The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

HarianKomentar.Com


HarianKomentar.Com, 10 January 2007

Morotai Menuju Kabupaten Baru

Oleh Dr Arend L Mapanawang SpPD

Ada yang menyalahkan eksekutif, ada yang menyalahkan legislatif sehingga bukannya memberikan nuansa yang sejuk tapi terkesar gersang dan tegang. Saya berharap kita semua kembali ketitik nol memulai yang positif dari pada saling perang opini di media masa, semuanya percuma hanya buang-buang waktu. Apabila hari ini saya bertemu pak Mangindaan mungkni saya akan lebih tau apa saja yang harus saya siapkan untuk memulai melakukan kordinasi karena ini suatu tuntutan yang umum dari masyarakat dan harus ditindak lanjuti. Kalau hari ini saya didampingi 10 pemuda dari Morotai untuk duduk merumuskan Kabupaten Morotai, masih lebih baik dari pada membuat deklarasi tapi selanjutnya tidak di follow up karena hanya membuang biaya, waktu dan energi. Artinya semua hasil sia-sia saja alias NATO (No action talk only) artinya banyak ngomong tapi tidak ada aksi (atau bolak-balik Jakarta tapi ketemu degnan orang yang salah atau yang bukan berkompeten , kenapa tidak ke Ketua Bapak Mangindaan).

Masyarakat Morotai harus membentuk Tim Independen dan selalu berkoordinasi dengan Pemda Halut dan Pemprop bahkan pemerintah pusat. Membentuk forum pemekaran kabupaten Morotai harus ada ketua, ada pejabat penghubung dari Pemda Halut, pemprop dan pusat. membentuk panitia pemekaran Morotai yang selalu bertandang ke DPOD di Jakarta, sehingga segala perjuangan proposal lewat panitia ini dapat mengetahui dimana kekurangan, mana yang segera diselesaikan sehingga koordinasi ini sangat cepat dan saling menunjang. Bukannya Morotai jadi kabupaten hanya berteriak lewat media saja karena tidak cukup dengan berteriak harus ada aksi.

Sekilas pengalaman pemekaran, sewaktu saya masih Kepala Puskesmas Saumlaki saya dipercayakan masyarakat Maluku Tenggara Barat sebagai ketua tim pemekaran mewakili kecamatan-kecamatan hingga ke Kisar dan Selaru. Masih dalam ingatan bersama bapak Konga, Bpk IP dan Ko Kiat, bahkan berkasnya saya yang membawa langsung ke kediaman gubernur di Ambon pada tahun 1997. ini suatu upaya tanda tangan saya masih ada di Saumlaki dan pada waktu itu dijabat bapak Saleh Latuconsina. Pada tahun 1998 Maluku Tenggara Barat dimekarkan bersama Kota Ternate dan Pulau Buruh. (saat itu kondisinya berbeda) .

Sebenarnya untuk mengajukan proposal kalau sejak deklarasi November lalu, menurut saya masih ada kesempatan bila saat itu sudah ada SK DPRD Halut, mengenai dukungan dana Kabupaten Halut. Dan yang kedua adalah SK Ibu Kota Kabupaten Morotai, itu yang lebih penting dari semuanya dan jika itu masuk awal November mungkin bisa bersama-sama dengan 6 kabupaten susulan yang dibahas di DPOD. Mengapa? Karena tim dari pusat dan Komisi II DPR RI akan melakukan tindakan CITO atau emergency selama tim pusat melihat ada upaya dan keseriusan. Kalaupun pada tanggal 18 Desember belum sempat diregistrasi mungkin awal tahun 2007 bahkan sampai pertengahan sudah ada kabar burung walau terlambat tapi pasti akan dimekarkan jadi Kabupaten Morotai. Dengan catatan khusus mungkin pusat lebih melihat bahwa Morotai memiliki potensi besar kemudian berada di daerah perbatasan jadi mungkin ada kebijaksanaan khusus tanpa harus menunggu 2 kecamatan yang baru mekar 1 tahun lalu hingga usia 5 tahun.

Selayang pandang morotai secara umum

Demografi Morotai yang dihuni 60 persen etnis Galela, 30 persen etnis Sanger dan 10 persen lainnya seperti etnis Tobelo, Loloda, Papua, Bugis, Buton, dll, mempunyai kekayaan alam yang luar biasa seperti adanya deposit emas, akan dibangunnya pabrik semen rakasasa dalam waktu dekat, ikan kelas satu yang mengelilingi Morotai, sumber wisata sejarah, wisata alam, wisata bahari bahkan mungkin dibangunnya miniatur patung Jenderal MC Arthur dari Amerika dan Namura dari Jepang yang pada gilirannya dapat menarik wisata dari aspek wisata sejarah.

Jumlah penduduk mendekati 50.000 jiwa (49.337 data P4B 205) terdiri dari 5 kecamatan adalah sangat pantas menjadi Kabupaten Morotai dibandingkan dengan Kota TOmohon dan Kabupaten Halmahera Tengah dengan jumlah penduduk 33.945 jiwa. Yang tidak memiliki landasan pesawat terbang dan pelabuhan yang representatif. Apalagi yang masih kurang dengan Morotai yang dahulu dikenal dengan Kerajaan Moro yaitu Morotai di Kepulauan Morotai dan pulau Rau dan Morotia di daratan Semenanjung Galela. Tingggal selangkah lagi Morotai jadi kabupaten apabila kita semua bijaksana, arif melihat Morotai dengan kesungguhan segera dimekarkan. Tidak ada alasan lagi untuk menunda atau menghambat karena semua referensi jelas sebagai pembanding propinsi Sulut selang 2 tahun bisa 7 kabupaten dimekarkan. Semoga upaya dan usaha bisa membuahkan hasil. Selamat berjuang, masyarakat menanti!(*)

Penulis adalah:
- Ketua Forum Peduli Maluku Utara (FPMU,19999)
- Sekretaris Lembaga Penghajian Pembangunaan Halmahera (LPPH,2004)
- Pelopor pembangunan pendidikan dan kesehhatan di Maluku Utara (Pendirian STIKES, 2005)
- Pendiri Akademi Kebidanan Swasta Halmaheera Utara dan Kawasan Timur Indonesia,2006)
- Ketua Ikatan Dokter Indonesia cabang Hallmahera Utara, 2004)
- Ketua GPPD (gabungan pendukung pembangunnan Demokrasi Malut,2006)

© Copyright 2003 Komentar Group. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044