The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Banjarmasin Post


Banjarmasin Post, Rabu, 15 Nopember 2006 01:36:34

29 Teroris Poso Belum Tersentuh

Jakarta, BPost

Ketegasan Polri menegakkan hukum di tanah Poso, Sulawesi Tengah diuji. Hingga tenggat waktu penyerahan diri berakhir, Selasa (14/11), tak seorang pun dari 29 tersangka kerusuhan Poso yang menggubris.

Rata-rata para tersangka yang diduga terlibat empat sampai lima jenis tindak pidana dalam kerusuhan Poso, masih bebas menghirup udara di suatu tempat tersembunyi. Meski deadline penyerahan diri berakhir, Polri belum juga menangkap mereka.

Satu-satunya alasan yang menyendat usaha penegakan hukum ini adalah faktor Ustad Adnan Arsal. Tokoh Forum Umat Islam Silaturahmi Poso ini kembali berjanji menyerahkan 26 dari 29 tersangka dari Tanah Runtuh.

"Dia berjanji menyerahkan 26 tersangka di Jakarta, Poso dan Palu," ungkap Brigjen Anton Bachrul Alam, Wakadiv Humas Polri usai HUT Brimob di Poso, kemarin.

Ustad Arsal melakukan pertemuan dengan Kapolri di Jakarta, Kamis (9/11) dan Senin (13/11). Polri pun menjamin keselamatam para tersangka dan tetap menghormati HAM dalam proses penyelidikan dan penyidikan kasus kerusuhan yang menelan ratusan jiwa itu.

Mengantisipasi melesetnya janji Arsal, Polri menetapkan hari ini sebagai saat terakhir tersangka menyerahkan diri. "Lewat itu, kami tangkap," tandas Brigjen Anton. Tenggat waktu kemarin merupakan kali kedua, setelah deadline penyerahan diri pertama berakhir pekan lalu.

Sikap lunak Polri ini tak urung mengundang gugatan terhadap kewibawaannya menegakkan hukum. "Kepolisian harus berani bertindak tegas dengan segaa konsekuensinya. Ini sekaligus mencegah terjadinya kerusuhan yang berulang di Poso," kata Azlaini Agus, Sekretaris Tim Pemantau Penyelesaian Masalah Poso DPR-RI.

Azlaini menilai, kalaupun ada pihak yang menginginkan tersangka tak ditangkap, itu hanya sekelompok kecil masyarakat. Umumnya, masyarakat Poso menginginkan Polri menyelesaikan semua kasus dengan tuntas.

"Sebenarnya, tidak ada kelompok manapun, baik Islam maupun Kristen yang ingin membuat keributan di sana. Semuanya ingin berdamai. Tapi ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin Poso tetap bergejolak. Jadi jangan kaitkan isu SARA dalam kasus Poso," tandas Azlaini.

Ia heran ketika sekelompok masyarakat berani menentang kebijakan Polri dalam penempatan Brimob di Poso. "Ironis kalau ada yang minta pengurangan jumlah anggota Brimob. Padahal, Brimob yang diturunkan, kan untuk memberi rasa aman pada masyarakat," jelasnya.

Ke-29 tersangka yang dimasukkan daftar pencarian orang (DPO) tersebut, beberapa hari lalu sempat dikepung polisi. Namun, berhasil kabur dari Pondok Pesantren Amanah, Tanah Runtuh, pimpinan Ustad Arsal.

Akibat operasi para tersangka yang diklasifikasikan tindakan teroris ini, infrastruktur di Poso rusak berat. Pemerintah pun perlu mengucurkan dana Rp175 miliar merekonstruksi dan merehabilitasi. Para tersangka umumnya diduga terlibat serangkaian teror dan pembunuhan.

Mengapa Polri tak tegas? "Kami menghormati itikat baik para tokoh masyarakat yang ingin menyerahkan para tersangka. Mereka malah sudah berupaya menghubungi keluarga mereka yang dicari agar menyerahkan diri," kilah Kapolri Jenderal Sutanto. mio/dtc/ant

Copyright © 2003 Banjarmasin Post
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044