HarianKomentar.Com, 21 November 2006
Lagu Kebangsaan AS Berkumandang di Manado
"O…., say can you see by the dawn's early light.." Penggalan lagu kebangsaan AS
berjudul 'The Star Spangled Banner' ini berkumandang di tengah aksi demo warga
Sulut yang mendukung kedatangan Presiden AS, George W Bush, kemarin (20/11).
Tak hanya pendemo, para warga yang menonton pun seakan menikmati lantunan
suara nyaring diva Sulut, Jane Maringka, yang secara fasih melagukan national
anthem Negeri Paman Sam tersebut. Dalam demo kema-rin, berbagai elemen
masyara-kat berkumpul, di antaranya Barindo Sulut, Brigade Ma-nguni, Milisi
Waraney, Sukur Sulut, Gerakan Minahasa Merdeka, Persatuan Artis Su-lut, dan
Legium Christum. Mereka menggelar aksinya sambil membawa bendera AS dan
Indonesia di sejumlah lokasi, seperti Kentucky Fried Chicken, Multi Mart, serta
mengelilingi Kota Manado.
Saat menggelar orasi, perwa-kilan pendemo Teddy Ku-maat, Dolvie Maringka, John
Kalangi menyuarakan agar warga Indonesia tidak usah munafik "Bagi mereka yang
menentang kedatangan Bush, adalah munafik. Mereka benci KFC karena aset
Amerika, na-mun mereka suka makan ayam Kentucky. Mereka benci Amerika,
namun suka dollar. Mereka juga tidak menghargai kedatangan Bush Presiden
Amerika Serikat yang sudah membantu Indonesia dengan sumbangan yang sangat
besar saat tsunami lalu atau bencana-bencana lainnya," ucap Kalangi.
Mantan Wakil walikota Ma-nado, Teddy Kumaat dalam orasinya mengaku, aksi
da-mai ini menunjukkan bahwa tak semua masyarakat Indo-nesia menolak
kedatangan Bush. "Kami warga Minahasa adalah bagian dari bangsa In-donesia.
Banyak juga pendiri negara ini asal Minahasa. Dan kedatangan Bush harus di-hormati
dan dijamu karena dia adalah tamu resmi yang diundang negara," ucap Ku-maat.
Usai menggelar orasi di KFC Megamas dan pertokoan Mul-ti Mart, para pendemo
berke-liling Kota Manado dan sem-pat mengitari kantor Walikota Manado di Tikala
dan Kantor Gubernur Jalan 17 Agustus, dan berakhir di sebuah kafé di Jalan Sam
Ratulangi.
Menariknya, ada sekelom-pok mahasiswa sempat juga menggelar demo anti-Bush.
Mereka menamakan diri se-bagai himpunan mahasiswa Islam Cabang Manado
kelom-pok diskusiRadix sesuai lem-baran kertas yang dibagi-ba-gikan.
Aksi pembakaran gambar Bush di karton sempat dilaku-kan mereka. Namun demo ini
dibubarkan oleh aparat kepo-lisian, pasalnya tidak memi-liki izin dari pihak berwajib.
Saat ditemui harian ini, se-orang anggota kepolisian membenarkan bahwa aksi ini
tersebut tidak ada izinnya. "Memang tidak ada izin. Jadi kalo memang aksi ini
mem-buat arus lalu lintas macet, langsung dibubarkan," ucap seorang anggota polisi.
Sementara warga masyara-kat Sulut sendiri sangat me-nyambut baik dukungan
ter-hadap Bush. Buktinya, tak sedikit, warga ikut mensupport pendemo untuk
mendukung Bush bahkan saat aksi peno-lakan Bush sekalip un, warga meneriakkan
yel-yel mendu-kung orang nomor satu di Negeri Paman Sam ini.
"Hidup Bush, hidup Bush," teriak beberapa sopir mikrolet yang kebetulan lewat di
lokasi pendemo. Menanggapi aksi anti-Bush yang sempat meng-gelar demo, Ketua
Barindo Sulut, Teddy Kumaat menga-takan bahwa mereka tidak mempresentasikan
warga Sulut. "Jangan coba-coba meng-atasnamakan warga Sulut. Mereka bukan
presentasi warga Sulut. Sebagai masya-rakat Sulut, kita harus belajar menghormati
tamu yang datang," ucap Kumaat. (mon/lex)
|