The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Indopos


Indopos, Minggu, 01 Okt 2006

Sahur, Tiga Bom Meledak di Poso

POSO - Eskalasi ketegangan di Poso belum reda. Setelah amuk massa di Desa Taripa, Kecamatan Pamona Timur, pada Jumat (29/9) lalu, kemarin saat jam sahur tiga bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan di kota Poso. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka akibat bom itu. Namun, situasi kota Poso hingga tadi malam tegang.

Ledakan bom pertama terjadi di Jalan Pulau Aru, Kelurahan Gebangrejo, pukul 02.15 Wita. Bom itu meledak di samping Gereja Eklesia, Poso, di pertigaan Jalan P. Aru dan P. Seram. Beberapa menit kemudian, yakni pukul 02.48 Wita, bom kedua dan ketiga meledak di Jalan Tabatoki, Kelurahan Sayo, tepatnya di kompleks Pasar Ikan Sayo, atau 200 meter dari Terminal Kasintuwu, Poso. Kedua bom di pasar ikan itu meledak hampir bersamaan, yakni hanya berselang sekitar dua menit dari ledakan sebelumnya, di tempat yang sama.

Sejumlah warga keluar rumah untuk melihat sumber ledakan. Namun, sebagian besar warga memilih berada di dalam rumah karena khawatir konflik fisik akan meluas. Jajaran Polres Poso dan kesatuan Brimob Polda Sulteng, dibantu TNI, diterjunkan untuk mengamankan lokasi ledakan. Jalan di sekitar titik-titik ledakan langsung ditutup untuk umum.

Setelah peristiwa Taripa, sejumlah teror terjadi di beberapa wilayah Poso. Sebelum tiga ledakan kemarin dini hari itu, Jumat (29/9) malam terjadi aksi pelemparan bom nanas di sebuah poskamling warga. Beruntung, bom itu tidak meledak. Menurut keterangan warga di tempat kejadian perkara (TKP), granat itu dilempar oleh dua orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor bebek. Itu terjadi sekitar pukul 19.15 saat sejumlah masyarakat sedang duduk-duduk santai.

Hampir bersamaan, aksi teror juga terjadi di Kelurahan Kayamanya. Warga dikejutkan pelemparan sebuah benda yang diduga bom oleh orang tak dikenal di sebuah rumah. Masyarakat bergegas melaporkan hal itu ke Polres Poso. Namun, setelah disisir oleh tim Jihandak Polda Sulteng, tidak ditemukan adanya benda yang mencurigakan.

Belum ada keterangan resmi dari Polres Poso. Namun, dari informasi yang diperoleh, ketiga bom yang meledak dan terdengar hingga radius 3 km itu berjenis low explosive. Sejumlah serpihan bom juga ditemukan saat olah TKP. Misalnya, belerang dan serpihan pipa.

Hingga tadi malam, kondisi Desa Taripa dan sekitarnya sudah mulai kondusif. "Hari ini (kemarin, Red) masyarakat sudah tenang. Taripa cukup kondusif," kata Kapolda Sulteng Kombespol Badrodin Haiti saat jumpa pers di Mapolres Poso kemarin.

Menurut dia, ketegangan massa mereda setelah dirinya bersama Pangdan VII Wirabuana Mayjen TNI Arif Budi Sampurno pada Sabtu pagi mengunjungi Desa Taripa. Di desa itu Badrodin dan Arif mengumpulkan seluruh elemen masyarakat, memberikan pengertian dan penjelasan atas apa yang sebenarnya terjadi.

Badrodin mengatakan, pertemuan yang digelar bersama itu melahirkan beberapa kesepakatan penting perihal terjadinya kerusuhan di Taripa. Misalnya, aparat keamanan dan masyarakat sepakat menegakkan supremasi hukum atas terjadinya kerusuhan yang mengakibatkan rusaknya beberapa fasilitas negara. "Masyarakat sepakat, siapa yang bersalah harus diproses secara hukum. Ini adalah tindakan kriminal yang merugikan negara," paparnya.

Seperti diketahui, saat terjadinya kerusuhan Taripa, massa membakar tiga unit mobil dan truk polisi serta merusak Mapolsek Taripa. Kapolda juga menjelaskan, hingga kini polisi mencari dua orang asal Masamba yang diduga hilang di Taripa.

"Polisi terus menyisir sejumlah titik lokasi untuk mencari Arham dan Rendi," tegas Badrodin, sembari membantah berkembangnya isu bahwa kedua mayat korban telah ditemukan. Walaupun terhitung sudah lima hari polisi mencari dan menyelidiki korban, dia enggan berkomentar tentang hasil kerjanya. "Biarpun sudah ada indikasinya, belum bisa menjadi konsumsi publik," ucap Kapolda.

Untuk terus mengamankan situasi Poso, terutama pascaeksekusi Tibo cs, Badrodin mengatakan bahwa saat ini Polres Poso memiliki kekuatan pasukan 16 SSK. Mereka berasal dari sejumlah kesatuan Polri, yaitu, Samapta, Dalmas, dan Brimob. Pasukan itu akan ditempatkan di sejumlah titik yang dianggap rawan. Termasuk di pos-pos keamanan di sepanjang jalur Trans Sulawesi (Poso-Morowali dan Poso-Makassar). (tim jpnn)


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044