The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Kamis, 07 September 2006

Terkait Bom Poso, Enam Orang Diperiksa

Oleh Erna Dwi Lidiawati

Palu – Kepolisian Resor (Polres) Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga Kamis (7/9) pagi telah memeriksa enam saksi terkait ledakan bom di Desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan yang menewaskan John Tambeli (50), Selasa (5/9) pagi.

Hal itu dikatakan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulteng, Kombes Badrodin Haiti, Kamis pagi di Markas Polda Sulteng di Palu.

Dia menyatakan untuk keperluan pengungkapan kasus ini pihaknya telah memeriksa Rose Sancu'u, istri korban John. Rose diperiksa karena saat itu ia bersama suaminya. Sementara itu, lima saksi lainnya adalah warga Tangkura yang berada di dekat lokasi saat ledakan itu terjadi.

"Sejauh ini baru enam orang yang diperiksa termasuk istrinya. Namun, belum diketahui motif maupun pelaku atau pemilik bom itu," kata Badrodin.

Catatan SH, kejadian ini merupakan ledakan bom pertama sehari setelah Kapolda Sulteng diserahterimakan dari Brigjen Oegroseno kepada Kombes Badrodin Haiti.

Apakah kasus ledakan bom itu terkait eksekusi atas tiga terpidan mati Poso Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu? Kapolda menyatakan, "Ini tidak ada sangkut pautnya dengan eksekusi Tibo dan kawan-kawan. Bom ini tidak ditujukkan kepada kelompok tertentu karena diduga adalah bom lama yang kemungkinan disimpan pemiliknya di dalam rumah tersebut dan meledak ketika ditemukan oleh korban."

Sumber SH menyebutkan, bom yang meledak di Desa Tangkura diduga kuat terkait dengan kelompok AA yang selama ini memang dikenal sering memicu konflik di daerah tersebut. Untuk membuktikan itu, tim penyidik Polres Poso dan Polda Sulteng tengah melakukan penyidikan.

Kelompok ini sering memanfaatkan persoalan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) di sana. Pada 2001, Tangkura dan desa-desa sepanjang jalur Poso-Napu-Palu rata dengan tanah akibat amuk massa bernuansa SARA. Wilayah itu dihuni mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan, lalu Islam dan Hindu.

"Kelompok ini sering menggunakan bom hampa yang berwadahkan chasing dari pipa besi yang dipasangi sumbu bakar," kata sumber yang tidak mau disebut namanya itu.

Sementara itu, dari penyelidikan tim penjinak bahan peledak (Jihandak) Satuan Brigade Mobil Polda Sulteng diketahui bom tersebut serupa dengan bom-bom yang meledak selama ini di Poso. Bom tersebut tidak berisi gotri atau lempengan logam lainnya. Bahan-bahannya terdiri dari black powder dan sulfur.

Dari hasil otopsi di Rumah Sakit Umum Daerah Poso diketahui bahwa chasing bom dari pipa besi itu yang menghantam dada korban John Tambeli hingga tembus ke punggung dan memutuskan tangan kanan serta meremukkan kedua kakinya. Sejauh ini, tim penyidik masih terus menyelidiki motif dan pelaku atau pemilik bom tersebut. (norman meoko)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoegajah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044