konser, hanya sekali Cantemus Choir menjual undangan yakni konser
natal bertajuk “Extravaganza Christmas Consert 2003.” Selebihnya konser lebih
mementingkan hiburan bagi masyarakat Malra yang memang haus hiburan.
Eksisnya Cantemus Choir memilih menjadi penyelenggara lomba paduan suara,
lomba nyanyi tunggal dan lomba menyanyi mazmur. Ada pula lomba lainnya yang
digelar sekadar untuk mengisi kekosongan pentas seni dan kreativitas di daerah
Malra. Praktis Cantemus melahirkan juara-juara, sedangkan mereka sendiritidak teruji
dalam sebuah ajang lomba.
Maka di penghujung tahun 2004 lalu, ketika Mall Ciputra Jakarta yang disponsori
Garfield menggelar lomba paduan suara tingkat nasional, cantemus Choir lantas
beradu kemampuan di sana. Melalui persiapan sekitar dua bulan, mereka akhirnya
mengadu kemampuan di ibukota.
Tampil di antara 20 paduan suara bertaraf nasional dan internasional, Cantemus Choir
dengan konduktor Paula Rahabav dan organis Katche Ohoilulin mampu menyodok
dan menembus babak final. Di babak grand final pada tanggal 22 Desember 2004,
mereka merebut gelar juara harapan kedua. Meskipun tak mencapai prestasi terbaik,
hasil ini cukup membuat pihak Cantemus merasa teruji. Sebab lawan-lawannya di
final ternyata paduan suara yang sering tampil di manca negara.
Juara pertama direbut Paduan Suara Virtuoso sedangkan runner up ditempati The
Angelic Choir. Juara ketiga Paduan Suara Sint Vincent, Harapan Kesatu oleh Paduan
Suara KHBP Petojo, Harapan Kedua Cantemus Choir dan Harapan Ketiga Paduan
Suara Petra.
Seusai babak final, Cantemus Choir langsung mendapat tawaran di beberapa tempat
di Jakarta, antara lain di Gereja Bunda Hati Kudus Paroki Kemakmuran dan Gereja
Santo Christiforus Grogol. Sempat pula mereka diundang menyanyi pada acara
perayaan Natal Angkatan Muda Kei di Jakarta.(**)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|