SINAR HARAPAN, Rabu, 02 Agustus 2006
Enam Orang Ditangkap
Komplotan Noordin M Top Terus Diburu
Surabaya – Pengejaran terhadap komplotan yang dicurigai sebagai jaringan aktor
pengemboman di Indonesia, Noordin M Top, di lereng Gunung Semar, Mojokerto,
Jawa Timur (Jatim), terus dilakukan. Hari Rabu (2/8) pagi ini, sekitar 70 personel
Batalyon Raider 500 Kodam V Brawijaya juga dilibatkan.
Kecurigaan kehadiran komplotan ini sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu,
khususnya dirasakan warga Desa Dilem, Desa Kali Katir, Desa Begagan Limo, dan
Desa Ngembat di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Komplotan ini
melakukan teror dengan mencuri bahan makanan dan barang milik warga.
Kabareskrim Mabes Polri Komjen Makbul Padmanegara yang dihubungi SH di
Jakarta, Rabu (2/8) pagi, membenarkan pengejaran tersebut. Namun, dia belum dapat
memastikan apakah ikut juga diburu aktor pengemboman di Indonesia, Noordin M
Top.
"Yang pasti kami telah mengamankan enam orang pria. Mereka kini sedang diperiksa
di Mapolres Mojokerto," katanya singkat.
Direktur Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) Kombes
Amhar Azeth yang dihubungi SH pagi ini juga membenarkan adanya penyergapan di
lereng Gunung Semar, Mojokerto, Jatim."Kami telah mengamankan enam orang dan
kini masih terus diperiksa secara intensif di Mapolres Mojokerto," katanya singkat.
Amhar Zien menjelaskan penyergapan itu dilakukan aparat TNI dari Kodam V
Brawijaya, Jatim. Aparat kepolisian datang kemudian setelah diinformasikan adanya
penyergapan itu. Keenam pria tersebut ditangkap aparat TNI pada Rabu (2/8) dini hari
sekitar pukul 01.00 WIB.
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Wijaya Purbaya menegaskan bahwa
secara teknis pengejaran terhadap komplotan yang dicurigai sebagai jaringan Noordin
M Top sedang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror. Tapi, pihaknya tidak bisa
menjelaskan secara detil sampai sejauh mana hasil dari pengejaran tersebut.
"Secara teknis hal ini sedang dilakukan oleh pasukan khusus, dan sifatnya sangat
rahasia. Karena itu, kita belum bisa memberikan penjelasan apa-apa terkait soal ini,"
kata Wijaya Purbaya, saat dihubungi SH, Rabu (2/8) pagi.
Pihaknya baru bisa memberikan penjelasan jika memang sudah ada kabar bahwa
pelaku tertangkap, barang bukti ditemukan dan tempat kejadian perkara (TKP) sudah
jelas, serta berbagai informasi lain yang sudah final.
"Selama penyusuran yang dilakukan Densus 88 belum dilaporkan, maka kami belum
bisa menjelaskan. Untuk masalah ini memang sangat rahasia. Jika nanti sudah ada
penemuan final, kita akan ekspos," ungkapnya.
Dari berbagai sumber di lokasi kejadian, anggota Densus 88 melakukan penyusuran
terhadap Gunung Semar di wilayah Desa Begagan Limo, kecamatan Gondang
Kabupaten Mojokerto. Tapi penyusuran tersebut dilakukan dengan sangat rahasia
karena tidak ingin buronan yang dicurigai lari.
"Anggata Densus 88 bergerak sejak Selasa (1/8) siang di wilayah Gunung Semar.
Tidak jelas penyusuran itu sampai di mana, karena saat naik dari gunung tersebut,
bisa turun di wilayah Batu Malang, Tretes, Pasuruan, dan Majokerto," kata sumber
tadi.
Di samping itu, salah seorang warga di desa tersebut juga menyatakan pada Rabu
(2/8) dini hari tadi datang lagi pasukan baru yang ikut melakukan penyisiran. "Setahu
saya pasukan yang datang tersebut adalah pasukan Raider milik TNI Angkatan
Darat," kata Basuki, warga Mojokerto.
Kecurigaan kehadiran komplotan Noordin M Top sudah dirasakan oleh warga Desa
Dilem, Desa Kali Katir, Desa Begagan Limo, dan Desa Ngembat di Kecamatan
Gondang, Kabupaten Mojokerto. Kabar tersebut semakin santer terdengar karena
komplotan itu melakukan teror dengan mencuri berbagai bahan makanan dan barang
milik warga.
"Yang dicuri adalah bahan-bahan makanan dan alat-alat memasak. Saya juga
kehilangan 2 kg beras dan secangkir minyak goreng. Mungkin inilah yang membuat
aksi pencurian ini dikaitkan dengan buronan Noordin M Top," kata Rukiyah, warga
Desa Dilem.
Karena desas-desus itulah, dalam beberapa hari terakhir ini, desa tersebut didatangi
oleh sejumlah personel dari Polda Jatim, Kodam V Brawijaya, Kodim 0815 dan dari
Denpom V/2 Mojokerto. Mereka melacak adanya komplotan Noordin M Top tersebut.
Dibenarkan Warga
Perihal keberadaan Noordin M Top di lereng Gunung Semar dibenarkan sejumlah
warga Desa Ngembat dan Desa Blentreng, Mojokerto, Jatim. Seorang warga
setempat sempat mengetahui ada orang mirip buron dalam jaringan Noordin M Top
yang berkeliaran di lereng itu.
Informasi itu diperkuat oleh kesaksian sejumlah warga Ngembat, termasuk Sekretaris
Desa (Sekdes) Ngembat, Sulisno (30), yang menyebutkan, adanya enam orang asing
yang telah memasuki wilayah lereng Gunung Semar (3.156 mdpl). "Orang asing itu,
masuk Dusun Begagan Limo, Desa Ngembat sejak tiga hari yang lalu. Mereka
membawa bekal untuk mencukupi kebutuhannya selama di dalam hutan," ungkap
Sekdes Ngembat itu.
Kesaksian Sekdes itu juga diperkuat oleh seorang pencari bambu di hutan bernama
Gono (37), dari Desa Kalikatir yang membenarkan keterangan Sekdes Ngembat itu.
Namun, ia mengaku sudah bertemu orang asing tersebut sejak sebulan yang lalu.
"Akhir Juni lalu, saya bertemu orang yang tidak saya kenal dengan ciri-ciri berbadan
kekar dengan tinggi sekitar 170 cm, berambut keriting, berjambang, dan berkumis. Ia
memakai rompi warna hitam dan celana Levis," paparnya.
Menurutnya, pertemuan dengannya sekitar 11 kali itu hanya membagi makanan,
namun tidak pernah ada komunikasi. Setelah makan, orang itu berpesan jangan
bilang kepada siapapun kalau mereka bertemu. "Jangan bilang same siape-siape,"
ujar Gono menirukan logat Melayu dari orang yang pernah ditemui itu.
Pada 31 Juli sekitar pukul 12.00 WIB, Gono saat mencari bambu hutan didatangi
empat orang yang tidak dikenalnya itu lagi, termasuk orang yang sering bertemu dan
pernah diberinya makanan. "Keempat orang tersebut membawa peralatan tas bulat
panjang, sangkur, ransel besar warna hijau, karpet warna coklat, dan membawa tas
jinjing, serta berompi," katanya.
Namun, selama mereka bercakap-cakap tidak pernah berhadapan langsung, karena
mereka selalu memalingkan kepala. Kemudian salah seorang dari mereka meminta
air dan menanyakan arah jalan yang ada di tempat itu, terutama salah satu jalan ke
arah Pacet dengan menanyakan losmen/penginapan dan tempat yang banyak
dikunjungi orang.
Dengan keberadaan enam orang yang tak dikenal itu, wilayah hutan bambu di
Kecamatan Gondang itu sering kehilangan makanan di dapur, bahkan kejadian itu
berlangsung setiap malam.
Usai pertemuan dengan orang itu, Gono dan Sulistyo pernah dipanggil Polda Jatim
sebanyak dua kali untuk dimintai keterangan dan diperlihatkan foto-foto teroris dalam
jaringan Noordin M Top.(chusnun hadi/maya handhini/norman meoko/ant)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|