KOMPAS, Kamis, 11 Januari 2007
Doa bagi Korban AdamAir dan KM Senopati
Sambil menahan panas, Bastian (6) menahan diri untuk tidak beranjak dari duduknya
yang tanpa alas di atas lapangan berlantai semen di depan sekolahnya yang mulai
panas disinari matahari pagi, Rabu (10/1). Untuk menahan panasnya sengatan terik
matahari, bocah berkulit putih itu menaruh kertas lukisan di atas kepalanya.
Bersama dengan lebih dari 1.000 anak lainnya, siswa Sekolah Dasar Pangudi Luhur I
dan II, Surakarta, itu menyaksikan aksi teman-temannya sendiri yang silih berganti
membaca puisi dan bernyanyi diiringi musik yang dimainkan sesama rekan siswa.
Sebagian anak-anak memegang lukisan berwarna yang menggambarkan imajinasi
mereka tentang peristiwa kecelakaan pesawat AdamAir dan KM Senopati Nusantara.
Sebagian besar lukisan menggambarkan pesawat yang terbakar atau menghunjam
laut dengan orang-orang yang akan tenggelam.
Pagi itu dengan mengambil jam pelajaran sekolah, 1.048 anak menggelar Konser
Duka Lara Tragedi AdamAir dan KM Senopati Nusantara. Tidak banyak yang mereka
tahu, kecuali kabar berita yang ikut mereka dengar dan lihat dari media massa yang
membuat kanak-kanak ini ikut bersedih.
"Saya sedih lihat berita di televisi. Katanya sampai sekarang pesawatnya belum
ketemu. Kasihan memikirkan korbannya," kata Fiona, siswa kelas VI, yang pandai
bermain biola.
Tidak banyak siswa yang memahami penuh bagaimana peristiwa dan perkembangan
dua kecelakaan tragis yang terjadi akhir tahun lalu dan awal tahun ini. Namun, yang
pasti, dalam kesederhanaan dan kepolosannya mereka berdoa bagi para korban, baik
yang meninggal, masih hidup, atau hilang.
Hal ini juga yang menjadi tujuan konser tersebut. Menurut Kepala Sekolah SD
Pangudi Luhur I dan II Br ST Teguh Raharjo, kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengasah jiwa kepedulian siswa. "Hanya ini yang bisa dilakukan siswa.
Mudah-mudahan dengan doa dan empati dari banyak orang, termasuk anak-anak ini,
nasib pesawat AdamAir bisa segera diketahui," tuturnya di sela-sela konser.
Dalam konser yang juga disaksikan beberapa orangtua yang mengantarkan itu,
dilantunkan beberapa lagu, seperti You Raise Me Up, Seperti yang Kau Ingini, Hening
Cipta, Amazing Grace, dan Gugur Bunga. (Sri Rejeki)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|