KOMPAS, Selasa, 27 Februari 2007
Unjuk Rasa, Mahasiswa Uniqra Buru Bentrok dengan Polisi
Namlea, Kompas - Mahasiswa Universitas Iqra, Buru, Provinsi Maluku, bentrok fisik
dengan aparat kepolisian saat berunjuk rasa Senin (26/2) pukul 11.00 WIT. Tiga
mahasiswa terkapar dan harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Namlea,
sedangkan tujuh mahasiswa ditahan Kepolisian Resor Buru.
Bentrokan berawal saat mahasiswa yang menuju ke Kantor Bupati Buru dicegat
aparat kepolisian di Jalan Pendidikan. Polisi menutup jalan dan meminta mahasiswa !
membubarkan diri dengan alasan belum ada izin berdemonstrasi. Mahasiswa yang
merasa sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke Polres Buru tetap ngotot maju.
Negosiasi gagal dan berlanjut dengan aksi saling dorong. Polisi dan mahasiswa yang
terpancing emosi sempat saling pukul dan tendang. Mahasiswa kemudian lari dan
polisi mengejar mereka sambil memukul dan melempari dengan batu.
Dalam kejar-kejaran itu, dua mahasiswi, Nur Bessan dan Gamar A Isan, terjatuh dan
terinjak oleh kerumunan orang hingga pingsan. Seorang mahasiswa bernama Haris
Buton juga pingsan karena terkena tendangan dan kelelahan saat berlari. Ketiga
korban dirawat di Unit Gawat Darurat RSU Namlea.
Dadang Suherman, anggota Resimen Mahasiswa Universitas Iqra (Uniqra), mengaku
sempat dipukul aparat saat melindungi temannya.
Kepala Polres Buru Ajun Komisaris Besar Didi Mindiyarto mengatakan, demonstrasi
tersebut dibubarkan karena belum ada pemberitahuan ke kepolisian. Bentrokan terjadi
akibat dipicu oleh provokator yang menunggangi mahasiswa.
"Tadi ada mahasiswa yang terjatuh dan pingsan, itu bukan karena terkena pukulan
anggota, tetapi karena terjatuh saat lari. Kalau ada anggota yang lepas kontrol, akan
kami proses karena tidak boleh sampai memukul, apalagi menganiaya," ujar Didi.
Koordinator unjuk rasa Musa Belatu mengatakan, demonstrasi tersebut terkait
dengan tuntutan mahasiswa supaya Yayasan Muslim Buru, sebagai payung Uniqra,
bersikap transparan dalam administrasi, khususnya keuangan.
"Ini menyangkut persoalan Yayasan Muslim Buru yang harus dikembalikan ke
pemerintah daerah untuk memperlancar proses pendidikan," kata Musa. (ANG)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|