The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Rakyat Merdeka


Rakyat Merdeka, Sabtu, 03 Februari 2007, 02:18:00 WIB

90 Persen Warga Tolak Pemekaran Tual

Rakyat Merdeka. Kontroversi soal pemekaran Tual, Maluku Tenggara, dengan Kei Besar sebagai ibukota Kota Tual, belum berakhir. Bahkan, gelombang penolakan terhadap rencana Semarang's Kota Tual itu masih terus berdatangan.

Fery Renel, yang mengatasnamakan dirinya pengurus Solidaritas Pemuda Larvul Ngabal (SPLN), misalnya, menyatakan di Kota Tual sendiri, hampir sembilan pul! uh persen warga di sana menolak rencana pemekaran tersebut.

''Kami sangat kecewa dengan pernyataan Pak As I Setda Maluku (Jopie Patty), bahwa pemekaran Kota Tual bakal terjadi Maret ini, sangat membingungkan rakyat,''ujarnya, Jumat (2/2).

Diakui Fery, pernyataan Patty itu sangat berdampak bagi kalangan masyarakat bawah yang menolak pemekaran tersebut.

''Ketika masyarakat ingin menunggu sikap bijak Pemda terkait masalah ini, mereka tiba-tiba dibingungkan dengan pernyataan Pak Asisten I Setda Maluku tersebut,''ungkapnya.

Dia takutkan pernyataan itu akan menimbukkan disharmoni sosial maupun konflik yang lebih besar di tengah masyarakat. ''Kami hanya mintakan agar rakyat tidak dimanipulasi untuk kepentingan sesaat,''tandasnya.

Lebih jauh dia jelaskan, pemekaran sebuah kabupaten! atau wilayah baru, tidak semudah membalik telapak tangan. Ini dikarenakan banyaknya prasarat sesuai undang-undang otonomi daerah yang harus dipenuhi.

''Jadi, saya mintakan Pak As I untuk lebih memahami substansi UU pemekaran, sebelum terlanjur memberikan pernyataan kepada pers soal keinginan segelintir orang memekarkan Kota Tual,''imbuhnya.

Johan Let-let, aktivis pemuda Maluku Tenggara lainnya menilai pernyataan Patty sebagai Asisten I Setda Maluku terkesan menyabotase kekuasaan yang ada.

''Paling tidak, dari pernyataan Bupati Malra (Herman Koedoeboen), tidak ada keputusan Pemkab yang memberikan legitimasi bagi pemekaran tersebut. Olehnya, kalau kemudian ada praktisi pemerintahan yang mengeluarkan pernyataan seperti itu, ini patut disesalkan dan dipertanyakan,''katanya.

Dia menyebutkan dalam kerangk! a pemekaran daerah, harus melalui mekanisme yang jelas, dimana harus disetujui lebih dulu oleh lima fraksi di dewan.

''Olehnya, itu jangan membuat pernyataan, yang akhirnya oleh rakyat Bupati disalahkan,''tegasnya.

Kalau pun pemekaran Kota Tual dengan alasan minimnya perhatian Pemerintah, diakui Johan, itu juga disebabkan minimnya anggaran dalam APBD Maluku yang dialokasikan bagi pembangunan Maluku Tenggara. ros/jpnn

Copyright © 2006 Rakyat ! Merdeka.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/batoemerah
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044