The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Vox Populi


Radio Vox Populi [Ambon], 21-Apr-2006

Nelayan Tulehu Minta Kapal-kapal Ikan Diawasi Wilayah Tangkapannya

Harian Suara Maluku - Ambon

Tulehu, Suara Maluku – Akibat tidak ada pengaman dan control dari pihak Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten maupun provinsi, terhadap kapal-kapal ikan berjaring besar, mengakibatkan jenis ikan cakalang dan komu yang menjadi hasil tangkapan utama para nelayan tradisional menjadi berkurang, selain tentunya pengaruh harga bahan bakar minyak (BBM) yang semakin mahal.

Hal ini dikemukakan oleh nahkoda kapal motor tradisional Cahaya Masohi, Mudawer Ohorella, di Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabuaten Maluku Tengah, beberapa waktu lalu. "Selain rompong yang ada di laut, yang paling berpengaruh adalah kapal penjaring besar yang sering berada di Laut Seram Bagian Barat. Sebab jenis ikan cakalang dan komu biasanya banyak di perairan tersebut," ungkapnya.

Terpantau oleh Suara Maluku, kapal-kapal penangkapan ikan modern terkesan sering mengganggu aktifitas nelayan tradisional, khususnya di bagian Laut Seram Bagian Barat dan sekitarnya.

Dikatakannya, pendapatan yang mereka peroleh sekarang, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Jika dulunya dalam satu kali berlayar bisa memperoleh 4 sampai lima palka, sekarang hanya bisa mendapat 2 sampai 3 palka, yang jika dihitung dengan BBM maka biayanya semakin mahal. Dengan kondisi seperti ini, nelayan tradisional banyak yang jarang berlayar, daripada nanti hasilnya tidak seimbang dengan biaya operasinya.

Selain kondisi alam yang merupakan hal biasa bagi para nelayan, masalah yang paling berat bagi nelayan adalah keberadaan kapal penjaring yang sering memasuki areal pencarian ikan bersama dengan nelayan tradisional.

Kondisi ini kalau ditinggal diam tanpa penegakan hukum, maka bisa menimbulkan kecemburuan sosial antara para nelayan tradisional dengan armada kapal-kapal ikan. Mengingat kapal-kapal ikan tersebut mestinya beroperasi pada jarak 3 mil dari jarak territorial yang telah ditentukan.

Komentar senada juga datang dari salah satu anak buah kapal (ABK) KM Adelain II, Salim Udin. Diakuinya, akibat seringnya kapal-kapal penjaring memasuki daerah teritorial pernah terjadi tabarakan antara KM Adelain II dengan kapal penjaring ikan KM Air Manis. Akibat peristiwa yang terjadi di peraiaran Ambalau, Seram Bagian Barat di penghujung tahun 2005 ini, bagian samping haluan kapal Adelin II robek.

"Waktu menabrak Adelain sempat terlintas untuk mengikuti kapal tersebut, dan hendak mau membakar kapal tersebut, semua ABK sudah siap dengan bensin di botol, namun kesadaran dari tiap-tiap ABK, akhirnya kami balik haluan dan pulang ke Tulehu untuk memperbaiki kapal tersebut," beberanya.

Untuk itu, mereka minta dari Dinas Perikanan dan Kelautan serta instansi terkait agar bisa melihat hal tersebut, sebab kalau ditinggalkan diam maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.(SM-11)

Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoegajah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044