The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

MalukuProv.go.id


MalukuProv.go.id, Jumat, 17 Nopember 06

Mahasiswa demo Polda

[PHOTO: Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam gabungan lima elemen mahasiswa, Kamis (16/11) siang, melakukan aksi unjuk rasa ke Mapolda Maluku untuk menuntut pihak kepolisian menyelesaikan secara tuntas kematian Lodwyk Wattimury beberawa waktu lalu.]

Ratusan mahasiswa yang terhimpun dalam lima elemen mahasiswa, siang kemarin melakukan aksi unjuk rasa ke Mapolda Maluku. Mereka menuntut pihak kepolisian menuntaskan proses hukum atas kematian Lodwyk Wattimury, salah seorang rekan mereka yang meninggal di Mapolsek Baguala beberapa waktu lalu. Dlaam aksi tersebut mahasiswa selain berorasi, dan membawa beberapa buah pamflet serta juga mengusung sebuah peti mati yang ditutupi kain merah putih.

Dimulai sekitar pukul 12.00 Wit, dengan beriringan dan dibatasi dengan tali, para mahasiswa ini berjalan menuju Mapolda Maluku di kawasan Batumeja sembari membawa karangan bunga bertuliskan ‘Turut Berduka Cita Atas Matinya Nilai-Nilai Kemanusiaan’. Selama diperjalanan mereka dikawal ketat oleh aparat Ditsamapta Polda Maluku.

Aksi yang dilakukan gabungan mahasiswa ini sempat menjajdi perhatian warga Kota Ambon, terutama mereka yang beraktifitas di sekitar lokasi demo, bahkan jalan utama yang dilalui mahasiswa macet akibat demo.

Sampai di depan Mapolda, para demonstran sudah ditunggu oleh puluhan aparat keamanan dari Ditsamapta Polda Maluku lengkap dengan tamengnya yang telah berjaga-jaga di sekitar lokasi demo. Bahkan pengamanan ini juga didukung oleh tiga kendaraan taktis dan satu unit water cannon yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Di depan Mapolda, para demostran terus melakukan orasi yang mengecam Polisi, lantaran lamban dan melindungi oknum anggotanya yang diduga terlibat dalam kasus kematian Wattimury. Selain itu, mereka juga meminta Kapolda Maluku agar dapat mempercepat penyelidikan dan menindak oknum anggotanya yang diduga terlibat dalam kematian Wattimury. Setelah beberapa saat berorasi, sekitar pukul 12.35 Wit, Kapolda yang turut didampingi Kabid Propam Polda Maluku AKBP Haris kemudian menemui para pendemo di depan Mapolda.

Diawah sinar matahari yang cukup menyengat, para pendemo dihadapan Kapolda kemudian membacakan pernyataan sikap. Adapun inti dari pernyataan sikap tersebut diantaranya, meminta kepada Kapolda agar dapat menuntaskan kasus kematian Wattimury. Selain itu mereka juga meminta kepada Kapolda agar dapat memeriksa dan menindak tegas dua orang oknum Anggota Polsek Baguala yang mereka nilia berada di balik kematian Wattimury dan tidak dengan sengaja untuk membela kedua oknum tersebut.

Mengakhiri pernyataan sikap itu, mereka ancam akan melakukan aksi demo yang lebih besar lagi juka tuntutan mereka ini tidak dipenuhi. Sementara itu, usai mendengarkan tuntutan para mahasiswa, Kapolda dengan lantang meminta kepada mahasiswa agar dapat memahami prosedur hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Menurut Kapolda, kasus kematian Wattimury pada 29 Oktober lalu tetap masih dalam penyelidikan pihak Propam Polda Maluku. Hingga kini, lanjut Kapolda, sudah sebanyak 12 orang saksi yang diperiksa untuk mendapatkan fakta, bukan hanya informasi menyangkut kasus tersebut.

Menurut Kapolda, peristiwa meninggalnya Wattimury ini berawal saat dia terlibat dalam persitiwa kecelakaan di Desa Passo. Kemudian Wattimury dan seorang lainnya yang terlibat dalam laklantas itu dilarikan oleh masyarakat ke RS Otto Quick untuk mendapatkan perawatan.

Penjelasan yang disampaikan Kapolda sempat membuat para pendemo tidak puas. Mereka bahkan menuduh seolah-olah tidak ada itikad baik yang ditunjukan Polda Maluku untuk menindak anggotanya. Para pendemo bahkan menantang Kapolda dengan memberikan hasil investigasi yang mereka lakukan, juga bukti-bukti yang mereka temui. Bukti lain yang mereka sempat tunjukan yakni pakaian Wattimury yang berkas berlumuran darah.

Atas tantangan para mahasiswa ini, kapolda balik meminta agar dapat menunjukan barang bukti yang dapat mengarah pada pengungkapan kasus tersebut.

Pada kondisi ini, para mahasiswa yang dikoordinir anggotanya sempat bersitegang dengan Kapolda. Mereka juga terkesan gugup dan belum mau menyerahkan barang bukti berupa pakaian itu kepada pihak kepolisian. Sikap para mahasiswa ini, sempat membuat panas sejumlah anggota Polisi yang juga berjaga-jaga di depan Mapolda.

Akibatnya sempat terjadi tarik ulur antara Kapolda dan mahasiswa yang mengatakan belum mau menyerahkan barang bukti itu sebelum dilakukan rapat koordinasi dengan rekan-rekannya yang lain. Bahkan dengan situasi itu, para mahasiswa kemudian menjadi dingin dan terkesan menuruti arahan Kapolda. Mahasiswa juga sempat menyampaikan permintaan maaf kepada Kapolda dan jajarannya jika ada hal-hal yang mereka lakukan kurang berkenan. Akhirnya sekitar pukul 13.15 Wit, para demonstran kemudian membubarkan diri dengan tertib, tanpa ada tindakan anarkis.

malukuprov.go.id © 2006, Dinas Informasi Dan Komunikasi - Pemerintah Provinsi Maluku
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044