The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Pikiran Rakyat


Pikiran Rakyat, Selasa, 30 Januari 2007

Makam Pahlawan Dibiarkan Rata dengan Tanah...

BANGSA yang besar, adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Jika salah satu ruas jalan di Kota Bandung bernama Jln. Perintis Kemerdekaan, tujuannya adalah menghargai pahlawan. Tragisnya, nasib makam salah! satu pejuang perintis kemerdekaan, Alexander Yacoeb Patti (A.Y. Patti), tidak mencerminkan adanya perhargaan.

[PHOTO: SUWIDJA Mihardja (65), kuncen TPU Pandu menandai makam Pejuang Perintis Kemerdekaan A.Y. Patti yang tak terawat dan sudah rata dengan tanah di TPU Pandu, Kota Bandung, Senin (29/1).*FEBY SYARIFAH/"PR"]

Makamnya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pandu Kota Bandung, sama sekali tidak terawat. Bahkan, makamnya nyaris tidak bisa dikenali karena sudah rata dengan tanah. Tidak ada satu pun prasasti, nisan, atau tanda lainnya.

"A.Y. Patti ini merupakan satu-satunya pejuang perintis kemerdekaan yang makamnya masih di TPU Pandu. Ia seorang Sipil Ajudan Djenderal (Adjen) Markas Besar Angkatan Darat yang pernah ditempatkan di Bandung," ucap seorang penjaga TPU Pandu, Suwidja Mihardja (65) saat ditemui "PR", Senin (29/1).

Di Kota Ambon yang merupakan kota asal A.Y. Patti, namanya terpampang sebagai jalan protokol utama dan masjid raya di sana. Namun siapa sangka, kondisi makamnya di Kota Bandung sangat menyedihkan. Berdasarkan nisan yang tergambar pada dokumentasi foto (diambil sekira tahun 90-an), tertulis A.Y. Patti wafat pada tanggal 16 Januari 1953.

Ray Patti, anak bungsu dari pejuang yang pernah ditahan di Digul bersama Presiden Soekarno tersebut, menyatakan kekecewaannya kepada Pemerintah Indonesia. "Saya benar-benar kecewa dengan kondisi makam papa yang kini seperti tempat sampah. Kalau seperti itu keadaannya, lebih baik cabut saja gelar pahlawan perintis kemerdekaan yang pernah dikasih ke papa. Selain itu, hapus juga plang nama Jalan A.Y Patti di Kota Ambon," tuturnya via telefon semalam.

Tahun 1996, kata Ray, ia dan keluarga besar Patti pernah mengirim surat kepada Dinas Sosial Kota Bandung. Isinya meminta agar makam A.Y. Patti dipindahkan ke kompleks pemakaman Pejuang Perintis Kemerdekaan di TMP Cikutra, Kota Band! ung. "Namun, sampai detik ini belum ada jawabannya. Katanya bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Tapi ini malah disia-siakan," ujarnya pula.

Kasubdin Pemakaman Kota Bandung, Drs. Agus Bustomi Susanto menyatakan, dirinya baru tahu kalau di TPU Pandu ada makam pahlawan perintis kemerdekaan yang tidak terawat. "Yang kami tahu memang ada makam bekas para pejuang. Kondisinya memang tidak begitu baik, karena kami pun terbatas dananya. Apalagi junjungan (atasan) saya, baik Kepala Distankam Kota Bandung maupun Wali Kota Bandung tidak menginstruksikan untuk merawatnya," ucap Tommy, panggilan Bustomi.

Kepala TPU Pandu, Iwan Gustiana juga mengaku dalam posisi sulit. "Di satu sisi, kami kekurangan lahan makam, tapi di ! sisi lain kami tidak bisa membongkar makam A.Y. Patti maupun 100 prajurit lainnya di sini, karena berada di bawah tanggung jawab Skogar. Kami juga tidak bisa menarik retribusi dari pihak keluarga," ucapnya. (Feby Syarifah/"PR")***

© 2006 - Pikiran Rakyat Bandung
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044