Cenderawasih Pos, Jumat, 02 November 2006
Analisis Sidney Jones Dikecam
Poso Akan Dijadikan Basis Pendirian Negara Islam
JAKARTA-Pengamat masalah konflik Sidney Jones memprediksi kawasan Poso
sebagai tempat yang ideal untuk mengembangkan pemikiran jihad. Menurut peneliti
International Crisis Group itu, kawasan Poso layak menjadi qoidah aminah. Yakni
tempat untuk menjalankan prinsip-prinsip syariat Islam secara aman.
"They believe that parts of Maluku and Poso, but particularly Poso, have the potential
to develop into a qoidah aminah, a secure area where residents can live by Islamic
principles and apply Islamic law," tulis Sidney.
Dalam laporan yang telah dirilis di websitenya www.crisisgroup.org, Poso
terus-menerus memanas karena beberapa hal. Menurut Sidney, anggota dari
organisasi-organisasi mujahidin besar di Indonesia -yaitu Jemaah Islamiyah (JI),
pecahan maupun cabang dari Darul Islam (DI), KOMPAK dan lainnya - melihat
Maluku dan Poso sebagai daerah ancaman bagi komunitas Muslim.
Masih menurut Sidney, Poso dapat dijadikan basis untuk kemudian dapat dijadikan
daerah ujicoba untuk pembentukan sebuah negara Islam. Karena itu, maka Maluku
dan Poso terus menjadi fokus bagi upaya dakwah dan perekrutan anggota baru
organisasi-organisasi itu.
Penelitian Sidney mengatakan, sebagian dari mujahidin yang pernah bertempur di
daerah konflik, baik dari daerah setempat maupun luar, sulit untuk kembali ke
kehidupan 'sipil' yang biasa-biasa saja. Selain itu, adanya konsentrasi para bekas
mujahidin di kedua daerah konflik tersebut menarik bagi buronan polisi yang dimasa
lalu sudah menemukan network yang siap membantu mereka.
Rilis berjudul Weakening Indonesia's Mujahidin Networks: Lessons from Maluku and
Poso (Melemahkan Jaringan Kelompok Mujahidin di Indonesia: Pelajaran dari Maluku
dan Poso) itu jadi perbincangan hangat di kalangan aktivis Islam dalam sebuah
diskusi di Jakarta kemarin.
Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menilai analisis Sidney Jones
terlalu mengada-ada. "Apa buktinya, itu hanya kepentingan dia saja agar
mendapatkan dana besar," ujarnya dengan mimik muka marah.
Menurut Yusanto yang getol mengkampanyekan formalisasi syariat Islam itu rilis ICG
justru menimbulkan ketegangan baru. "Kami menolak keras analisa itu,"ujarnya.
Bagi HTI, yang terpenting sekarang adalah keseriusan polisi menangkap pelaku
kerusuhan. Tentu saja berdasarkan bukti-bukti permulaan yang cukup.
"Kepemimpinan Sutanto benar-benar diuji," katanya.
Komentar tak kalah pedas disampaikan wakil ketua Komisi III DPR Al Muzammil
Yusuf. "Wajar jika Sidney Jones kita tolak di Indonesia, dia selalu membikin ulah,"
katanya.
Meski begitu, rilis ICG tidak bisa begitu saja diabaikan. "Kalau tidak ada rilis itu,
aktivis Islam tidak segera sadar untuk bersatu,"katanya.(rdl)
All Rights Reserved 2004. Cenderawasihpos.com
|