KOMPAS, Senin, 30 Oktober 2006
Peneror Poso Musuh Bersama
Wakil Presiden Desak Polri Segera Tangkap Para Pelaku Teror
Palu, Kompas - Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla kembali menegaskan,
peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, bukanlah konflik antar
warga, melainkan tindakan teror yang dilakukan orang-orang tidak bertanggungjawab
dan menginginkan Poso kembali rusuh. Wapres mengajak seluruh komponen bangsa
untuk menjadikan pelaku teror di Poso sebagai musuh bersama.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam acara Halal Bihalal dengan
Musyawarah Pimpinan Daerah serta tokoh-tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan
perempuan se-Sulawesi Tengah di Palu, Minggu (29/10). Selain tokoh-tokoh dari
Sulteng, juga hadir sejumlah tokoh agama mewakili Persekutuan Gereja-Gereja
Indonesia, Konferensi Wali Gereja Indonesia, Majelis Ulama Indonesia, Nadhatul
Ulama, dan Muhammadiyah. Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Politik
Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menteri Dalam Negeri M Ma'ruf, Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Hamid Awaluddin, dan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah.
Menurut Wakil Presiden, peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi di Poso sudah sangat
meresahkan. "Walaupun bukan lagi konflik, tetapi peristiwa itu membuat warga Poso
yang masih trauma susah tidur, tidak dapat bekerja dengan baik, dan memiliki
banyak masalah. Ini membuat masyarakat menderita. Karena itu, pelaku teror di
Poso harus menjadi musuh kita semua," katanya.
Jusuf Kalla menambahkan, peristiwa yang terjadi di Poso belakangan ini
menyedihkan semua masyarakat Indonesia. "Sakit di Poso adalah sakit buat kita
Indonesia ini. Itulah prinsip-prinsip kita bernegara," katanya.
Secara tegas Wakil Presiden mendesak Kepolisian Republik IndonesiaPolri untuk
segera menangkap para pelaku teror di Poso.
Sedangkan Gubernur Sulteng HB Paliudju mengatakan, masyarakat akar rumput di
Poso sangat menginginkan agar Poso dapat seperti dulu lagi, yaitu Poso yang damai,
saling menghargai, dan saling menyayangi. "Berkali-kali masyarakat tingkat bawah
menyampaikan itu pada kami," kata Paliudju.
Paliudju mengharapkan, Wapres dapat memberikan jalan keluar penyelesaian semua
persoalan di Poso. "jangan lagi ada korban yang jatuh akibat tindak kekerasan di
Sulteng," katanya.
Menanggapi hal itu, Wapres menyatakan keyakinannya bahwa pemerintah daerah
bersama dengan Polri dan TNI dapat menyelesaikan persoalan di Poso. "Tapi,
sebagai bangsa yang besar, kita harus menyelesaikan masalah di Poso secara
bersama-sama. Saya yakin kesulitan apapun di Indonesia dapat kita selesaikan jika
bersama-sama," ujar Wapres.
Wapres meminta, seluruh komponen masyarakat di Sulteng, khususnya Poso, untuk
terus menyuarakan perdamaian. Karena tidak ada daerah yang damai tanpa
keinginan damai dari seluruh warganya. "Sehebat apapun pengambil inisiatif, kalau
masyarakat tidak damai, tidak akan bisa," katanya.
Wapres beserta rombongan tiba di Bandara Mutiara Palu sekitar pukul 16.30 Wita. Di
ruang VIP bandara, Wapres melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulteng HB
Paliudju, Kepala Polda Sulteng Brigadir Jenderal Badrodin Haiti, dan Komandan
Komando Resor Militer 132/Tadulako Kolonel (Inf) Husein Malik.
Dari Bandara Mutiara Palu, , Wapres menuju Wisma Gubernur Sulteng Siranindi
untuk mengikuti acara halal bihalal. Seusai halal bilahal, Wapres melakukan
pertemuan tertutup dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama Sulteng, khususnya
dari Poso. Pertemuan dengan tokoh agama Islam dilakukan di Gedung Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Sulteng. Sedangkan pertemuan dengan tokoh
agama Kristen dilakukan di Wisma Siranindi. Rencananya, besok pagi, Wapres akan
melanjutkan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama Islam dan Kristen sekaligus di
Wisma Siranindi. (REI)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|