The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Cenderawasih Pos


Cenderawasih Pos, Jumat, 06 Oktober 2006

Separatis Tetap Diwaspadai
*TNI Kedepankan Pendekatan Kemanusiaan

JAYAPURA-Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/ Trikora Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Zamroni mengatakan, memasuki Hari Ulang Tahun ke- 61 TNI ini, jajaran TNI di Papua, akan terus bertekad bersama-sama warga masyarakat untuk membangun daerah ini, agar kehidupan masyarakat lebih sejahtera lagi.

Tentunya kata dia, tugas ini akan dapat diwujudkan dengan baik, bila masing-masing komponen yang ada di masyarakat dapat memahami dan menghayati tugasnya masing-masing. " Sebab bagi saya, modal suskesnya membangun suatu daerah, kuncinya ada pada kemauan dan kebersamaan. Sebab, tanpa dimiliknya rasa kebersamaan dan kekompakan antara rakyat, pemerintah dan TNI, maka akan menjadi kendala tersendiri dalam memajukan daerah ini," ujar Pangdam saat ditemui wartawan usai menjadi Irup pada HUT ke-61 TNI di Lapangan Mandala, Kamis (5/10) kemarin.

Ditanya soal masih adanya kelompok-kelompok separatis (TPN/OPM) di daerah ini, Pangdam mengatakan, untuk mengatasi hal itu, TNI tentunya sangat mengedepankan pendekatan kemanusiaan. Karena bagaimanapun juga mereka itu adalah warga negara Indonesia, yang perlu mendapatkan pembinaan-pembinaan secara berkesinambungan.

Disinggung soal masih adanya WNI (Papua) yang meminta suaka politik di PNG, menurut Pangdam, kalau permasalahanya sudah antar negara, maka bukan lagi kewenangan TNI, tapi itu sudah menjadi kewenangan dan tanggungjawab pemerintah pusat. Tapi kalau bicara soal keamanan di wilayah perbatasan, tentunya TNI sangat berkepentingan untuk menjaganya, karena ini menyangkut kepentingan keutuhan Bangsa dan Negara.

" Yang jelas sampai saat ini kondisi keamanan di wilayah perbatasan masih sangat kondusif. Namun begitu, aparat keamanan yang bertugas di kawasan itu harus tetap meningkatkan kewaspadaan, karena bagaimana pun juga gangguan keamanan bisa kapan saja terjadi, dengan cara memanfaatkan celah-celah yang ada, " paparnya.

Karena itu, lanjut Pangdam, meski sekarang ini jumlah kekuatan mereka (TPN/OPM) mulai lemah, tapi tetap saja bisa mengancam keutuhan NKRI. Karena itu, pendekatan kemanusiaan tetap menjadi sesuatu hal yang penting harus diutamakan, agar mereka sadar bahwa apa yang mereka perjuangankan itu, tidaklah benar.

" Kalau kita amati kan, banyak saudara-saudara kita yang bertahun-tahun berjuang di hutan, tapi akhirnya mereka sadar dan kembali menjadi warga masyarakat biasa. Ini menandakan bahwa, mereka sangat sadar bahwa apa yang dilakukan itu, tidak benar. Karena itu, untuk merangkul kembali saudara-saudara kita yang masih ada di hutan, kita akan intensifkan pendekatan kemanusiaan," bebernya.

Seiring semakin kondusifnya situasi keamanan di Papua, apakah ada keinginan untuk secara bertahap akan menarik pasukan anorganik di daerah ini, Pangdam mengaku belum saatnya. Alasannya, keberadaan pasukan Satgas itu masih sangat dibutuhkan di daerah ini, terlebih di daerah perbatasan. Mengapa daerah perbatasan masih perlu dijaga, menurut Pangdam, ini tidak terlepas dari kewajiban TNI untuk menjaga keutuhan NKRI. " Karena menjaga keutuhan NKRI itu merupakan hak suatu bangsa. Dimana pun negara itu berbatasan dengan negara lain, maka itu harus dijaga. Karena ini menjadi bagian hak kedaulatan," jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan perayaan HUT ke- 61 TNI itu, kemarin digelar upacara militer secara sederhana di lapangan Mandala. Meski suasananya tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya, namun para undangan tetap mendapat suguhan menarik berupa peragaan bela diri ratusan prajurit TNI.

Dalam kesempatan itu juga, Pangdam Mayjen TNI Zamroni atas nama Presiden dan Panglima TNI menyematkan bintang dan menyerahkan piagam penghargaan kepada empat perwakilan anggota TNI, atas pengabdian dan kesetiaannya dalam melaksanakan tugas sebagai prajurit TNI.

Sebelumnya, Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto dalam sambutannya dibacakan Pangdam XVII/Trikora, Mayjen Zamroni mengakui bahwa selaku alat negara di bidang pertahanan, TNI masih menghadapi berbagai kendala untuk menempatkan diri sebagai komponen utama yang dewasa dan matang.

"Kendala ini bukan hanya berasal dari tubuh TNI sendiri, tetapi juga yang muncul akibat perkembangan lingkungan yang pesat. Kendala internal seperti adanya oknum prajurit yang dalam kehidupan kedinasan maupun diluar dinas, mengabaikan kaidah-kaidah keprajuritan dan norma hukum yang berlaku," ujarnya.

Faktor internalnya, kata Panglima, sulitnya membangun kekuatan TNI yang memadai akibat keterbatasan kemampuan negara, disaat negara di sekeliling mampu melanjutkan perkembangan kualitas dan kuantitas angkatan bersenjatanya.

Namun, ujar Panglima, satu hal yang membanggakan bahwa pengabdian TNI tidak pernah terputus sejak 61 tahun lalu, telah diakui oleh segenap komponen bangsa dan dikukuhkan menjadi jati diri, sebagaimana tercantum dalam UU tentang TNI, yakni sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional dan Tentara Profesional.

Dalam setahun belakangan ini, Panglima menilai bahwa TNI telah mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam melaksanakan tugasnya. "Kita telah berhasil kawal kebijakan negara dan keputusan politik negara, menciptakan perdamaian di Nangroe Aceh dan tugas-tugas pengamanan di perbatasan darat dengan negara tetangga, pengamanan di laut dan perairan nusantara serta menjaga keamanan di wilayah udara nasional," imbuhnya.

Menghadapi berbagai ujian yang dialami bangsa Indoneia terutama bencana, TNI telah menyiapkan sikap antisipatif dengan membentuk pasukan reaksi cepat penanggulangan bencana dan menyarankan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana di daerah.

Menyadari tanggungjawab yang dipikul sebagai garda bangsa dan negara, ujar Panglima, bukanlah tugas ringan. Pihak asing akan selalu berusaha mengancam kepentigan nasional, antara lain, dalam bentuk upaya pengusaan wilayah-wilayah terluas, illegal logging, illegal fishing, teror atau cara lain melalui bidang ekonomi, politik dan sosial budaya.

"Ancaman dalam negeri, diperkirakan TNI masih akan menghadapi aksi-aksi kelompok separatis, konflik horisontal dan vertikal serta bencana lain yang tidak mustahil akan muncul," imbuhnya.

Turut hadir dalam upacara peringatan HUT ke-61 TNI, adalah Danlantamal X Brigjen TNI Marinir Sumantri Dipraja, SIP, Wakil Gubernur Alex Hesegem, SE, Wakapolda Papua Brigjen Pol. Max Donald dan sejumlah pejabat sipil dan TNI/Polri lainnya. (mud/bat)

All Rights Reserved 2004. Cenderawasihpos.com
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044