The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Banjarmasin Post


Banjarmasin Post, Jumat, 29 September 2006 02:14:40

Al Farouq Dijemput Istri

Jakarta, BPost

[PHOTO: BERI KETERANGAN PERS - Mira Agustina (kanan), istri Omar al Farouq didampingi pengacaranya Egi Sudjana sebelum melakukan konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/9). Foto: AFP/JEWEL SAMAD]

Cadar hitam di wajah tak mampu menutupi kesedihan Mira Agustina. Istri Omar al Farouq itu menyatakan akan berangkat ke Irak untuk melihat langsung jenazah suaminya yang tewas ditembak pasukan Inggris di Basra, Irak.

"Sebelum melihat langsung, saya tidak bisa meyakini bahwa al Farouq yang tewas itu adalah suami saya," kata Mira kepada wartawan, di kantor pengacara Egi Sudjana, di Jakarta, Kamis (28/9).

Ibu dua anak asal Bogor, Jawa Barat itu mengaku mengenal betul detil ciri-ciri suaminya, termasuk prilakunya. "Hanya saya yang tahu apakah dia benar-benar al Farouq atau bukan," tutur wanita yang dinikahi almarhum pada 1999 itu.

Rona kesedihan terlihat dari dua kelopak mata Mira yang memerah. Berkali-kali dia menyeka matanya dengan sapu tangan. "Kalaupun suami saya benar-benar bersalah tidak apa dia ditembak, namun harus diproses dulu," gugat Mira.

Yang jelas, lanjutnya, al Farouq adalah warga Indonesia. "Dia bernama asli Mahmoud bin Ahmad dan lahir di Ambon 24 Mei 1971," ungkapnya. Karena latar itulah, ia tetap menuntut jenazah suaminya dipulangkan ke Indonesia.

Sebelumnya Kapolwil Bogor, Komisaris Besar Sukrawardi Dahlan, mendatangi kediaman Mira di Kampung Cijambu RT 02/01, Desa Cisalada, Kecamatan Cijeruk, Bogor.

Menurut Mira, kedatangan mereka itu untuk meminta keterangan tentang tanda khusus yang dimiliki suaminya karena sangat diperlukan guna kepolisian.

"Beliau meminta keterangan sama saya seputar tanda-tanda khusus yang dimiliki suami saya," ujarnya.

Ia memaparkan, suaminya memiliki tanda-tanda khusus seperti luka goresan di tangan kiri dan semua gigi ada tambalan.

Sukrawardi membenarkan kedatangannya hanya ingin melakukan pemantauan. Ia pun berdalih, Mira adalah warga Bogor yang membutuhkan perlindungan.

Bantah BIN

Pernyataan Mira bahwa al Farouq adalah warga Indonesia, dibenarkan pengacaranya, Egi Sudjana. Sebagai buktinya, al Farouq memiliki KTP, paspor dan surat nikah Indonesia.

"Saya sanggah pernyataan BIN bahwa al Farouq bukan warga Indonesia. Itu pernyataan politik dan tidak berlandaskan hukum," sangkalnya.

Keinginan Mira tampaknya sulit diwujudkan. Sebab, Kepala BIN Syamsir Siregar tetap bersikukuh menyatakan al Farouq sulit dibawa ke Indonesia. "Kayaknya nggak mungkin. Dia bukan WNI," tegas Syamsir di sela-sela rapat kerja dengan Komisi I DPR.

Ketidakjelasan status al Farouq, dapat dibuktikan banyaknya paspor yang dimilikinya. Dari data BIN, al Farouq memiliki tiga paspor. "Kalau KTP kan bisa dibikin, apalagi dulu," ujarnya.

Meski begitu, Syamsir menilai sah-sah saja permintaan istri al Farouq itu. "Namun semua keputusan itu ada prosedurnya," ujarnya.

Anggota Komisi I dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, Ali Muchtar Ngabalin, mengatakan pemerintah punya tanggungjawab memulangkan jenazah al Farouq karena dia warga negara Indonesia. "Kalau perlu pemerintah membiayai salah satu keluarganya mengambil jasad al Farouq di Irak," katanya.

Koordinator Palang Merah Internasional (ICRC) di Jakarta, Marcal Izal menyatakan belum menerima permintaan dari Mira terkait pemulangan al Farouq ke Indonesia. Kalaupun ada permintaan, itu harus dianalisa dahulu oleh kantor pusat IC RC di Jenewa.

"ICRC belum dapat menentukan sikap, karena belum ada permintaan resmi dari pihak keluarga," katanya.

Daftar Teroris

Meski Amerika Serikat menyebut al Farouq sebagai pemimpin jaringan Al Qaeda di Asia Tenggara, namun namanya tidak termasuk dalam daftar teroris di tanah air. Dari kasus peledakan bom di Indonesia, nama al Farouq tidak pernah disebut-sebut.

"Selama ini, Densus Antiteror 88 Mabes Polri tidak pernah mencari-cari al Farouq. Karena memang tidak ada keterlibatan dan peranan dia dalam sejumlah peledakan bom di tanah air," kata jurubicara Mabes Polri Irjen Paulus Purwoko.

Karenanya, al Farouq tidak termasuk dalam daftar pencarian orang di Mabes Polri. "Itu murni kapasitas BIN. Kalau jalur di kepolisian tidak ada," imbuh Purwoko.

Terpisah, Ansyaad Mbai, kepala Desk Antiteror Kementerian Politik, Hukum dan HAM mengatakan, kematian al Farouq tidak akan mengurangi ancaman terorisme kawasan, termasuk di Indonesia.

"Terorisme adalah kegiatan yang berdasar pada ideologi dan politik. Sama sekali tidak bergantung salah satu figur tertentu," katanya.

Karena itu, ancaman terorisme di Indonesia akan tetap ada, terutama dalam beberapa bulan ke depan setelah tewasnya al Farouq.

Wacana pemulangan jenazah al Farouq sendiri mengemuka menyusul klaim dari pemerintah Inggris bahwa tentaranya di Irak telah membunuh al Farouq yang disebut-sebut salah satu tangan kanan Osama. Al Farouq hampir satu tahun kabur dari penjara AS di Afghanistan. JBP/ewa/ugi/an

Copyright © 2003 Banjarmasin Post
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044