SINAR HARAPAN, Senin, 31 Juli 2006
Jusuf Kalla Dikirimi Kain Cap Jempol Darah
Oleh Yuyuk Sugarman
Yogyakarta - Senin (31/7) siang ini, kain putih sepanjang 10 meter yang berisi tanda
tangan dan cap jempol darah dikirimkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku
Ketua Bakornas lewat pos.
Aksi cap jempol darah yang dimulai Sabtu pekan lalu itu merupakan lanjutan mogok
makan para mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Bersama Korban Gempa
Yogyakarta (SBKGY) sejak 13 Juli.
"Aksi cap jempol ini merupakan simbol perjuangan kami hingga titik darah
penghabisan," jelas Yan Aryasmita, mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, selaku juru bicara. Aksi cap jempol darah dilakukan setelah mogok
makan yang dilakukan para mahasiswa tak mendapat perhatian sama sekali dari
pemerintah.
Bagi para demonstran, menurut Yan, tak ada kata menyerah hingga tuntutan mereka
dikabulkan pemerintah. Janji pemerintah adalah korban gempa di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah akan diberi living cost (jaminan hidup), beras,
uang pakaian, uang peralatan rumah tangga, dan dana pembangunan rumah kembali.
Namun hingga saat ini, yang dipenuhi hanya living cost dan beras.
Isu Tsunami
Sementara itu, isu tsunami yang berhembus di Bandar Lampung, membuat nelayan
tidak melaut sehingga pasokan ikan di pasaran menurun. Akibatnya harga ikan laut di
Bandar Lampung melonjak.
Terakhir, isu tsunami akan menerjang Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang,
Lampung Selatan (Lamsel), terjadi Kamis (27/7) malam. Akibatnya, ratusan warga
panik dan mengungsi ke tempat lebih tinggi. Hingga Sabtu (29/7) malam, baru
sebagian nelayan yang melaut dan sebagian lagi menunggu kondisi benar-benar
aman.
Mengenai bencana alam yang akhir-akhir ini melanda berbagai wilayah di Indonesia,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan umat Islam agar tidak
mengaitkan dengan hal mistik. Hal itu dikatakan Presiden saat membuka Musabaqah
Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional XXI Tahun 2006 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara,
Sabtu malam.
Begitu pula Gubernur Bali Dewa Made Beratha menyerukan masyarakat di Bali,
khususnya penganut agama Hindu, untuk meningkatkan kewaspadaan dan
melakukan persembahyangan supaya bencana tsunami tidak terjadi di Bali.
Persembahyangan ini diharapkan sudah mulai dilaksanakan Selasa (1/8) besok atau
selambat-lambatnya 16 Agustus 2006. (syafnijal datuk sinaro/agus sana'a/cinta
malem ginting)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|