SUARA PEMBARUAN DAILY, 28 April 2006
Pramoedya Ananta Toer Dirawat di Rumah Sakit
Sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, masuk ruang perawatan intensif
Rumah Sakit (RS) St Carolus, Jakarta sejak Kamis (27/4) malam. Hingga kini belum
ada penjelasan resmi mengenai kondisi sastrawan yang pernah mendekam di Pulau
Buru tanpa melalui proses pengadilan di zaman Orde Baru itu.
Dokter jaga di bagian perawatan intensif dan staf Humas RS St Carolus belum bisa
memberikan informasi terperinci mengenai kondisi Pramoedya. "Kami belum bisa
memberikan keterangan. Yang pasti, pak Pram memang tengah dirawat di tempat
kami, " ungkap seorang staf humas rumah sakit itu yang meminta supaya namanya
tidak disebutkan, Jumat siang.
Kondisi Pram, demikian, penulis besar itu sering disapa, belakangan memang kurang
stabil. Kesehatannya sering terganggu. Ia sempat muncul dalam pameran lukisan
karya-karya mantan tahanan politik di era Orde Baru yang digelar di Taman Ismail
Marzuki. Pram berjalan pelan. Jaket dan kaus kaki juga ia kenakan. Pendengarannya
sejak lama kurang berfungsi.
Posisi Pram dalam peta sastra Indonesia jelas tidak bisa digantikan penulis lainnya.
Hal itu bukan saja disebabkan karya-karya besarnya tapi juga perlakuan pemerintah
Orde Baru yang justru melambungkan namanya.
Kekuatan utama karya Pram terletak pada kemampuannya untuk mengemas
data-data sejarah sekaligus memberikan pesan politik yang tajam. Karya-karyanya
selalu diwarnai kritik sosial terhadap para penguasa yang lalim dan korup.
Buku-buku karyanya yang ditulis di Pulau Buru saat ia menjalani penahanan hingga
kini masih dibaca dan dikaji peminat sastra. Beberapa di antaranya Bumi
Manusia,Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. [A-14]
Last modified: 28/4/06
|