Media Indonesia, Senin, 15 Januari 2007 10:15 WIB
Ryan Perintahkan Bom Poso
JAKARTA--MIOL: Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Anton Bachrul Alam
mengatakan Ryan yang tewas tertembak saat polisi menangkap lima Daftar
Pencarian Orang (DPO) tindak kekerasan di Poso, Sulteng, selama ini berperan
sebagai orang yang memerintahkan pembuatan bom.
"Berdasarkan keterangan para tersangka yang tertangkap, Ryan adalah pihak yang
menyuruh membuat bom-bom yang diledakkan di Poso," kata Anton yang dihubungi
di Poso, Senin (15/1).
Ia mengatakan, bahan bom-bom yang diledakkan di Poso didatangkan dari Semarang
lewat jalur laut. "Ryan selalu berhubungan dengan Abu Dujana di Jawa Tengah yang
sekarang ini mengendalikan JI (Jamaah Islamiyah) di sana," kata Anton.
Sebelumnya, Satgas Polri menangkap lima dari 24 DPO kekerasan Poso di Jl Pulau
Jawa II Kelurahan Gebang Rejo Kecamatan Poso Kota, Kamis (11/1) setelah terlibat
kontak tembak dan aksi pelemparan bom dari tersangka.
Kelima tersangka itu adalah Dedi Parsan, Anang Muftadin, Paiman, Upik dan Abdul
Muis. Dedi tewas tertembak polisi sedangkan tersangka lain menderita luka-luka.
Dua orang yang berusaha menghalangi penangkapan yakni Ryan dan Ibnu juga
terkena tembakan. Ryan tewas sedangkan Ibnu menderita luka tembak di perut.
Ryan dan Ibnu ini adalah orang yang melempar polisi dengan empat bom namun tidak
satupun yang mengenai sasaran. Mereka juga ikut menembaki polisi.
Anton mengatakan, Ryan memiliki nama asli Santoso pernah ikut latihan militer
angkatan kedua untuk berperang di Afghanistan. Di Afghanistan ia memakai nama
Abdu Hakim.
Ryan juga berperan sebagai panitia penyelenggara rapat Markaziah JI di
Tawangmangu, Magetan, Jawa Timur, 18 Oktober 2002 dan di Cisarua 5 April 2003.
"Ia juga menjadi pelatih kemiliteran dan menentukan target-target serangan di Poso,"
katanya. (Ant/OL-06)
Copyright © 2006 Media Indonesia. All rights reserved.
|