The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Kamis, 15 Februari 2007

BKSDA Maluku Gagalkan Penyelundupan Anggrek Alam

Ambon, Kompas - Upaya pengiriman ratusan rumpun anggrek alam dari Ambon ke Jepang melalui Jakarta digagalkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Maluku. Anggrek yang dikemas dalam tujuh kardus besar itu disita saat akan dikirim melalui Bandara Pattimura, Ambon.

Rencana pengiriman anggrek genus Phalaenopsis sp dan Dedrobium sp itu dilaporkan ke BKSDA oleh petugas jasa pengiriman barang di Bandara Pattimura. Petugas curiga karena dokumen pengiriman tidak lengkap.

"Pengiriman hasil hutan dan satwa harus disertai Surat Angkutan Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATS-DN). Karena pengiriman anggrek ini tidak disertai SATS-DN, kami tahan," kata Danny Pattipeilohy, Koordinator Pengamanan Hutan BKSDA Maluku, Rabu (14/2).

Anggrek itu dikumpulkan penadah bernama Jais. Ia mengumpulkan anggrek dari masyarakat Liang, Salahutu, Maluku Tengah. Anggrek diduga dari hutan alam di Pulau Ambon dan Pulau Seram. Berat total anggrek yang akan dikirim itu 332 kilogram.

Menurut rencana, anggrek itu akan dikirim ke Jakarta hari Sabtu (10/2), kemudian dikirim ke Jepang. Anggrek itu dikirim kepada seseorang yang beralamat di Jalan Pinang Ranti, Jakarta Timur. Alamat itu kini sedang ditelusuri penyidik BKSDA yang berkoordinasi dengan Dirjen Konservasi Kawasan di Jakarta.

"Kelompok ini disinyalir sindikat perdagangan gelap anggrek dan sudah sering beroperasi di sini," kata Danny.

Kepala BKSDA Maluku Sahulata R Yohana menyatakan, anggrek yang masih berada di alam semuanya dilindungi. Perdagangan anggrek hanya diperbolehkan melalui penangkaran, itu pun setelah keturunan F2. "Saya sudah koordinasi dengan tim di Jakarta untuk melacak siapa bos besarnya. Kami berusaha membongkar jaringan itu," kata Yohana.

Anggrek yang sebagian mulai layu itu akan direhabilitasi sebelum dikembalikan ke habitatnya. Kerugian negara akibat perdagangan gelap anggrek tersebut ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Di Ambon, satu tunas kecil saja harganya berkisar Rp 750-Rp 1.000. (ANG)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044